Ole Gunnar Solskjaer diharapkan bisa membawa United kembali berjaya. Foto: Xianews

Mengembalikan tradisi juara bagi sebuah kesebelasan itu gampang-gampang susah. Ada beberapa klub yang tidak mengalami kesulitan untuk meraih gelar juara, minimal liga domestik, meski sering gonta-ganti pelatih. Namun, ada juga yang tetap mengalami kesulitan untuk mengembalikan dominasi mereka meski telah melakukan banyak hal seperti mengganti pelatih dengan nama berpengalaman, atau membeli pemain-pemain kelas dunia.

Liverpool butuh 30 tahun untuk bisa kembali bersaing di papan atas. Puncaknya, musim ini mereka bisa mengangkat gelar Premier League pertama. Di sisi lain, rivalnya yaitu Man United sedang berusaha untuk mengembalikan kejayaan mereka. Sudah tujuh musim United belum bisa kembali diperhitungkan untuk menjadi pesaing untuk merebut gelar Premier League.

Ya, banyak yang menyebut kalau ini semua adalah fase transisi. Namun, siapa sih yang betah melihat tim kesayangannya terus-terusan tidak bisa bersaing menjadi penantang gelar juara! Meski banyak yang yakin kalau United tidak akan puasa gelar liga sepanjang dan selama Liverpool, namun para pendukung sudah menanti-nanti trofi liga ke-21 mereka.

Setelah Sir Alex Ferguson pensiun, segalanya menjadi serba sulit. Ya, beberapa kali United meraih trofi seperti Piala FA dan Europa League. Namun, itu semua tidak cukup untuk memuaskan para penggemarnya. Liga Primer dan Liga Champions adalah khitah United yang sesungguhnya.

Menurut Rene Meulensteen, segalanya memang menjadi serba sulit setelah sang gaffer pensiun pada 2013 lalu. Kesulitan itu adalah menentukan apa yang harus dipilih United dari dua pilihan yaitu mengambil pelatih dari luar atau mencari orang dalam yang pernah bekerja bersama United.

“Ada dua cara untuk mengelolanya dari sudut pandang saya. Yang pertama adalah mencari orang dari dalam klub yang berarti mempertahankan budaya yang sama dan menggunakan orang-orang yang paham akan filosofi, dan menjaga kontinuitas klub, atau membawa seseorang dari luar, yang berarti merubah segalanya yang berpengaruh pada klub,” kata Rene kepada Manchester Evening News.

United setidaknya sudah memilih cara yang kedua yaitu mencari pelatih dari orang di luar United. David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho adalah yang terpilih. Tapi, ketiga-tiganya tidak memberikan dampak yang signifikan. Meski ada beberapa perubahan seperti raihan trofi, namun United kerap anjlok pada musim berikutnya. Inilah yang membuat ketiganya dipecat.

Bersama Mick Phelan, Eric Steele, dan Sir Alex Ferguson, Rene menjadi bagian dari kuartet tim pelatih United yang menyumbangkan empat gelar Premier League dan satu gelar Liga Champions. Menurut orang-orang, tiga staf ini sebenarnya tidak perlu ikut mundur saat Ferguson pensiun. Katanya sih, kalau tiga orang ini masih ada di dalam klub, United tidak akan mengalami kemunduran seperti sekarang ini. Akan tetapi, Rene berkata kalau hal itu belum tentu juga akan terjadi.

“Mudah untuk mengatakan di belakang bahwa hal-hal bisa dilakukan secara berbeda, tetapi Anda berpikir, untuk sebuah klub seperti United, mereka memikirkan segala hal secara menyeluruh untuk memiliki rencana yang baik ke depannya,” tuturnya.

United telah mencoba untuk menggunakan orang luar untuk mengembalikan mereka menjadi penantang gelar juara. Sayangnya, hal itu tidak membuahkan hasil. Kini, saatnya mereka mencoba untuk memakai jalur yang pertama menurut Rene yaitu memakai orang dalam.

“Sangat jelas kalau semua orang merasa perlu berubah dari yang sebelumnya bergerak menjauh dari era Sir Alex Ferguson, kini mereka perlu membawa seseorang kembali yang paham budaya klub dan etos Ferguson, ujar Rene menambahkan.

“Itu sebabnya mereka membawa Ole Gunnar Solskjaer kembali, dengan Mick Phelan di sana. Mereka ingin membangun kembali klub dengan etos yang sama dengan apa yang Sir Alex lakukan selama bertahun-tahun. Saya bisa mengerti itu,” tuturnya.

Namun, mengembalikan “orang dalam” ke United tidak serta langsung mengubah nasib United. Harus ada sinergi antara pemain, manajemen, dan pelatih untuk bisa membawa mereka kembali sukses. Manajemen harus bisa bekerja sama dengan baik bersama manajer, lalu manajer harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan para pemainnya. Setelah itu, pemain yang akan mengaplikasikan apa yang diinginkan staf pelatih melalui penampilan di atas lapangan dengan mencari hasil berupa kemenangan dan konsisten dalam bermain.

Kalau itu semua sudah dilakukan, maka kesuksesan tinggal menunggu waktu. Jika hal itu tidak kunjung terjadi, bukan tidak mungkin si “orang dalam” ini akan mengikuti nasib mereka-mereka yang datang dari luar United yaitu mendapat surat pemecatan. Tapi sejauh ini, United pelan-pelan sudah menuju ke arah yang lebih baik.