Foto: Givemesport.com

Ketika seorang pemain datang ke klub baru, maka ekspektasi besar akan selalu bermunculan. Apalagi kalau yang datang adalah pemain muda penuh potensi. Tidak sedikit yang mengharapkan kalau si pemain akan menjadi legenda klub pada masa depan. Lantas apa yang terjadi jika segala ekspektasi tersebut belum bisa dibayar oleh si pemain? Maka orang-orang yang pernah memberikan harapannya akan terkesan seperti orang yang pandir.

Sir Alex Ferguson marah saat pelatih Inggris U-21, Stuart Pearce, menyebut Phil Jones terkena penyakit Herpes sehingga tidak dimainkan pada laga uji coba melawan Swedia pada 2013 lalu. Ferguson merasa penyakit tersebut tidak mungkin mempengaruhi performa seorang pesepakbola sampai membuat si pemain absen dari pertandingan.

Baca juga: 29 Fakta Phil Jones

Kisah di atas merupakan contoh betapa sayangnya Sir Alex kepada Phil Jones. Belum lepas dari ingatan ketika Fergie mengungkapkan alasan membeli Jones dikarenakan pemain ini bisa menjadi pemain besar.

“Dari caranya bermain, Jones adalah salah satu pemain terbaik kami. Saya pikir Jones menjadi salah satu pemain terbaik kami yang bisa bermain di semua posisi. Pada usia 21 tahun, dia akan menjadi pemain fenomenal. Dia punya pengaruh besar dengan nalurinya dalam membaca permainan. Tidak peduli di posisi mana ia dimainkan, ia selalu luar biasa,” tutur Sir Alex.

Jones tampil gemilang pada musim debutnya bersama Setan Merah. Ia tampil 41 kali dengan 32 diantaranya dimulai sejak menit pertama. Musim debutnya memang tidak selalu mulus. Ia bahkan dua kali membuat gol bunuh diri yang menyebabkan timnya gagal menang. Akan tetapi, hal itu dianggap maklum oleh sebagian orang karena Jones baru memasuki musim pertama.

Baca juga: Phil Jones, Memotong Liburan demi Latihan

Pujian justru makin banyak berdatangan. Bobby Charlton dengan berani menyebut kalau Jones adalah titisan Duncan Edwards. Takdir sendiri seperti mengizinkan kalau Jones identic dengan Edwards. Ia lahir pada tanggal dan bulan yang sama saat rekan sejawat Charlton tersebut meninggal dunia setelah tragedi Munich. “Setiap saya melihat Phil Jones, saya langsung teringat Duncan Edwards,” tuturnya.

“Brilian bagi saya dianggap menjadi pemain seperti Duncan. Hal ini membuat anak muda seperti saya tersanjung karena dibandingkan dengan pemain muda yang begitu hebat di masa lalu. Tentu saja ini menjadi perasaan yang luar biasa,” kata Jones menanggapi pujian tersebut.

Jika pujian dari Sir Bobby sudah dianggap berlebihan, tunggu sampai Anda menyimak komentar dari mantan pelatih Inggris, Fabio Capello. “Jones adalah bakat. Pemain muda dengan bakat besar. Dalam karier saya, hanya ada dua pemain belakang hebat, Franco Baresi dan Fernando Hierro. Saya pikir dia adalah pemain yang bisa setara dengan kedua pemain tersebut.”

Entah bagaimana reaksi Sir Bobby dan Capello ketika melihat Jones saat ini. Bukan tidak mungkin Capello akan mengganti chanel televisinya saat ia tahu kalau Jones akan bermain. Saat melihat Jones ada di lini pertahanan, Sir Bobby mungkin akan memilih ngobrol bersama legenda yang lain atau sebisa mungkin menjauhkan pandangan dari lini pertahanan.

Orang yang disandingkan dengan Duncan Edwards ini justru lebih mirip William Prunier. Selain itu, Jones juga tidak cocok disandingkan dengan Baresi maupun Hierro. Claudio Cacapa mungkin menjadi contoh yang paling dekat. Jika Anda tidak tahu siapa William Prunier dan Claudio Cacapa maka silakan googling.

Baca juga: Phil Jones, Pemain Hebat yang Lututnya Sering Kumat

Sudah tujuh musim segala pujian yang diberikan kepada Jones belum bisa ia bayar dengan penampilan yang memukau. Ia bahkan membuat gol bunuh diri pada pertandingan terakhir yang ia mainkan. Gol tersebut memang bukan semata-mata kesalahan Jones, namun mengingat ia menjadi pemain terakhir yang menyentuh bola maka namanya yang menjadi sorotan.

Pembelaan kini sudah tidak lagi didapat. Sebaliknya, ia menjadi bahan olok-olokan semua orang yang tidak jarang datang dari pendukung United sendiri. Bahkan ada yang rela membuat video kompilasi gol-gol bunuh diri Jones termasuk yang ia buat terakhir ke gawang Romero.

Jones pula yang membuat Sir Alex Ferguson seperti pelatih yang tidak bisa memberikan warisan pemain yang bagus kepada para penerusnya. Bayangkan jika duet Jones dan Chris Smalling tidak mengalami penurunan dari segi kebugaran maupun performa, bisa-bisa United tidak usah lagi membeli Bailly, Lindelof, atau nama-nama incaran seperti Koulibaly, Alderweireld, maupun Maguire.

Sayangnya di saat para penggemar United ingin melihat Jones menjadi pemain belakang yang tangguh, mereka justru disuguhi penampilan penuh canda dan tawa dari pemain yang jumlah gol bunuh dirinya berselisih satu saja dari golnya sepanjang sejarah bersama United.