Ed Woodward akhirnya membuat pengakuan kalau dia memang ikut campur dalam transfer Manchester United. Khususnya, ketika pada musim terakhir Jose Mourinho.

***

Manajer terakhir yang bisa memberikan gelar bagi United tersebut mengaku kalau dia masih mendapat rasa hormat yang tinggi dari klub lamanya. Serangkaian pesan dari dewan klub, mantan pemain, dan staf datang untuk mengucapkan selamat kepadanya yang baru saja diangkat jadi manajer tetap Tottenham Hotspur.

Meski begitu, ia jelas tidak akan melupakan perseteruannya dengan sang Executive vice-chairman. Khususnya pada musim ketiga sang manajer yang berjalan setengah musim saja. Musim yang penuh pergolakan, musim yang diwarnai saling sindir, hingga akhirnya merembet ke performa tim di atas lapangan yang kemudian berakhir dengan dipecatnya Mourinho.

Ketika kalah dari Juventus pada Liga Champions musim lalu, Mourinho menyebut alasan kekalahannya adalah karena pemain lawan mempunyai kualitas yang jauh lebih baik. Saat menang melawan Fulham 4-1, Mourinho bereaksi dengan bertanya: “Apakah Manchester United sedang berhemat?” ketika ia melihat tidak ada air saat melakoni konferensi pers. Kedua sindiran ini sama-sama berkaitan dengan langkah klub pada bursa transfer sebelumnya.

Perseteruan tentang target transfer klub pada musim panas lalu menjadi perseteruan yang saat itu cukup terkenal dalam lingkup Manchester United. Mourinho yang sudah memiliki lima target untuk diincar oleh Woodward ternyata tidak mendapatkan apa-apa karena kurang didukung oleh atasannya tersebut.

“Jika Anda manajer, punya kuasa memilih pemain yang sesuai dengan ide permainan atau mengikuti instruksi, itulah situasi terbaik untuk berkompetisi. Tapi, beda kasus kalau Anda tidak mendapat dukungan,” tutur Mourinho waktu itu.

Woodward ketika itu menjadi sasaran kalau dia dianggap ikut campur dalam transfer Manchester United. Sesuatu yang membuatnya angkat bicara pada Oktober lalu dan menyebut kalau segala tuduhan tersebut begitu menghina dirinya.

“Ada ucapan yang menyebut kalau di sini ada beberapa oarng non sepakbola yang membuat keputusan sepakbola. Saya pikir itu menghina orang-orang brilian yang bekerja di klub ini. Banyak staf yang sudah bekerja selama 10 tahun dan pencari bakat yang bekerja selama 25 tahun. Kami sudah menambah departemen perekrutan dan kami yakin sudah berjalan efisien,” kata Woodward saat itu.

“Saya Menolak Menuruti Keinginan Mourinho”

Meski begitu, ucapan Woodward tersebut tidak kadung membuatnya mendapat simpati dari banyak orang. Sebaliknya, hujatan yang ia terima semakin kencang dan asumsi kalau dia ikut campur soal keputusan-keputusan sepakbola menjadi menguat. Kesal, Woodward kemudian mengaku kalau dia memang menolak pemain-pemain keinginan Mourinho.

Dalam majalah United we Stand edisi terbaru, Woodward mengakui kalau dia memang beberapa kali terjadi perbedaan pendapat dengan Mourinho saol pembelian satu sampai dua pemain. Ia saat itu menyebut kalau itu merupakan keputusan yang sulit karena Woodward terjebak di tengah-tengah antara manajer atau departemen perekrutan. Pada akhirnya, ia memilih untuk memihak departemen perekrutan.

“Memang benar kalau ada perbedaan pendapat pada satu sampai dua pemain antara manajer dan departemen perekrutan. Kadang-kadang saya harus menjadi orang yang memberikan kata ‘tidak’ yang tidak mudah karena kecenderungan kami adalah mendukung manajer dalam setiap situasi, tapi kami juga harus mendengar saran dari departemen perekrutan,” tuturnya.

Jika menghubungkan situasi yang ada, maka penolakan ini mengarah kepada target The Special One yang ingin merekrut bek tengah baru. Meski sudah membeli Eric Bailly dan Victor Lindelof, namun ia belum puas karena tidak ada peningkatan dari penampilan lini belakang klub. Nama-nama seperti Jerome Boateng, Diego Godin, Toby Alderweireld, Harry Maguire, dan Yerri Mina masuk dalam incaran.

Nama Alerweireld dan Maguire menjadi dua target utama saat itu karena harga yang terjangkau. Toby hanya dihargai 25 juta paun, sedangkan harga Maguire masih berada di kisaran 60-65 juta paun. Namun hingga bursa transfer berakhir, tidak ada satu pun yang datang.

Pada musim panas 2018 lalu, United hanya mendatangkan tiga pemain yaitu Lee Grant, Fred, dan Diogo Dalot. Dari tiga nama tersebut, hanya Dalot rekrutan yang benar-benar diinginkan Mourinho. Perekrutan Fred pun bersifat terpaksa karena Mourinho sebenarnya tidak membutuhkan pemain Brasil tersebut. Namun karena khawatir United tidak bisa membeli gelandang, maka ia menerima keputusan tersebut meski Fred bukan pemain incarannya. Sementara ada atau tidak adanya Lee Grant pun nampak tidak akan memberi pengaruh.

Kedua insan ini memang nampaknya tidak bisa bersatu. Menurut The Sun, Mourinho juga memblokir beberapa transfer yang ingin direkrut Woodward. Oleh karena itu mendapatkan masing-masing satu rekrutan, Mourinho dengan Dalot dan Woodward dengan Fred, dianggap menjadi win-win solution dari hubungan rumit keduanya.

Perihal bek tengah yang tidak disetujui Woodward, hal itu kemudian berdampak pada perjalanan United yang hancur lebur pada musim lalu. Pada akhir musim, lini belakang United memecahkan rekor kebobolan terbanyak sepanjang sejarah mereka di Premier League dan menjadi rekor terburuk klub sejak 1978/79.

Momen inilah yang membuat Woodward akhirnya menjilat ludahnya sendiri. Pada musim panas ini, ia merekrut bek tengah dalam wujud Harry Maguire yang harganya beberapa juta lebih mahal jika ia mau mendatangkannya pada 2018. Ia kemudian menyebut kalau sekarang ia akan mendukung manajer terkait pembelian pemain. Sebuah ungkapan yang menyiratkan kalau dia ingin berdamai dengan para penggemar klub.