Foto: Guardian

Musim 2020/21 sebenarnya berjalan baik bagi Manchester United. Dari tiga pertandingan yang sudah mereka mainkan, dua kemenangan berhasil diraih ketika mereka berhadapan dengan Luton Town dan Brighton and Hove Albion. Kemenangan yang bisa membangkitkan kepercayaan diri mereka setelah kekalahan mengejutkan dari Crystal Palace pada pertandingan pertama.

Namun, itu semua adalah gambaran perjalanan United musim ini jika hanya melihat dari segi hasil. Dari segi permainan, Setan Merah belum bisa untuk dikatakan berada pada bentuk terbaik. United selalu kesulitan ketika bermain pada tiga pertandingan tersebut. Mereka sulit untuk membangun serangan dengan rapi, permainan yang masih mengandalkan kemampuan individu, hingga pertahanan yang gampang ditembus.

Ole Gunnar Solskjaer kembali menjadi sasaran. Wajar, karena masalah United di atas lapangan sudah menjadi tanggung jawab dia sebagai juru racik taktik. Inilah yang membuat banyak orang meminta Ole untuk berhati-hati dan sebisa mungkin memberikan perubahan yang signifikan bagi United mengingat target mereka musim ini adalah meraih gelar juara.

“Saya kira Ole akan dipecat jika tidak berprestasi. Keputusan akan berbeda untuk Ole pada musim ini. Musim lalu, targetnya empat besar dan mencapai tiga semifinal. Tapi target itu akan menjadi lebih tinggi lagi tahun ini. Ole akan memiliki pekerjaan berat untuk meningkatkan pencapaiannya musim lalu. Ia bisa kehilangan pekerjaannya jika tidak sampai ke empat besar. Satu-satunya klaim perkembangan yang bisa ia kejar adalah memangkas selisih dengan Liverpool dan Man City. Yang pasti, Ole musim ini harus mendapat piala karena bulan madu dia sudah berakhir,” kata mantan kapten United, Roy Keane di Sky Sports.

Musim ini memang baru awal. Namun United sudah menunjukkan kalau mereka bermasalah dari segi permainan sejak pertandingan pertama. Persiapan minim menjadi alasan. Di era kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, United begitu bermasalah dengan yang namanya konsistensi. Mereka bisa bermain superior pada satu pekan, namun bisa langsung merosot pada pekan berikutnya. Musim lalu bisa menjadi contoh ketika United menjalani paruh musim kedua dengan baik setelah paruh pertama yang berjalan dengan buruk.

“Segalanya tidak bagus. Mereka senang dengan hasil melawan Brighton. Tapi permainan mereka mengkhawatirkan. Mereka sudah kemasukan banyak gol dan peluang melawan Crystal Palace dan Brighton jadi tanda-tandanya tidak bagus. Beda mungkin jika melawan City atau Liverpool yang pasti bermain menyerang. Yang pasti, Anda berharap mereka tampil lebih baik sejak melawan Palace,” ujarnya menambahkan.

Berbicara tentang Ole Gunnar Solskjaer maka sudah pasti akan menyeret nama Ed Woodward. Sang Chief Excecutive adalah orang yang dianggap jauh lebih pantas untuk pergi dari United ketimbang manajer-manajer sebelumnya. Perekrutan pemain yang dirasa cukup lamban pada musim ini disinyalir bisa membuat perjalanan United menjadi lebih buruk lagi dan karier Ole di Old Trafford benar-benar berakhir.

Musim ini, amunisi anyar Setan Merah baru sebatas pembelian Donny van de Beek. Mereka sebenarnya masih mengincar beberapa pemain lagi termasuk Jadon Sancho dan Alex Telles. Akan tetapi, United masih kesulitan untuk mendatangkan dua nama itu.

Sancho masih terkendala dengan harga besar yang dipatok Dortmund. Kepentingan winger kanan dirasa cukup penting, namun United masih kukuh untuk membeli Sancho karena tidak mau mencari alternatif lain. Sementara itu, harga 20 juta Euro Alex Telles dirasa masih terlalu tinggi untuk pemain yang kontraknya tinggal setahun. Selain itu, mereka baru memasuki pembicaraan awal untuk meminjam salah satu dari Edinson Cavani atau Luka Jovic.

Belum lagi soal pandemi Covid-19 yang membuat manajemen harus berhitung dengan cermat setiap pengeluaran yang mereka buat. Mereka kini dikejar oleh tenggat bursa transfer yang akan berakhir kurang dari seminggu lagi untuk membeli pemain serta menjual pemain yang ada untuk menyeimbangkan neraca keuangan.

“Penggemar United tidak percaya pada kebijakan transfer klub. Bulan Maret/April, Ole mengatakan kalau klub dapat memanfaatkan pandemi karena keuangan mereka yang bagus. Namun pada satu titik, mereka adalah satu-satunya tim yang baru merekrut satu pemain musim ini,” kata Andy Mitten, jurnalis yang akrab dengan Manchester United.

“Seorang mantan pemain berkata kepada saya minggu-minggu ini kalau klub kehilangan kemampuan untuk melakukan transaksi di saat pandemi seperti ini,” ujarnya menambahkan.

Manchester United memang bermasalah dari segi kedalaman skuad. Performa pemain pelapis dengan pemain utama berbeda signifikan, Dua dari tiga gol melawan Luton hadir dari para pemain utama yang menggantikan peran pemain pelapis yang kesulitan sepanjang pertandingan. Ini pula yang disebut-sebut menjadi alasan kuat kenapa Ole memainkan skuad yang itu-itu saja.

Tanpa pemain baru, tugas Ole akan semakin sulit kata Roy Keane. Namun Ole tentu tidak bisa berbuat banyak. Sambil menunggu adanya amunisi tambahan, dia harus bisa membuat tim ini tampil baik dengan pemain yang sekarang ini ia miliki. Kegagalan finis empat besar dan meraih piala akan membuat durasi karier Ole akan berakhir seperti apa yang dikatakan Keane.

Bahkan nasibnya bisa berjalan jauh lebih singkat jika Ole tidak segera menemukan bentuk permainan terbaiknya dengan cepat. Perlu diingat kalau yang ia hadapi adalah sosok Ed Woodward yang susah sekali untuk disingkirkan meski gerakan Woodward Out sudah berseliweran di kalangan pendukung Setan Merah.