Entah sudah berapa kali Jose Mourinho tidak menunjukkan sikap ramah ketika menghadapi awak media. Pada pra musim kali ini saja, Jose tidak henti-hentinya mengeluarkan komentar yang menunjukkan ketidakberdayaan. Ditambah dengan sorot matanya yang selalu tajam, alisnya yang naik sebelah serta rambut yang acak-acakan menjadi pemandangan jamak yang membuat konferensi pers yang seharusnya berjalan santai berubah penuh ketegangan.

Hampir tidak pernah rasanya melihat klub sebesar United tidak bisa menang di pra musim. Hanya di rezim Jose Mourinho saja hal ini bisa terjadi meski sejauh ini Mou tidak pernah mengalami kekalahan yang memalukan di pra musim seperti apa yang dilakukan Moyes ketika United melawan Thailand All Star.

Minggu kemarin, Manchester United takluk dengan skor telak 1-4 dari Liverpool. Dalam laga tersebut, pertandingan berjalan berat sebelah. Setan Merah didominasi habis oleh Si Merah. Memang, pertandingan ini belum menjadi tolak ukur kesuksesan mereka musim depan. Akan tetapi, hasil ini menunjukkan bahwa United belum siap untuk menyambut musim 2018/2019.

Seperti biasa, Mou menumpahkan kekesalannya dengan mencari Kambing Hitam. Beberapa orang menjadi sasaran. Dari wasit yang memimpin laga, hingga para pemain mudanya yang belum menunjukkan kelayakan bermain di skuad utama.

“Perangkat pertandingan yang memimpin laga ini datang dari federasi baseball dunia dan mungkin saja ia mengira kalau laga ini adalah laga baseball dan bukan soccer (sepakbola),” tuturnya.

“Para pemain yang bermain pada laga ini adalah mereka-mereka yang tidak akan bermain dalam laga pertama melawan Leicester. Beberapa bahkan tidak akan menjadi bagian skuat kami musim mendatang.”

Ucapan yang dikeluarkan terakhir memang bisa bermakna ganda. Apakah Mourinho benar-benar tidak akan memainkan mereka pada laga pertama serta menahan keinginannya menaikkan beberapa pemain muda, atau hanya sebatas gertak sambal. Mengingat Mourinho adalah manajer yang kerap meminta respons positif dari para pemainnya dengan cara mengejeknya di depan media. Namun yang pasti, ucapan yang keluar dari mulutnya tersebut menegaskan kalau Jose sedang kesal dengan realita yang ia alami saat ini di kota Manchester.

Daftar Transfer yang tak Kunjung Direalisasikan

Musim ini, United terlihat pasif di bursa transfer. Setelah Fred, Dalot, dan Lee Grant, tidak ada nama lain yang digosipkan datang ke United. Mou bahkan panik mengingat waktu untuk merekrut pemain tinggal 8 hari lagi.

Mourinho sebenarnya sudah meminta manajemen Setan Merah untuk membeli pemain yang jadi incarannya sejak Premier League musim lalu berakhir. Akan tetapi, pergerakan mereka cenderung pasif. Beberapa waktu lalu, ia seolah membuka borok manajemen United yang memang lambat dalam mengurus permintaan transfernya.

“Saya masih ingin dua pemain lagi. Saya rasa saya tidak akan mendapat keduanya. Tapi mungkin saya bisa mendapat satu nama. Saya memberikan daftar ke klub berisi lima nama beberapa bulan lalu dan saya menunggu apakah perekrutan ini memungkinkan atau tidak. Jika memungkinkan maka dia akan datang. Jika tidak maka ya tidak ada yang datang dan saya akan fokus dengan para pemain yang kami punya.”

Pemain-pemain yang Belum Kembali dari Liburan

Beberapa waktu lalu beredar foto Paul Pogba yang sedang merayakan pesta bersama Marouane Fellaini setelah keberhasilan menjuarai Piala Dunia. Sebelumnya, Anthony Martial mengunggah foto bayi mungil yang menjadi anggota baru dalam keluarganya. Di sisi lain Mourinho masih menunggu penuh harap para pemainnya bisa kembali secepatnya.

Mourinho memang tidak bisa berharap banyak dari skuadnya saat ini. Dari pemain yang sering dimainkan dalam empat laga pra musim, hanya Alexis Sanchez, Ander Herrera dan Eric Bailly, yang kemungkinan menjadi langganan starter musim depan. Sisanya adalah pemain yang baru kembali dari masa peminjaman dan pemain muda yang jarang berlatih dengan skuad utama.

“Ini bukan skuat sebenarnya. Bisa dibilang, pemain yang saya bawa ke pra musim ini hanya setengah dari skuat utama atau bahkan 30 persen saja. Besar kemungkinan, kami memulai pekan pertama liga Inggris tanpa para pemain yang masih absen karena berlibur.”

Di saat para pemainnya belum kembali, Mourinho justru mendapat beberapa kabar yang kurang mengenakkan. Matic datang dengan membawa kabar kalau dirinya harus dioperasi, begitu juga dengan Fred. Valencia dan Smalling tiba-tiba mengalami cedera sementara itu kembalinya De Gea belum berdampak apapun karena Lee Grant dan Joel tampil memuaskan sejauh ini.

Mourinho semakin gusar karena tiga hari sejak lahirnya sang anak, Anthony Martial belum kembali dari izin menemani istrinya melahirkan. Waktu yang serba mepet ini membuat Jose meminta para pemainnya untuk memotong waktu liburannya. Sejauh ini, baru Phil Jones dan Marcus Rashford yang rela memotong masa liburnya demi skuad.

“Anthoy Martial mendapatkan bayi yang cantik dan puji tuhan lahir dengan sehat. Tetapi setelah bayinya lahir, dia seharusnya sudah berada di sini bersama kami. Jadi, saat ini hanya Juan Mata dan Alexis yang mungkin akan bermain penuh 90 menit melawan Real Madrid dan Bayern Munich.”

“Pemain memang saya berikan waktu untuk berlibur tetapi saya minta mereka juga untuk menjaga kondisi fisiknya agar siap ketika kembali ke sini. Rashford dan Jones akan kembali lebih cepat dan itu bagus karena tim kami sedikit bermasalah di awal musim.”

***

Banyak yang menyebut kalau musim ketiga tampaknya akan menjadi musim terburuk Jose Mourinho bersama United. Akan tetapi, bukan sesuatu yang bijak menjadikan hasil pra musim sebagai parameter keberhasilan ketika musim sesungguhnya dimulai. Akan tetapi, apa yang dialami Jose Mourinho menunjukkan kepada dunia bagaimana sulitnya menangani United.

Mourinho mungkin tidak merasakan tekanan sebesar saat ini ketika menangani Chelsea, Inter Milan, maupun Real Madrid. Di sini, Mourinho tidak hanya menyenangi para penggemar United dengan gelar melainkan beberapa aspek lainnya.

Strategi Mourinho tetap dikritik dengan label “Parkir Bus” meski kenyataannya, angka rerata serangan United di tangan Mourinho merupakan yang terbaik dalam lima musim terakhir. Ia juga dituntut untuk membeli pemain bintang dengan harga mahal meski para penggemar juga memintanya memainkan pemain muda sesering mungkin. Hal ini membuktikkan kalau menangani klub sekelas Manchester United butuh perjuangan ekstra.