Foto: Business Insider

Dicap sebagai tukang blunder dan dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai pemain bertahan terbaik di Premier League, Chris Smalling justru bermain apik bersama AS Roma sejauh ini. Dicemooh di Inggris, dia jutru bersinar di Italia, negara yang sepakbolanya identik dengan permainan bertahan.

Tidak perlu waktu lama bagi Chris Smalling mendapat cinta di Eternal City. Beberapa waktu lalu, namanya masuk dalam nominasi pemilihan tim terbaik satu dekade AS Roma untuk pemain belakang. Ia bersanding dengan Juan, Mehdi Benatia, dan Kostas Manolas. Ajaib, nama Smalling dan Manolas terpilih menjadi dua bek tengah terbaik Roma untuk menjaga gawang Allison Becker dalam tim satu dekade.

Sebuah bukti betapa luar biasanya Smalling di tengah stigma buruk yang kerap ia dapatkan selama bermain di United. Memang, hal ini juga ada andil dari kompetisi yang dimainkan. Perbedaan kultur dan gaya bermain juga memberikan pengaruh terhadap apa yang sudah ditampilkan Smalling sejauh ini. Namun Liga Italia jelas bukan kompetisi yang dianggap remeh dan masih termasuk yang paling bagus di Eropa.

“Adaptasi Smalling sangat baik di sini. Permainannya juga sangat bagus. Dia adalah pemain hebat. Pemain yang penting bagi tim ini,” kata manajer Roma, Paulo Fonseca.

Ucapan Fonseca tidak main-main. Setelah tiba di Roma, Smalling hanya satu kali absen (vs SPAL) sejak debut pada pekan kelima melawan Atalanta. Total ia sudah bermain 16 kali dengan rincian 13 laga di Serie A dan tiga di Liga Europa. Serigala Roma yang musim lalu kebobolan hingga 48 gol, untuk sementara baru kebobolan 19 gol saja. Catatan ini terbaik keempat setelah Inter, Juventus, dan Lazio.

Duetnya bersama Gianluca Mancini membuat pertahanan Roma menjadi jauh lebih solid dari sebelumnya. Enam kali ia berhasil melindungi gawang Pau Lopez dari kebobolan termasuk mematikan Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez, duet penyerang terbaik Serier A saat ini. Smalling menjadi mentor yang bagus bagi pemain yang dipinjam dari Atalanta tersebut.

“Chris tidak bisa bahasa Italia dan sedang mengambil kursus. Memang kemitraan kami sulit dijelaskan. Bahkan kami kadang hanya paham satu sama lain melalui tatapan,” kata Mancini.

“Dalam istilah sepakbola, saya bisa berbicara bahasa Inggris, tapi dia tahu bagaimana mengatakan beberapa hal dalam bahasa Italia. Kami hanya berkomunikasi dengan gerakan mata jika ada lawan datang dan membuat kita harus bergerak ke kanan dan ke kiri,” ujarnya menambahka

Randy Aprialdi dari Ligalaga.id menyebut kalau satu hal yang membuat Smalling tampil cukup baik pada musim ini disebabkan karena gaya main ala Paolo Fonseca yang cocok dengan gaya permainan Smalling. Fonseca yang menerapkan garis pertahanan tinggi membuat Smalling bisa mengeluarkan potensinya sebagai bek tengah yang agresif dan cepat untuk menghadapi para pemain depan klub-klub Serie A.

Jika Smalling sedang dalam fase menikmati sebagai pemain utama dan sedang bagus-bagusnya, maka lain halnya dengan Harry Maguire, pemain yang menyebabkan Smalling harus terasing hingga ke kota Roma.

Penampilannya saat ini belum memuaskan penggemar Setan Merah. Begitu juga dengan pasangannya, Victor Lindelof, yang mulai kembali mendapat sorotan negatif setelah tampil baik pada musim sebelumnya.

“Harry Maguire dan Victor Lindelof bukan pemain yang baik. Saya tidak tahu bagaimana MU akna memperbaiki keduanya. Mereka masih memiliki pemain yang tidak akan membawa United maju. Seharusnya, pihak klub mencari pemain bertahan seperti Jaap Stam, Rio Ferdinand, dan Nemanja Vidic,” kata Paul Parker.

