Sehabis menyalami Paul Pogba, Jose Mourinho bersiap untuk menuju ruang ganti Manchester United. Ia berjalan sambil bertepuk tangan. Beberapa saat kemudian, Mourinho memutuskan untuk berhenti dan memandangi Stretford End. Dalam tribun yang tersohor tersebut, beberapa penggemar masih bernyanyi meski skor akhir pertandingan menunjukkan 0-3 untuk lawannya.

Mungkin saja hal ini adalah pemandangan langka dalam karier Mourinho. Tak biasanya ia melihat penggemar masih bernyanyi untuk timnya meski mengalami kekalahan telak. Lebih dari 30 detik ia memasang tatapan kosong sebelum akhirnya ia mengambil syal United lalu menganggukkan kepala tanda kalau kepercayaan dirinya sudah kembali.

Apa yang dilakukan para penggemar United memang sangat emosional. Kalah dengan skor telak di kandang sendiri tidak membuat dukungan mereka surut. Meski mengalami dua kekalahan beruntun, mereka tetap bersemangat dan berdiri di belakang tim.

Hal inilah yang diharapkan oleh Bryan Robson terus dilakukan oleh para penggemar Setan Merah. Salah satu mantan kapten United ini berharap kedepannya para penggemar bisa terus menunjukkan gairah seperti apa yang dilakukan para pendukung United di Stretford End Senin lalu yaitu tetap mendukung meski tim sedang mengalami keterpurukan.

“Saat ini, yang bisa dilakukan adalah tetap bersama karena tidak ada orang lain di luar penggemar klub ini yang mau berdiri bersama mendukung klub ini. Jika para penggemar tidak mendukung tim, maka semakin banyak media-media yang akan menjatuhkan kami,” tuturnya di acara Paddy Crerand Show.

“Inilah saatnya kita bersama-sama memperkuat dukungan, saling bahu membahu satu sama lain dan kembali percaya diri. Para pemain harus bekerja lebih keras, tapi dengan skuad saat ini, kami bisa membalikkan keadaan.”

Kekalahan 0-3 dari Tottenham membuat posisi United melorot ke urutan 13. Mereka tidak bisa memulihkan kepercayaan diri setelah pekan sebelumnya mereka takluk 3-2 di kandang Brighton and Hove Albion. Namun yang menarik dari dua pertandingan tersebut adalah ketika melihat reaksi para penggemar United yang menyaksikan dua laga tersebut.

Ketika dikalahkan Brighton, para penggemar yang mengikuti away days memang kecewa dengan permainan United sehingga membuat mereka berteriak “attack, attack, attack”. Akan tetapi, setelah pertandingan berakhir para penggemar United kembali menyanyikan nama Mourinho dan bertepuk tangan tanda apresiasi kepada para pemain United yang bertanding.

Ketika melawan Spurs, beberapa penonton memang ada yang langsung meninggalkan stadion sebelum pertandingan rampung. Namun beberap penggemar masih tetap berdiri dan menggaungkan kembali nyanyian klub. Bahkan belum ada nyanyian sacked in the morning kepada Mourinho yang keluar dari mulut para penggemar United yang menandakan kalau mereka masih mendukung pria Portugal tersebut.

“Itulah penggemar United yang sebenarnya. Sejak saya berada di klub, mereka akan selalu berada di belakang Anda meski mengalami hal-hal yang sulit. Dan jika Anda meraih hasil yang menyenangkan maka mereka tidak akan jumawa. Ketika Anda kalah 3-0 di kandang, tentu bagus untuk tetap mendukung dengan setia karena ini adalah musim yang sulit namun perjalanan masih sangat panjang.”

Sosok Mourinho tentu menjadi yang paling terdesak dengan dua kekalahan yang dialami United. Ia ditekan oleh beberapa penggemar yang menginginkan dirinya dipecat dari United. Beberapa media bahkan terus memberitakan kalau Mourinho bisa dipecat lebih cepat jika gagal meraih kemenangan melawan Burnley. Akan tetapi, Robson justru balik mengkritik beberapa media yang menyudutkan United dengan menyebut kalau mereka sangat berlebihan.

“Bagi penggemar minoritas, tentu mudah menyalahkan manajer dan seringkali mereka adalah orang yang berbicara paling keras. Lebih baik setelah tiga pertandingan yang sudah dijalani Anda tidak berbicara tentang pemecatan dan balik untuk mendukungnya.”

“Media juga kerap bertindak berlebihan. Selama 30 tahun, media menunggu untuk menjatuhkan klub karena keberhasilan Sir Alex. Kemudian kami menjuarai Piala FA, lalu Jose datang dan membawa beberapa piala di tahun pertamanya. Jadi, ketika klub tidak memenangi apapun musim lalu dan memulai musim dengan dua kekalahan maka media sangat menyukainya, karena mereka telah terbiasa melihat Manchester United meraih banyak kesuksesan,” pungkas Robson.