foto: melty.fr

Anthony Martial mampu melesakkan lebih dari 30 gol dalam semusim. Ia bahkan menjadi kandidat pemain terbaik dunia. Hampir setiap musim, ia selalu bermain dengan begitu impresif. Ia diingini oleh hampir semua orang.

Narasi di atas tidak hadir pada kenyataan yang sebenarnya. Narasi di atas muncul pada platform game sepakbola baik itu FIFA, Pro Evolution Soccer, dan Football Manager. “Capaian” Martial di game itu, membuat banyak orang, termasuk Louis van Gaal dan Manchester United, tak segan menebusnya dengan nilai 36 juta paun. Angka tersebut berpotensi untuk kembali meningkat menjadi 58,8 juta paun andai Martial memenuhi klausul dalam kontraknya.

Kontrak Martial tersebut menjadikannya sebagai pemuda termahal di dunia, kala itu. Namun, kehadirannya di United masih belum sesuai ekspektasi. Pada musim pertamanya, Martial hanya mampu melesakkan 11 gol di liga. Catatan ini memang tidak buruk, karena selain masih muda dan beradaptasi, posisi Martial pun ada di sayap, bukan sebagai ujung tombak.

Musim ini, Martial diharapkan bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun, Martial justru kerap tersisih dari pos sayap kiri. Sepanjang musim ini, ia baru bermain selama 297 menit dengan mencetak satu gol dan dua asis di liga.

Selain alasan teknis, ada pula kekhawatiran baik dari penggemar United, bahkan dari Jose Mourinho, soal kondisi psikologis Martial. Ini tak lepas dari perpisahan dirinya dengan sang kekasih, Samantha Jacquelinet, karena masalah pelik awal tahun ini.

Selingkuh

Samantha membuka semuanya pada Agustus lalu. Kepada The Sun, ia bercerita panjang lebar soal bagaimana dirinya berpisah dengan Martial.

“Semuanya berubah. Pesepakbola di Inggris tak ubahnya seorang raja. Mereka punya banyak uang dan perhatian, seperti mereka hidup di dunia lain,” kata Samantha membuka pembicaraan.

“Dia tengah berada dalam pusat perhatian dan semuanya meledak. Para perempuan muda mulai mendekatinya.”

Samantha merasa ada yang berubah begitu drastis dalam diri Martial. Ia merasa kalau Martial yang sekarang, bukanlah Martial yang dulu dikenalnya.

“Dia tidak pernah berusaha untuk mencari perempuan lain sebelum kami pindah (ke Manchester) dan tak pernah sekalipun aku meragukan (komitmen)nya. Jadi, fakta bahwa dia selingkuh, itu amat mengejutkanku sampai mengguncangku begitu keras,” ungkap Samantha.

Selingkuh? Martial yang punya wajah kalem dan pemalu itu selingkuh?

Pria yang Pendiam dan Penyayang

Samantha bertemu dengan Martial saat usianya masih 20 tahun, sementara Martial masih berusia 17 tahun. Keduanya memadu kasih sampai setahun kemudian, anak pertamanya lahir.

“Mengetahui kalau aku hamil adalah sebuah kerterkejutan yang bagus. Anthony masih 18 sementara aku 21, tapi kami tak sabar menunggu untuk menjadi orang tua,” kata Samantha.

Samantha menjelaskan, kala anaknya, Peyton, lahir, ia mesti dilakukan sesar secara darurat karena kondisi bainya yang lemah. Bahkan, Samantha mesti berada di kursi roda selama beberapa hari. Namun, yang menguatkannya adalah Martial. Sebagai seorang suami dan ayah dari anaknya, Martial begitu menguatkan dirinya.

“Dia mengganti popok Peyton, memeganginya, dan membantuku memberinya makan. Ia pun membantuku mandi dan berpakaian. Dia amat mengagumkan dan itu membuat hubungan kami menjadi lebih kuat,” cerita Samantha.

Sulit Beradaptasi di Manchester

martial-samantha-1-mirror-uk
foto: mirror.co.uk

Setelah pindah ke Manchester, keduanya tinggal di rumah sewaan di Chesire dengan empat kamar tidur, kolam renang, dan pusat kebugaran. Namun, Samantha merasa kalau dirinya sulit untuk menjalin pertemanan.

Samantha mengakui kalau United sebenarnya sering membuat acara yang mempertemukan keluarga para pemain. Namun, ia belum lancar berbahasa Inggris. Lagipula, rata-rata perempuan seusianya belum punya anak. Ini yang membuatnya lebih fokus diam di rumah.

“Fokusku pada Peyton, jadi aku tidak tertarik dengan pergi ke bar atau restoran sepanjang waktu. Aku pulang ke Prancis untuk bertemu keluargaku setidaknya sekali sebulan dan mereka pun begitu. Aku pergi belanja ke Trafford Centre, tapi jarang meninggalkan rumah (selain ke sana),” ungkap Samantha.

