Demetri Mitchell, pemenang Denzil Haroun yang tidak bersinar di Manchester United (Foto: Sky Sports)

Selain penghargaan untuk pemain terbaik, pemain terbaik pilihan rekan setim, dan pemain perempuan terbaik, Manchester United juga tidak lupa untuk memberikan gelar individu kepada pemain muda terbaik. Salah satunya adalah Denzil Haroun. Penghargaan ini diberikan kepada pemain yang tampil apik sepanjang musim bersama tim cadangan atau tim reserve.

Penghargaan ini dimulai pada musim 1989/1990. Mark Robins menjadi orang pertama yang meraih gelar tersebut. Mark adalah pahlawan Setan Merah berkat golnya yang menghindarkan Sir Alex Ferguson dari pemecatan. Sayangnya, karier Mark tidak terlalu sukses karena kalah bersaing dengan para penyerang lainnya.

Para pemenang Denzil Haroun mayoritas memang tidak memiliki jalan karier yang bagus bersama Manchester United. Tercatat, sejak 1989, hanya tiga pemain yang bisa mengumpulkan capas lebih dari 100 bersama skuad utama. Mereka adalah Nicky Butt, Darren Fletcher, dan John O’Shea. Ketiganya menjadi legenda klub dan mengumpulkan banyak gelar untuk Setan Merah.

Berbeda dengan ketiganya, mayoritas pemain harus hengkang ke tim lain karena kesulitan menunjukkan performa yang bagus ketika diberi kesempatan. Bahkan 10 pemenang edisi terakhir Denzil Haroun tidak memiliki jalan karier yang bagus bersama tim utama. Siapa saja mereka? Simak perjalanan karier mereka dalam list berikut ini.

Ritchie De Laet (2009/2010)

Krisis bek membuat Ferguson mengorbitkan nama De Laet meski sudah melakoni debut semusim sebelumnya. De Laet bermain lima kali sepanjang musim 2009/2010 dengan dua diantaranya ia buat pada pertandingan Premier League. Sayangnya, penampilan De Laet tidak sanggup membawanya menjadi pilihan utama Sir Alex Ferguson. Ia kemudian menjalani empat peminjaman sebelum dibeli oleh Leicester City.

Bersama The Foxes, karier De Laet membaik. Ia bermain lebih dari 100 pertandingan. Pada musim 2015/2016, De Laet membuat catatan yang unik. Dalam satu musim, ia meraih medali Premier League dan promosi secara bersamaan. Saat itu, De Laet memutuskan hijrah ke Middlesbrough pada Februari. Karena ia sudah bermain 12 kali bersama Leicester, maka De Laet juga berhak mendapat medali gelar Premier League.

Oliver Gill (2010/2011)

Meski ada anggapan kalau Oliver Gill memanfaatkan kehadiran sang ayah, David Gill, untuk masuk ke Manchester United, namun penampilan David bersama tim U-18 membuktikan kalau dia tidak serta merta masuk karena kekuatan orang dalam. Ia bermain baik sepanjang kiprahnya bersama tim akademi dan cadangan.

Sayangnya, hal ini tidak bisa membawanya masuk ke tim utama. Peminjamannya di Bradford juga tidak berjalan baik. Selain itu, ia juga dilingkupi ketakutan kalau dia tidak bisa sukses di dunia sepakbola. Setahun setelah meraih Denzil Haroun, Gill meninggalkan sepakbola dan fokus kuliah. Sekarang, dia menjadi seorang analis asuransi.

Michael Keane (2011/2012)

Michael Keane menunjukkan penampilan yang bagus ketika bermain melawan Newcastle pada 2012. Darren Fletcher bahkan menyebut Keane sebagai pemain yang fantastis. Namun, tetap saja pujian itu tidak membawanya ke tim utama. Ia hanya bermain lima kali sebelum hengkang ke Burnley. Bersama The Clarets nasibnya membaik. Ia membawa mereka promosi sebelum kemudian hengkang ke Everton dan menjadi pemain utama di sana.

Adnan Januzaj (2012/2013)

Bersama David Moyes, Adnan Januzaj beberapa kali menjadi penyelamat United melalui kelincahan dan akselerasinya di sisi sayap kiri. Adnan menjadi fenomena tersendiri sampai lima negara berebut untuk membawanya ke tim nasional. Namun, permainan Adnan makin menurun seiring berjalannya waktu yang membuat perannya mulai tersingkir. Peminjamannya bersama Dortmund juga tidak berjalan sukses karena si pemain dianggap suka membanding-bandingkan Dortmund dengan Manchester. Sekarang, ia mulai nyaman bermain untuk Real Sociedad.

Saidy Janko (2013/2014)

Pemain Swiss ini menjadi satu dari tiga rekrutan United di era David Moyes. Meski berhasil meraih Denzil Haroun, namun ia tidak sanggup untuk naik ke tim utama. Keberadaan pemain seperti Rafael, Ashley Young, hingga Antonios Valencia membuatnya kesulitan mendapat tempat meski ia bisa bermain sebagai bek kanan dan winger kanan. Sejak saat itu, kariernya terombang-ambing bersama beberapa kesebelasan seperti Celtic, Saint-Etienne, Porto, dan sekarang sedang dipinjam oleh Young Boys.