Kalau ada satu orang yang berjasa buat karir Chris Smalling, dia adalah Roy Hodgson. Tanpa dukungan dan dorongan manajer Crystal Palace ini, mungkin Smalling hanya akan menjadi pesepakbola di akhir pekan bersama tim universitas.

Ceritanya, kala itu Smalling diajak untuk trial oleh Director of Football Fulham, Les Reed. Smalling yang kala itu masih berusia 18 tahun tentu tak menolak ajakan tersebut. Soalnya, ia sebelumnya membela Maidstone, kesebelasan non-league yang hampir tak mungkin menjadikannya sebagai pesepakbola profesional.

Smalling menjalani masa trial-nya dengan baik. Sampai akhirnya ia diminta menepi ke kantor untuk bertemu sang manajer, Roy Hodgson. “Dia sengaja menyaksikanku dan membawaku ke kantornya. Lalu, semuanya bermula dari sana. Aku tak ingat semua baris percakapannya karena terasa sedikit buram. Tapi yang aku ingat, Roy amat memberikan harapan,” kata Smalling.

Salah satu poin yang membuat Smalling tertarik adalah Hodgson menyebut kalau diirnya juga mantan pemain Maidstone. Hal itu membuat Smalling terkejut karena ia tak tahu kalau ada pemain profesional dari Maidstone. Sejatinya Hodgson sendiri bermain di Maidstone pada awal 1970-an.

Smalling lantas kembali seminggu kemudian untuk bergabung bersama tim reserves Fulham. Lantas ia pun disodori kontrak kira-kira sebulan kemudian.

Smalling sendiri memberi syarat sebelum ia menyetujui kontrak tersebut. Smalling ingin terlebih dahulu menyelesaikan tes kuliahnya. Ada tiga universitas yang menawarkan studi ekonomi finansial di Leicester dan Loughborough. Syaratnya, Smalling harus mendapatkan tiga nilai B dalam ujian, dan ia berhasil menyelesaikannya.

“Aku rencananya akan masuk universitas. Tapi, satu atau dua bulan sebelum tes, aku ditawarkan trial di Fulham dan Middlesbrough. Makanya aku tak punya beban dan mengerahkan semua kemampuanku,” ungkap Smalling. “Aku berangkat bersama ibu dan kakakku. Namun, (kalaupun gagal), kami masih punya rencana cadangan yakni masuk universitas.”

Dua musim bersama Fulham, Smalling pun direkrut Manchester United oleh Sir Alex Ferguson dengan biaya transfer 10 juta paun. Sempat pula ditaksir Arsenal, Smalling memilih tempat yang tepat karena bersama United, kariernya terkatrol begitu tinggi.

Namun, segalah kemampuannya di bidang pendidikan tersebut tak membuat Louis van Gaal terkesan. Gara-gara kartu merahnya dalam pertandingan menghadapi Manchester City, Sang Meneer malah menyebutnya “bodoh”.

“Aku ceroboh. Anda belajar banyak dari dirimu sendiri ketimbang dan yang manajer dan penggemar katakan. Itu adalah sesuatu yang tak biasa aku lakukan dan semoga itu tak terjadi lagi. Aku telah belajar untuk tak terjebak dalam situasi tersebut. Aku tak mencoba untuk mengumpulkan kartu tapi itu adalah momen kegilaan,” kenang Smalling.

Perekrutan Smalling sendiri tak lain karena ia diplot sebagai pengganti Rio Ferdinand di lini pertahanan Setan Merah. Di sisi lain, Smalling pun memuji Ferdinand sebagai salah satu bek terbaik yang pernah ada.

“Rio adalah bek yang sangat aku kagumi dari cara dia menempatkan karakter dan kepribadiannya di atas lapangan. Dia bukanlah bek pada umumnya. Anda bisa melihat karakternya dari cara ia bermain bola. Itu adalah sesuatu yang pemain muda harus pelajari,” kata Smalling.

Smalling sendiri awalnya bermain untuk Milwall hingga usia 14 tahun. Namun, karena jauh dari tempat tinggalnya, ia merasa homesick. Smalling juga membatalkan kontrak dengan Middlesbrough dengan alasan yang sama dan lebih memilih bergabung bersama Maidstone.

Atas segala yang dilakukan Hodgson, Smalling pun mengungkapkan rasa terima kasihnya, “Kalau Hodgson tak memberiku kesempatan, mungkin aku tak akan ada di sini. Di tahun pertamaku adalah waktunya beradaptasi. Di tahun kedua adalah menjadikannya sebagai panggung pertunjukkan.”