Setelah berita soal perselingkuhannya dengan Anthony Martial terungkap ke publik, Emily Wademan pun akhirnya buka suara. Kepada The Sun pada Januari awal tahun ini, ia mengakui semuanya, sekaligus mematahkan semua argumen Martial kepada Samantha.

Pada bagian pertama diceritakan bahwa Emily adalah perempuan yang bersama Martial di hotel. Cerita ini tidak ditolak Emily bahkan dikuatkan olehnya. Emily pun menceritakan kalau Martial bahkan tak merasa terganggu saat keduanya berjalan bersama di Paris.

“Saat kami kembali ke Paris, dia begitu senang membawaku jalan-jalan di hadapan penggemar Prancis di Champs Elysees. Dia menghadirkan akhir pekan yang romantis, tapi kini dia telah kembali pada istri dan anaknya,” ucap Emily.

Berdasarkan pengakuannya, Emily tidak mengetahui kalau Martial sudah punya kekasih, apalagi telah dikaruniai seorang putri. Ini yang kemudian membuatnya buka suara soal hubungannya dengan Martial.

Diminta ke Prancis

Perkenalan Emily dengan Martial berawal dari media sosial. Kala itu, Martial-lah yang terlebih dahulu menyapanya. Martial pun sering memintanya untuk mengirimkan foto wajahnya.

“Dia terobsesi dengan bibirku. Aku biasanya mengiriminya foto dan kami pun berbincang soal hal sehari-hari,” kata Emily. “Itu mungkin bodoh tapi saat pertama kali berkenalan, aku tidak mencari tahu jadi aku berpikir kalau dia itu lajang.”

Pada suatu hari, Martial mengiriminya foto saat tengah mandi es usai latihan. Momen itu adalah saat Martial memenangi pertandingan dan berhasil mencetak gol. Martial bercerita kalau ia tengah putus asa dengan istrinya.

“Itulah saat saudara lelakiku bilang kalau dia sudah punya pacar dan aku sadar kalau dia sudah menikah. Namun, saat aku bertanya padanya, dia bilang hubungannya telah usai,” jelas Emily.

Dua hari kemudian, usai kemenangan 2-1 atas Swansea tersebut, Martial membayar senilai 600 paun untuk tiket Emily ke Paris. Ia pun diminta datang ke Hotel Sofitel, hotel bintang lima, seharga 250 paun semalam, karena Martial telah menunggunya di sana.

“Kami telah bercakap-cakap di Snapchat untuk beberapa pekan, jadi aku tidak berpikir apapun saat akan bertemu dengannya. Dia mengirimiku lokasi hotel dan saat aku tiba di Paris, aku langsung menuju hotel untuk bertemu dengannya.”

Setelah bertemu, Emily merasa aneh karena tiba-tiba Martial menciumnya. “Sangat jelas kalau dia berpikir malam itu aku akan tidur bersamanya, tapi aku tak ingin pergi ke Paris hanya untuk tinggal di kamar hotel,” jelas Emily. “Ditambah, aku tidak akan tidur dengan seseorang pada kencan pertamaku.”

Emily pun menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan di Paris bersama Martial. Meskipun keduanya tidak berpegangan tangan, tetapi Martial tidak merasa canggung saat sejumlah penggemar menyaksikan mereka bersama.

Seperti yang diungkapkan Samantha soal perempuan yang mendekati Martial, Emily ternyata melakukannya: ia pergi ke toko parfum dan toko tas bermerek!

Saat tiba di hotel, Emily bercerita kalau mereka berdua mulai memadu kasih. Namun, Emily menjelaskan kalau dia bukanlah tipe perempuan seperti itu. Tapi karena suasana yang romantis, ditambah dengan alkohol yang sudah naik ke otaknya, ia pun tak bisa menahannya lebih lama.

Keesokan harinya, Emily belanja sendirian sementara Martial tinggal di hotel. Namun, jelang kepulangannya, hubungan keduanya justru merenggang karena Emily membeli krim wajah untuk teman lelakinya.

“Aku membelinya untuk seorang teman, tapi dia merasa kesal dengan berkata ‘Oh, kamu bicara ke pria lain,” ingat Emily.

Setelah pulang ke Inggris, Emily mulai mencari tahu soal Martial. Ia melihat Instagramnya dan mengetahui kalau istri Martial memosting foto mereka berdua saat Natal.

“Martial bilang kalau mereka tak lagi bersama, tapi istrinya jelas berpikir mereka masih. Saat aku bertanya pada Martial, dia cuma bilang: ‘Aku tak menikah.”

Cinta dari Jauh

Sementara Martial berada di Paris bersama Emily, Samantha, istri Martial, terus mengunggah foto sebagai bentuk sayangnya kepada sang suami. Ia sendiri tengah berada di Dubai dalam rangka liburan.

Ia pun sempat mengunggah foto Martial tengah menggendong Peyton dengan keterangan: “Kamu adalah ayah terbaik di dunia.”

Sementara saat kepindahannya ke Old Trafford pada September, Samantha memosting: “Sayang, buatku kamu akan selalu menjadi teman terbaik dan suami terbaik, seorang ayah yang menyenangkan dan pemain terbaik dunia.”

Sejumlah orang yang dekat dengan Martial menyebut kalau Samantha punya peran yang besar dalam hidup Martial. Remi Garde, yang membawanya ke Akademi Lyon, pernah mengingatkannya agar tak tersesat,

“Dia telah menikah dengan Samantha. Dia terlihat amat muda tapi lebih baik buatnya kalau dia pulang setiap malam ke rumah daripada berpesta pora dan minum-minum.”

Family Man

Martial sendiri pernah mengakui kalau dirinya adalah seorang pria penyayang keluarga. Pernah suatu ketika ia bicara pada majalah Prancis: “Setelah berlatih, aku memilih pulang ke rumah untuk bertemu istriku. Aku amat bersahaja.”

Hal ini pun diperkuat oleh kakaknya, Dorian. Ia mengklaim kalau, “Dua hal yang paling penting dalam hidup Martial adalah sepakbola dan keluarga.”

Maka, atas apa yang menimpanya waktu itu, jelas membuat bukan cuma istrinya yang kecewa, tetapi juga sang manajer United kala itu, Louis van Gaal.

Seorang sumber di United menuturkan: “Saat para pemain diberikan waktu libur itu adalah untuk mengisi kembali baterainya dan bersantai bersama keluarga serta rekan-rekannya. Ini bukan kesempatan bagi mereka untuk terbang bersama perempuan tak jelas keliling dunia hanya untuk cinta satu malam.”

Pada Natal 2014, Van Gaal pun pernah bilang bahwa lingkungan di sekitar pemain punya arti yang begitu penting. Dengan menghabiskan waktu liburan bersama keluarga hal itu bisa saja membuat pemain lebih tenang dan memberikan energi yang lebih. “Aku harap mereka memberikan segalanya untuk mengalahkan lawan,” ucap Van Gaal.

Jadi, merupakan hal yang wajar rasanya kalau perubahan yang terjadi pada Martial ditakutkan akan merembet pada kariernya sendiri. Ada banyak hal yang tidak bisa dihitung di dunia nyata, termasuk dalam psikologis pemain. Bukan tidak mungkin pula, Martial akan menjadi “wonderkid” yang gagal pada akhirnya.