Kejayaan di kota Moskow pada musim 2007/2008 adalah salah satu puncak kesuksesan dari generasi pemain yang memperkuat United dalam rentang waktu 2005 hingga 2011. Ketika itu, United diperkuat oleh pemain muda bertalenta macam CR7 dan Wayne Rooney yang dikombinasikan dengan pemain matang seperti Patrice Evra, Rio Ferdinand, dan Michael Carrick.

Akan tetapi, tidak semua pemain bisa merasakan malam di kota Moskow dengan perasaan gembira. Park Ji Sung adalah salah satunya. Di saat rekannya yang lain sedang berjuang mempertaruhkan harga diri Manchester United di kompetisi Eropa, Park hanya termenung dalam balutan jas hitam yang dia kenakan.

Entah apa alasan situs resmi United mewawancarai Park mengenai babak final Liga Champions pertamanya yang tidak ia mainkan semenit pun. Di saat mereka memasukkan komentar para pemain United yang bermain di babak final, Manutd.com justru memuat transkrip wawancara ringannya bersama Park dengan judul, “Park Mengenang Kembali Memori Moskow yang Menyakitkan”.

Sir Alex Ferguson pernah menyebut kalau final Liga Champions 2008 adalah masalah bagi dirinya. Masalah yang dimaksud adalah pusingnya Fergie dalam menentukan siapa saja yang layak bermain di stadion Luzhniki. “Masalah saya yang mungkin akan saya sesalkan di kemudian hari adalah ketika final Liga Champions 2008. Saya meninggalkan Park Ji Sung di babak final. Perannya pada babak sebelumnya begitu besar dan itulah masalah yang saya hadapi di babak final,” tuturnya beberapa bulan lalu.

Fergie terpaksa meninggalkan Park karena ia memang tidak punya pilihan lain. United saat itu dipenuhi pemain tengah terbaik yang hampir semuanya layak bermain sejak awal. Park bisa bermain sebagai gelandang sentral, namun Fergie sudah berjanji kepada Paul Scholes sejak 1999 apabila United kembali ke partai final Liga Champions berikutnya Scholes akan dimainkan sejak awal. Sembilan tahun sebelumnya, Si Pangeran Jahe absen di Barcelona karena akumulasi kartu kuning. Scholes pun akhirnya diduetkan dengan Carrick.

Park pun tidak kebagian tempat di sisi sayap. Siapa yang berani mengeluarkan Cristiano Ronaldo dan Owen Hargreaves saat keduanya sedang berada di fase permainan terbaik. Keduanya adalah bintang saat Setan Merah mengalahkan AS Roma di perempat final. CR7 mencetak gol di leg pertama sementara Hargreaves adalah pemberi asis bagi Carlos Tevez pada pertandingan kedua.

Penyuka jus katak ini hanya duduk di tribun khusus di stadion Luzhniki. Ia di sana bersama Gerard Pique, Danny Welbeck, Louis Saha, dan Gary Neville. Fergie butuh pemain yang bisa memperkuat lini tengah. Maka dari itu, ia memilih memasukkan Anderson, Darren Fletcher, dan Ryan Giggs di bangku cadangan.

Setelah Edwin Van Der Sar menahan sepakan penalti Nicolas Anelka, Park berlari bersama para pemain lain yang mengenakan jas untuk bergabung merayakan kemenangan. Akan tetapi, bukan tidak mungkin di dalam hati kecil Park dirinya menyimpan kekecewaan. Ia pun memilih menerima keputusan Fergie dengan bijaksana.

“Senang ketika mengetahui menyesalnya Fergie akan kejadian itu. Itu menandakan kalau Anda adalah pemain hebat. Tugas manajer adalah yang paling sulit, terlebih saat memilih pemain. Perasaan saya campur aduk karena tidak percaya mengapa harus saya yang duduk di tribun. Tapi saya hanya bisa berpikir kalau ada alasan mengapa saya harus melewatkan partai final ini.”

Ia menambahkan, “Sepakbola adalah olahraga tim, yang paling penting kami berhasil menjuarai turnamen tersebut. Saya bahagia karena menang yang berarti keputusan Fergie saat itu adalah keputusan tepat. Itu adalah masa sulit yang harus saya lewati dan semakin menguatkan saya.”

Fergie pun membayar hutangnya kepada Park dengan memainkannya di dua final Liga Champions yang mereka mainkan yaitu pada 2009 dan 2011. Sayangnya, di dua laga tersebut United takluk dari Barcelona. Park pun tidak bisa merasakan bagaimana rasanya menyentuh Si Kuping Besar dengan keringat partai final yang menempel di tangannya.