Sudah sewajarnya bagi seorang striker memiliki kemampuan mencetak gol; karena memang mereka yang bertugas untuk menyelesaikan serangkaian serangan yang di bangun oleh tim. Entah striker itu adalah seorang striker yang memiliki kecepatan, dribel handal, fisik yang kuat, pergerakan tanpa bola yang baik, dan lainnya, indikator seorang ujung tombak yang baik tetap dilihat dari jumlah golnya.

Beberapa hari lalu, UEFA mengumumkan pemain-pemain terbaik pada tiap posisinya, yang dijadikan kandidat untuk UEFA Team Of The Year 2016. Untuk posisi striker, terdapat 12 nama yang memang tidak jarang mencatatkan namanya pada papan skor. Mereka semua mencetak lebih dari 20 gol sepanjang tahun 2016. Bahkan, ada empat nama yang mencetak lebih dari 40 gol. Namun di antara mereka semua, ada satu nama yang memiliki prestasi mentereng yang tidak dimiliki oleh pemain lainnya. Ia adalah Zlatan Ibrahimovic.

Koleksi gol Zlatan memang masih kalah dengan Lionel Messi, Cristiano Ronalno, Luis Suarez, dan Robert Lewandowski. Namun ada satu pencapaian yang tidak dimiliki para pemain itu: Zlatan sukses meraih trofi di empat liga top Eropa. Striker asal Swedia itu berhasil meraih gelar di Belanda bersama Ajax Amsterdam, di Spanyol bersama Barcelona, di liga Prancis bersama Paris Saint-Germain, dan di Italia bersama AC Milan, Inter Milan, serta Juventus. Bahkan, bukan tidak mungkin ia pun akan meraih gelar juara di Liga Inggris bersama Manchester United.

Pemain terbaik Swedia selama 10 tahun terakhir ini juga menaklukkan liga-liga top itu dengan torehan golnya yang selalu mencapai dua digit sejak musim 2002/2003 kala ia masih berusia 21 tahun. Bahkan, sejak musim 2007/2008 bersama Inter Milan, ia selalu mencetak lebih dari 20 gol.

Zlatan juga sudah biasa menjadi kampiun liga di akhir musim. Sejak 2001, Zlatan hanya dua kali absen mengankat trofi pada musim 2002/2003 dan 2011/2012. Selebihnya ia selalu merasakan penyematan trofi; Seperti Napoleon Bonaparte, seorang Zlatan Ibrahimovic memang seorang penakluk.

Menginjak usia 35, karier Zlatan memang tidak akan lama lagi, tapi itu tidak menghilangkan jiwa penakluknya. Striker bertato itu justru memilih Inggris sebagai negara selanjutnya yang ingin ia rajai. Ia bergabung dengan Manchester United pada bursa transfer musim panas lalu dengan kontrak satu tahun. Padahal, negeri Britania dikenal dengan kompetisi liganya yang sangat kompetitif. Buktinya adalah klub yang sukses menjadi juara selalu berbeda dalam empat tahun terakhir.

Tapi sayangnya, United masih terseok-seok dan cukup jauh dari puncak klasmen. Hingga pekan ke-12, United hanya bisa mengumpulkan 18 poin, tertinggal sembilan poin dari pemimpin klasmen, Chelsea. Performa United juga dinilai kurang meyakinkan dan perlu banyak perbaikan. Ini memunculkan keraguan apakah Zlatan dapat membuktikan bahwa dirinya layak disandingkan dengan Napoleon yang menguasai Eropa.

Penampilan Zlatan juga belum bisa dikatakan luar biasa. Ia baru mencetak enam gol dari 12 pertandingan liga. Topskor sepanjang masa Swedia itu bahkan sempat absen mencetak gol di enam pertandingan sebelum mencetak brace pada laga melawan Swansea.

Namun, andaikan Zlatan tak mampu menaklukkan Inggris musim ini, ia memiliki kesempatan paling tidak semusim lagi. Hal ini dikonfirmasi oleh Jose Mourinho pada konferensi pers jelang pertandingan melawan Feyenoord.

“Situasi kontrak Zlatan cukup simpel. Dia memiliki kontrak satu tahun dan opsi tambahan satu tahun lagi. Kami bahagia dengannya. Kami akan mengeksekusi opsi perpanjangan kontrak satu tahun itu. Dia baru akan bebas dalam dua tahun mendatang. Dia bahagia dan berkomitmen. Inilah kesempatan besar baginya untuk mengakhiri kariernya yang luar biasa,” ujar Mou.

Pernyataan Mou itu dipercaya akan menjadi kenyataan. Zlatan masih memiliki fisik yang handal meskipun tidak secepat dulu. Ia memang sempat kesulitan mencetak gol, tapi pada akhirnya ia kembali menunjukan kelasnya. Hal tersebut membuat Zlatan sangat mungkin untuk bertahan di Old Trafford. Meskipun sebenarnya, beberapa hari lalu ia diberitakan akan menjadikan Amerika sebagai target selanjutnya untuk ditaklukan.

“Bermain di Amerika Serikat adalah opsi besar untuk saya mengingat sepakbolanya dan semua hal. Saya bisa melihat diri saya menaklukkan Amerika seperti yang saya lakukan dengan Eropa,” imbuh Zlatan kepada media Swedia, Aftonbladet.

Perihal menjadi penakluk seperti Napoleon, Zlatan mengungkapkan bahwa ia ingin mengalahkan Napoleon dengan menaklukkan Amerika.

“Banyak orang bertahan di satu tempat selama berkarier, namun saya sudah bepergian ke banyak tempat layaknya Napoleon dan menaklukkan setiap negara baru yang saya tinggali. Jadi mungkin saya akan melakukan hal yang tidak pernah dilakukan Napoleon dan menyeberang ke Atlantik untuk menaklukkan Amerika.”

Namun, jika ia meninggalkan Inggris menuju Amerika akhir musim ini dan gagal mempersembahkan trofi liga, hilanglah predikat Zlatan sebagai sang penakluk. Idealnya adalah taklukan Inggris musim ini, atau paling tidak musim depan, lalu pergi ke Amerika dan taklukan mereka. Maka Zlatan akan sangat layak disebut sebagai Napoleon-nya sepakbola, bahkan jauh lebih hebat.