Tak dapat dipungkiri bahwa Ryan Giggs adalah salah satu legenda terbesar dalam sejarah klub Manchester United. Giggs mencatatkan 672 penampilan dan 114 gol selama 24 musim karir profesionalnya, dan itu semua ia torehkan hanya bersama United. Total 35 gelar berhasil ia dapatkan sepanjang karir luar biasanya itu.

Pemain bernama lengkap Ryan Joseph Giggs itu sempat menjadi asisten manajer pada musim 2013/2014 sebelum akirnya memutuskan untuk pensiun pada akhir musim itu. Ia tetap berada di United untuk menjadi asisten Louis van Gaal hingga pengujung masa kepemimpinan pelatih asal Belanda itu. Hidup Giggs benar-benar berpisah dengan United ketika Jose Mourinho datang pada awal musim ini, yang berarti ia harus menjalani kehidupan yang sangat berbeda setelah hampir 30 tahun berkutat dengan United.

Untuk siapapun, menjalani kehidupan baru setelah hampir seluruh hidupnya berkutat pada suatu hal tentu akan menjadi hal yang sulit. Tidak terkecuali dengan Giggs. Apalagi, ia memliki momen yang tak terhitung bersama United sepanjang karirnya. Hal ini membuat ia kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan baru diluar United. Ia bahkan membutuhkan bantuan psikiater untuk membantu proses adaptasi itu.

“Saya membuat keputusan untuk datang ke psikiater untuk belajar cara terbaik untuk menangani dan beberapa saran yang ia (psikiater) berikan membantu saya dalam adaptasi terhadap hidup baru diluar United,” ujar Giggs kepada media Inggris, Telegraph.

“Dia menyarankan saya untuk tetap sibuk seusai kejadian itu (pensiun), dan saya melakukannya dengan datang ke Piala Eropa di Prancis pada musim panas lalu sebagai pengamat lalu pergi ke India untuk kompetisi futsal di mana saya diundang di sana.”

“Lalu ada beberap hal kecil pula. Saya bergabung dengan gym untuk pertama kali dalam hidup saya, dan saran sederhananya adalah saya menghabiskan satu setengah jam disana untuk membuatnya menjadi hal yang rutin.”

Sepakbola memang adalah sesuatu yang dapat menguras emosi untuk orang-orang yang dapat merasakannya. Pemain asal Wales itu tampaknya adalah salah satu di antaranya.

“Hidup saya sepenuhnya terencana dalam 28 tahun bersama United. Lalu setelah itu saya dalam waktu transisi dari kehidupan profesional saya dan kehidupan pribadi saya. Saya mengerti itu akan menjadi hal yang sulit secara psikologis.”

“Stress adalah sesuatu yang saya pelajari dengan serius sebagai pemain dan saya dapat mengatakan bahwa saya kesulitan terhadap tekanan saat itu (seusai pensiun).”

“Saya berterima kasih kepada sepakbola yang memberi saya segalanya tapi saya juga menyadari bahwa karir saya berada pada pengujung ketika umur sama dengan umur dimana orang-orang diluar sepakbola juga dianggap senior dan mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya.”

Pria berusia 43 tahun itu memang adalah sosok yang emosional. Ia juga pernah merasakan kesedihan yang berat ketika Sir Alex Ferguson memutuskan untuk pensiun dari kursi kepelatihannya di United. Tapi itu semua mencerminkan bagaimana Giggs benar-benar mencintai United. Ada suatu pernyataan yang benar-benar memperlihatkan kesetiannya bersama United ketika ditanya mengenai karir diluar United.

“Bermain untuk United, melatih di United, itu semua adalah tekanan. Beberapa orang tidak setuju. Mereka pikir saya harus menantang diri saya di tempat lain. Tapi tempat mana yang lebih besar dari Old Trafford?”