Sudah menjadi rahasia publik jika Jose Mourinho menginginkan satu pemain tambahan di posisi gelandang. Saat ini, hanya Ander Herrera dan Paul Pogba yang dapat benar-benar diandalkan. Sementara itu, Marouanne Fellaini tidak banyak berkontribusi selain duel udara serta Michael Carrick termakan usia. Praktis, Mourinho menginginkan satu pemain lagi. Apalagi Manchester United juga akan berlaga di Liga Champions yang tentunya akan menguras tenaga.

Akhir-akhir ini, santer diberitakan ada dua gelandang yang tengah diincar oleh United. Mereka adalah Fabinho, gelandang muda asal Brasil yang mampu menjadi motor di lini tengah AS Monaco, dan Nemanja Matic, pemain berpengalaman yang pernah bekerja sama dengan Mourinho. Keduanya menjadi target United, tapi siapakah yang lebih baik?

Pertanyaan tersebut tampak tidak mudah untuk dijawab. Simpelnya, masing-masing pemain pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun yang harus diperhatikan adalah apakah kelebihan yang ditawarkan pemain itu akan berguna bagi United dan apakah kekurangan yang ia berikan tidak berpengaruh secara signifikan atau dapat ditutup dengan baik oleh pemain lain.

Kita mulai dari Fabinho. Gelandang berusia 22 tahun ini terbukti mampu menjaga keseimbangan permainan juara Ligue 1 itu. Cara bermain tak kenal lelah, tekel-tekel berani, serta umpan-umpan untuk memulai penyerangan membuatnya menjadi andalan Leonardo Jardim. Ia memiliki catatan tekel yang lebih baik dibanding semua gelandang United.

Kelebihan lain yang dapat ia tawarkan adalah kemampuannya mengeksekusi tendangan penalti. Musim 2016/2017 ia dipercaya mengambil 10 kali tendangan penalti dan hanya sekali gagal. Selain itu, Fabinho juga mampu bermain sebagai bek kanan sebagaimana itu adalah posisi di awal karirnya.

Mourinho dapat dikatakan terlalu bergantung pada Antonio Valencia. Beruntung pemain asal Ekuador itu hanya sekali cedera dan absen dalam tiga pertandingan. Musim depan, Mourinho tentu membutuhkan bek kanan yang dapat diandalkan.

Sementara itu, Matic sendiri juga mampu membawa timnya menjadi juara. Ia menjadi pemain andalan Chelsea yang mampu meraih dua trofi Premier League dalam tiga tahun terakhir. Yang perlu digarisbawahi adalah trofi pertamanya. Pada musim 2014/2015, Matic berada dalam skuat utama Mourinho yang keluar sebagai kampiun Premier League. Artinya, Mourinho sudah mengenal cara bermain Matic. Bahkan Matic sendiri didatangkan oleh Mourinho pada bursa transfer musim dingin 2013/2014 lalu.

Matic juga memiliki segudang pengalaman bermain yang sangat berharga. Mulai dari Chelsea yang tidak menggunakan jasanya sehingga ia hengkang ke Benfica lalu didatangkan kembali ke Stamford Bridge. Menjalani musim yang luar biasa namun terjun bebas pada musim selanjutnya. Hingga bangkit kembali pada musim lalu. Matic juga mengenal sepakbola Inggris lebih baik dari Fabinho tentunya.

Jika dibandingkan, Fabinho dan Matic memang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Fabinho dapat menjadi prospek jangka panjang sebagai penerus Carrick namun United perlu memastikan bahwa ia cocok dan dapat beradaptasi di Inggris. Sementara itu, Matic memiliki pengalaman yang berharga dan terbukti sukses bekerja sama dengan Mourinho.

Secara statistik, keduanya saling mengalahkan satu sama lain dan memiliki beberapa catatan yang serupa. Fabinho mengalahkan Matic urusan tekel. Angka 3,1 miliknya unggul jauh dibanding 1,5 milik Matic. Perihal kelihaian umpan, persentasi umpan Matic di angka 87,7% unggul tipis dari Fabinho yang mencatatkan 84,4%. Mereka juga hanya terpaut sekitar 0,2 jika melihat raihan umpan kunci, dribel, serta tembakan. Namun, Matic unggul jauh dari catatan asis. Pemain asal Serbia itu menorehkan tujuh asis sementara Fabinho hanya mampu membuat satu. Perihal catatan gol pun Fabinho unggul karena ia banyak mengeksekusi penalti.

Melihat harga yang dibanderol, keduanya tidak jauh beda. Baik Fabinho atau  Matic, keduanya berada di kisaran 30 hingga 40 juta paun. Hal ini tentu membuat transfer Fabinho lebih menguntungkan. Ia memiliki masa depan yang panjang. Sementara Matic mungkin performanya akan mulai menurun pada tiga hingga empat tahun mendatang.

Transfer keduanya memiliki perbedaan signifikan pada tingkat risiko yang akan dihadapi United. Risiko kegagalan transfer Matic tentu lebih kecil melihat pengalaman yang ia miliki, kesuksesan bekerja sama dengan Mourinho, dan ketidakasingannya terhadap sepakbola Inggris.

United harus melakukan usaha yang lebih untuk terus memperkecil resiko kegagalan transfer Fabinho dengan cara membantunya dalam proses adaptasi. Namun jika Fabinho beradaptasi dengan baik, transfernya tentu akan lebih menguntungkan. Jadi, ya semua kembali ke Ed Woodward.