“Saya suka mereka berdua. Mereka adalah pembaca permainan yang baik. Namun apakah mereka pasangan bek tengah kelas atas yang akan memenangkan gelar bagi United atau membawa mereka ke puncak Liga Champions? Saya tidak yakin,” ujar Gary Neville menambahkan.

Meski sudah menyingkirkan Smalling, dua bek tengah United ini ternyata belum padu secara kolektivitas. Mereka masih bermasalah dalam hal koordinasi dan komunikasi. Jika keadaan ini terus berlangsung hingga akhir musim nanti, maka Smalling punya peluang untuk kembali masuk sebagai pemain utama musim depan.

Smalling Diantara Dua Pillihan

Di Roma Smalling mendapatkan apa yang tidak ia dapatkan di Manchester United yaitu menit main, apresiasi, rasa percaya diri, dan dukungan. Semuanya berkolaborasi dan menghasilkan moral yang bagus bagi dirinya untuk menunjukkan penampilan yang terbaik. Memang ada satu dua kali ia melakukan kesalahan seperti yang ia tunjukkan di laga terakhir melawan Torino, namun hal itu tidak menutup kontribusinya yang layak untuk dipuji sejauh ini.

Roma pun sudah tidak tahan hanya melihat Smalling dalam wujud sebagai pemain pinjaman. Mereka ingin memberikan kontrak permanen. Dilansir dari Daily Mail, mereka menawarkan uang 15 juta Euro kepada Setan Merah. Angka yang ditolak kubu United yang menginginkan Smalling dihargai 20 juta Euro.

Mereka memang harus bergerak cepat. Pasalnya, duo Milan disinyalir juga ingin mencoba jasa pemain yang pernah mendapatkan insiden ketika berlibur di Indonesia ini. Di sisi lain, Smalling juga masih menyimpan harapan untuk bisa kembali lagi ke United dan mendapatkan tempat di tim utama.

“Semoga saja performa saya bisa terus memberikan dampak positif kepada tim. Namun, saya rindu dengan Manchester United. Cukup lama saya menghabiskan waktu di sana. Saya sudah terbiasa menjadi bagian dari mereka. Tapi perasaan ini adalah hal yang normal. Untuk saat ini, saya hanya ingin fokus pada permainan di atas lapangan,” kata Smalling.

Pada awal Desember lalu, Ole Gunnar Solskjaer memberikan sinyal kalau dia akan membawa pulang kembali Smalling ke dalam tim. Keberadaannya memang diperlukan mengingat Marcos Rojo kemungkinan akan dijual pada musim dingin atau musim panas 2020 mendatang. Lagipula, ia masih memiliki kontrak di United hingga 2022.

“Saya berharap Smalling kembali. Dia laki-laki yang tidak bisa berada di sini tanpa menjadi orang yang biasa dan kami memutuskan untuk meminjamkannya. Saya sangat bahagia untuknya karena kami bisa melihat pemain top seperti dia,” tuturnya.

Dengan Smalling, Solskjaer punya pilihan ketika mereka bermain dengan formasi dua bek tengah atau tiga bek. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan pemain belakang yang bugar dan tidak rentan cedera.

Saat ini, komposisi bek tengah United yang fit hanya Maguire dan Lindelof saja. Sisanya bermasalah dengan konsistensi dan kebugaran seperti yang dialami Marcos Rojo, Phil Jones, Axel Tuanzebe, Eric Bailly, dan Timothy Fosu-Mensah. Masuknya Smalling jelas memperkaya opsi United untuk posisi center back.

Smalling kini terjebak diantara dua pilihan yaitu kembali ke United, dengan kemungkinan statusnya akan menjadi pemain utama yang masih 50:50 karena kudu bersaing dengan Maguire dan Lindelof, atau bertahan di kota Roma. Tempat yang berhasil membuat Smalling bisa mengaktualisasikan dirinya sebagai pemain sepakbola seutuhnya. Tempat di mana apa yang dia inginkan bisa terpenuhi.