Apa yang diucapkan Samantha seolah menjadi jawaban atas “tuduhan” yang dilontarkan Martial kepadanya. “Anthony bilang padaku kalau aku adalah seorang nenek-nenek, bahwa aku tak suka pergi ke luar, dan dia tidak mencintaiku lagi,” kata Samantha.

Banyak yang Mendekat

Popularitas Martial di Manchester United langsung terasa. Followers Instagramnya mencapai dua juta, dan tidak sedikit dari mereka, para gadis berusia muda, yang mengirimkan foto pribadinya di Instagram.

“Kesebelasan besar lain biasanya menawarkan bantuan untuk mengelola media sosial, tapi kami tak ditawarkan. Dia mendapatkan lusinan foto di Instagram dari perempuan. Mereka mengirimkan foto seksi dan mengemis untuk bisa berhubungan dekat,” cerita Samantha.

“Perempuan-perempuan itu tidak peduli tentang keluarga pemain atau perempuan yang tengah bersama pemain itu. Mereka hanya ingin tas tangan buatan desainer ternama, sepatu, dan perhatian media.”

Liburan ke Paris

martial-samantha-2-dailymail-uk
foto: dailymail.co.uk

Suatu hari di bulan Januari, Martial bilang pada Samantha kalau ia akan ke Paris untuk bertemu kedua orang tuanya. Namun, faktanya, ia tinggal di hotel mewah bersama “X Factor Wannabe”, Emily Wademan, setelah bercakap-cakap di Twitter.

“Lalu, berita itu muncul, dan aku tahu kalau aku benar,” ujar Samantha yang menjelaskan kalau ia punya firasat kalau Martial tengah bersama perempuan lain di Paris.

“Aku bertanya pada Anthony tentang itu, tapi dia bilang kalau aku ‘perempuan jalang’ dan dia menolak kalau dia mengkhianatiku.”

Untuk meredakan rasa kecewanya, Samantha pun pulang ke Prancis untuk menenangkan diri selama sepekan. Lalu, saat kembali, ia kembali meminta penjelasan kepada Martial dan meminta hubungannya kembali baik demi anaknya.

“Anthony bersumpah padaku kalau dia sama sekali tidak menyentuh Emily dan dia bergurau kalau satu-satunya orang yang membuatnya terpana adalah Selena Gomez,” kata Samantha.

Kian Merenggang

Hubungan Samantha dengan Martial mulai merenggang saat pemain kelahiran 5 Desember 1995 tersebut memblok nomornya.

“Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Namun, saat pulang ke rumah, dia begitu dingin dan berkata kalau aku membuatnya bingung dan dia tak ingin bersamaku lagi,” kata Samantha. “Itu jelas mengejutkan. Itu adalah 1 April dan aku pikir itu lelucon April Mop. Aku pun menelepon Melanie.”

Melanie yang dimaksud Samantha adalah presenter sebuah talk show di Prancis. Martial kerap melakukan panggilan video dengan Melanie yang disebutnya sebagai “teman lama”.

“Dia bilang, itu bukan sekadar seks antara mereka dan dia ingin hubungan yang lebih serius. Aku memohon pada Melanie untuk meninggalkannya, tapi Melanie tidak tertarik,” kata Samantha.

Samantha menjuluki Martial, yang mendapatkan gaji lima juta paun, sebagai seorang yang kikir. Saat keduanya berpisah, Martial menyewakan rumah di luar Paris dan hanya memberinya tiga ribu paun perbulan. Padahal, Martial digaji hampir 420 ribu paun setiap bulannya.

Selain itu, Martial dan Melanie pun pernah memosting foto, secara terpisah, di Santorini, Yunani. Dulu, Samantha pernah mengajaknya ke sana tapi Martial menolaknya dengan alasan terlalu mahal.

Martial yang Berubah

“Anthony telah benar-benar berubah dari orang yang sederhana, pemalu, dan pria muda yang dicintai saat aku bertemu di Monaco dan aku amat yakin kalau kami tinggal di sana kami masih bisa bersama.

“Kami tinggal dalam kehidupan yang baik dengan privasi. Kami berdua senang dengan tinggal di rumah dan tidak keluar ke bar atau restoran. Anthony bahkan tak pernah menenggak alkohol,” beber Samantha.

Samantha menyatakan kalau pemuda manapun yang tiba-tiba masuk ke dunia selebiritas dan dipenuhi dengan uang mungkin akan berlaku sama. “Tapi Anthony punya tanggung jawab. Dia punya partner dan anak,” ucap Samantha.

“Aku takut kalau saat tumbuh besar, Peyton lebih memilih meluangkan waktu bersama ayahnya, dengan rumahnya yang bagus dan uang akan membawa Peyton ke manapun di dunia dan mendapatkan apapun yang ia mau. Namun, teman dekat dan keluargaku meyakinkanku kalau anak-anak lebih menginginkan cinta dan rasa aman, bukan sesuatu yang materialistis.”

Pada akhirnya, kita tak bisa menyalahkan kalau Samantha bilang begini: “Aku diberitahu kalau United adalah family club, tapi di luar lapangan dia tidak diberi petunjuk. Manchester United telah menghancurkan hidupku.”