Foto: Evening Times

Manchester United kehadiran orang baru dalam struktur kepengurusan mereka. Namun yang datang kali ini bukan bertugas sebagai Direktur Olahraga melainkan hanya sebagai analis rekrutmen.

***

Memang belum ada pengumuman resmi dari situs resmi klub, namun dikutip dari Manchester Evening News, Setan Merah telah setuju untuk mengangkat Neil Mclhargey untuk bekerja bersama Ole Gunnar Solskjaer sebagai analis rekrutmen. Dia menjadi orang kedua yang direkrut untuk bekerja di balik layar setelah Andrew Meredith yang ditunjuk sebagai Analysis Operation Manager pada bulan September lalu.

Sebelum bekerja dengan Manchester United, Neil adalah analis rekrutmen di kesebelasan Skotlandia, Rangers. Namun kedatangan Steven Gerrard pada musim panas 2018 membuatnya terdepak dari Ibrox. Legenda Liverpool ini ingin membentuk ruang ganti dengan orang-orang yang menjadi pilihannya sendiri.

Neil bekerja di Rangers selama tiga tahun setelah dibawa oleh Mark Warburton yang saat itu diangkat sebagai manajer. Bisa dikatakan kalau dia adalah anak emas dari Warburton. Pasalnya, saat ia masih menjadi manajer di Brentford dan Watford, Neil selalu ikut serta dengannya.

Meski Warburton telah meninggalkan Rangers pada Februari 2017 lalu, namun Neil masih bekerja bersama Pedro Caixinha dan Graeme Murty. Gerrard kemudian merasa kalau orang-orang seperti Neil hanya bikin sesak ruang ganti saja sehingga ia kemudian didepak. Setelah meninggalkan Rangers, Neil bekerja selama satu tahun sebagai analis konsultan di FA Skotlandia dan tim U-21 dan U-19 negaranya.

Sesuai dengan nama jabatannya, maka tugas Neil di United nanti adalah sebagai melakukan penilaian terhadap pemain-pemain yang akan direkrut oleh Setan Merah. Dari hasil kerjanya, United kemudian bisa menentukan apakah pemain ini layak untuk dibeli atau tidak. Kerja sama dan komunikasi antara dirinya dengan staf kepelatihan harus terus dijaga karena dia juga terlibat dalam bursa transfer klub.

CV yang Menjadi Perdebatan

Meski begitu, penunjukkan Neil ini memicu perdebatan yang datang dari para suporter United. Di media sosial Twitter, dua kelompok suporter United terpecah menjadi dua bagian yaitu pro dan yang kontra. Rata-rata dari mereka mengeluarkan banyak pendapat tentang masalah ini.

Bagi yang kontra, mereka merasa tidak percaya sekaligus heran ketika United menunjuk seseorang seperti Neil. Mereka beralasan kalau CV pria Skotlandia ini tidak pantas membuatnya masuk sebagai salah satu staf bagi klub sebesar Manchester United.

Hal ini terbilang wajar mengingat sepanjang kariernya, Neil lebih banyak berkutat dengan kesebelasan-kesebelasan medioker penghuni papan tengah atau bawah di setiap kompetisi yang diikuti. Brentford masih bersaing di League One ketika Neil masuk menjadi analis rekrutmen. Di Watford, karier Neil pun lebih banyak berkutat bersama tim junior. Ketika ia pindah ke Rangers, klub saat itu masih bermain di Divisi Championship.

Mereka-mereka yang kontra merasa kalau United semakin dibuat medioker dengan penunjukkan Neil. Setelah menunjuk Solskjaer yang hanya memiliki CV menjadi manajer Cardiff dan Molde, mereka menunjuk Neil.

Ada kesan penurunan di sana. Saat mereka mengharapkan orang-orang dengan latar belakang hebat bisa masuk ke United dan mengangkat tim ini kembali seperti Ralf Ragnick atau bahkan Edwin Van der Sar, manajemen justru setuju mengangkat seseorang yang kapasitasnya hanya menangani kesebelasan-kesebelasan papan tengah dan hanya sebagai analis rekrutmen. Posisi yang dianggap tidak penting.

D sisi lain, mereka-mereka yang pro rata-rata memiliki pendapat kalau semua pemain yang dianalisis oleh Neil memberikan kontribusi yang baik terhadap timnya masing-masing. Sehingga tidak adil rasanya kalau menilainya dari CV semata.

Brentford misalnya, sejak mempekerjakan Neil mereka tidak pernah lagi terdegradasi dari Championship. Begitu juga dengan Rangers yang langsung masuk tiga besar dengan pemain-pemain yang mayoritas adalah hasil analisis dirinya.

Andre Gray dan Alfredo Morelos adalah dua contoh pemain hasil analisis Neil yang kemudian sukses bersama klubnya masing-masing. Gray didatangkan Brentford dari Luton Town dan menjadi top skor klub dengan 18 gol. Namanya kemudian semakin menanjak setelah ia hijrah ke Burnley dan sekarang memperkuat Watford. Sementara itu, Alfredo Morelos menjadi salah satu penyerang terbaik di liga Skotlandia. Dia kini sudah membuat 70 gol selama tiga musim setelah direkrut dari kesebelasan Finlandia HJK.

Kesukaan terhadap pemain-pemain muda bisa menjadi alasan mengapa Neil diamankan oleh United. Memiliki visi yang sama dengan Solskjaer diharapkan bisa membuat United mendatangkan pemain-pemain yang minim pengalaman namun punya prospek yang bagus layaknya Morelos.

Namun membandingkan perekrutan di United dengan tim-tim tempat Neil bekerja memang berbeda. Di sana, uang yang terlibat tidak terlalu besar. Tekanannya pun tidak terlalu besar. Di sisi lain, Manchester United butuh pemain-pemain terbaik di setiap posisinya. Pemain-pemain yang diharapkan bisa memberikan dampak berupa prestasi dan bukan sekadar finis pada papan tengah.