Jika merujuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sindrom memiliki arti sebagai kumpulan gejala atau tanda yang terjadi secara serentak yang secara bersama-sama membentuk pola yang dapat diidentifikasi. Intinya, sindrom merupakan suatu karakter yang menandai ketidaknormalan tertentu.

Di kota Manchester, khususnya yang berwarna merah, saat ini sedang terkena sindrom berupa rasa kagum yang sedikit berlebihan kepada seorang Pria asal Wales yang hari ini masih menetap di kota Madrid. Pria ini sebelumnya pernah tinggal di Inggris, tepatnya di London sebelum memilih keluar ke Ibukota Spanyol untuk mencari kesuksesan.

Virus Gareth Bale menyebar dengan cepat di kota Manchester. Hanya melalui layar televisi, virus tersebut menjangkiti sebagian besar penduduk yang menyebut diri mereka sebagai Manchunian. Awal mulanya tentu ketika Bale mencetak gol kedua Real Madrid empat menit setelah dirinya masuk. Tidak tanggung-tanggung, golnya dicetak melalui Tendangan Sepeda alias Bycycle Kick alias Tendangan Balik Bandung.

Tendangannya berhasil membuat malu penjaga gawang yang pada 2016 lalu finis sebagai kiper terbaik kedua setelah Neuer. Singkatnya, Bale secara tidak langsung membuat United, setidaknya selama semusim, terhindar dari rasa malu yang teramat besar dari rivalnya tersebut.

Para pendukung Setan Merah semakin menggigil ketika mendengar Bale mengutarakan ketidakpastian masa depannya. Ia menuturkan kalau ingin bermain setiap pekan. Dan hal tersebut tidak ia dapatkan di kota Madrid pada musim lalu. Rumor kepindahan semakin kencang saat Bale dan Zidane tidak saling bicara selama tiga jam sesudah mereka menjuarai Liga Champions.

“Saya akan membicarakan masa depan saya dengan agen saya dan berbicara karena saya butuh bermain setiap pekan. Dan saya harus mempertimbangkan itu. Mungkin saja saya akan tetap di sini tapi bisa saja saya tidak di sini musim depan. Ditinggal di bangku cadangan terasa sangat menyakitkan,” tuturnya.

Setan Merah diberitakan siap mengeluarkan uang dengan jumlah banyak untuk Gareth Bale. Profil Bale jelas lebih mentereng ketimbang Willian. Kaki kirinya memang paling kuat, tapi ia bisa dimainkan di sisi kanan sebagai inverted winger. Yang lebih penting lagi, ia bisa menjadi bek sayap kalau-kalau Jose Mourinho tega ingin menaruh dia bukan sebagai pemain menyerang melainkan pemain bertahan.

Kondisi Bale yang rentan cedera juga disebut-sebut tidak menjadi masalah bagi kubu United. Aksinya di Kiev menunjukkan kalau dirinya sudah fit. Yang menjadi pengganjal kubu United sekarang ini adalah harga Bale yang masih tergolong mahal dan masih harus melibatkan Spurs jika United ingin bernegosiasi.

Dalam klausulnya, Spurs adalah pembeli utama yang harus dipriotaskan El Real apabila mereka memang berniat menjual Bale. Dilansir Independent, jika ada sebuah kesebelasan yang sudah sepakat dengan Bale maka Madrid akan memberikan kesempatan tiga hari untuk Spurs apakah mereka mau membeli kembali Bale atau tidak. Jika iya, maka Madrid wajib melepasnya kembali ke Spurs.

Akan tetapi, jika melihat nilai klausulnya yang mencapai lebih dari 400 juta paun, maka besar kemungkinan Spurs tidak akan membawa Bale kembali ke White Hart Lane. Pochettino mungkin lebih senang uang sebesar itu digunakan untuk berinvestasi merekrut pemain muda yang bisa dikembangkan menjadi pemain besar layaknya Dele Alli serta Davinson Sanchez.

Sudah lama sebenarnya United menginginkan Bale. Pada 2013, Moyes disebut-sebut ingin melakukan negosiasi dengan pemain 28 tahun tersebut. Akan tetapi, Bale lebih memilih untuk mengambil tawaran Real Madrid yang jauh lebih menggiurkan alih-alih United yang saat itu dilatih Moyes.

Dukungan untuk United juga diberikan dua legenda mereka. Rio Ferdinand dan Paul Scholes juga terkena sindrom Bale. Keduanya ingin sekali melihat Bale berseragam merah. Ferdinand bahkan membuat pesan panjang dalam postingan instagram terakhirnya.

“Saya senang apabila kamu kembali ke Premier League, khususnya ke Manchester United dan membuka lembaran baru sebagai pemimpin di klub dan menjadi ikon,” tuturnya.

Untuk saat ini, Bale kemungkinan besar akan memilih berlibur terlebih dahulu sembari menikmati Piala Champions keempatnya. United pun saat ini lebih memilih untuk fokus untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Fred. Bukan tidak mungkin, saga transfer Gareth Bale akan dimulai saat Piala Dunia berlangsung pada Juni nanti mengingat Wales tidak ikut serta dalam turnamen empat tahunan tersebut.