Performa Anthony Martial bersama Manchester United hingga pekan ke-11 Premier League Inggris 2017/2018 benar-benar mengagumkan. Dia berhasil mengoleksi empat gol dan dua assist sejauh ini.

Catatan tersebut jadi sangat menarik, karena semua gol dan assist itu diciptakannya saat tampil sebagai pemain pengganti. Sejauh ini, dia sendiri memang baru tiga kali main sebagai starter, sedang sisanya tujuh kali turun jadi pengganti dan sekali duduk manis di bench. Meskipun begitu, Martial tetap mampu menunjukkan ketajamannya dalam mencetak gol ke gawang lawan.

Makanya, tak salah jika julukan supersub pun pantas dilekatkan padanya. Sebenarnya, jika melihat catatan penampilan Martial sejak 2015, dia hanya tampil 26 kali sebagai pemain pengganti dari 107 penampilannya bersama The Red Devils. Dari semua kesempatan turun sebagai pelapis itu, dia pun berhasil membukukan tujuh gol.

Koleksi itu membuatnya duduk di peringkat ketujuh daftar pemain pengganti dengan gol terbanyak sepanjang sejarah United, bersama empat senior lainnya. Namun, tentu saja Martial masih punya banyak lagi kesempatan untuk menambah koleksi golnya tersebut.

Jauh sebelum era Martial, juga ada beberapa supersub dari kubu tim Setan Merah. Berikut ini empat penggawa United lainnya, yang sebelumnya pernah benar-benar akrab dengan julukan supersub.

  1. Ole Gunnar Solskjaer

Mantan bomber internasional Norwegia yang sekarang sudah berusia 44 tahun mengenakan jersey The Red Devils selama 11 tahun pada 1996-2007. Selama kurun waktu itu, Ole Gunnar Solksjaer telah mencatatkan 366 penampilan dengan koleksi 126 gol di semua ajang. Dalam hampir separuh dari total penampilannya tersebut; mencapai 150 penampilan, dia diturunkan sebagai pemain pengganti.

Pada kesempatan sebagai pelapis itu, Solskjaer mampu menyarangkan 29 gol; yang membuatnya tercatat sebagai supersub dengan koleksi gol terbanyak sepanjang sejarah klub ini. Salah satu gol terbaiknya yang paling dikenang tentu saja ketika mencetak gol kemenangan tim Setan Merah di final Liga Champions 1998/1999 pada injury time, hingga mereka pun berhasil meraih treble winners.

  1. Javier ‘Chicharito’ Hernandez

Inilah pemain yang disebut-sebut sebagai penerus Solksjaer sebagai supersub United. Dia bergabung pada periode 2010-2015, ketika The Red Devils punya Wayne Rooney dan Robin van Persie sebagai duet maut di lini depan. Javier Hernandez mengoleksi 59 gol dalam 157 penampilan di semua ajang selama lima musim, di mana musim terakhirnya dijalani dalam masa peminjamakan di Real Madrid.

Penyerang internasional Meksiko yang akrab disapa ‘Chicharito’ ini menjadi supersub dengan koleksi gol terbanyak kedua dalam sejarah United, dengan koleksi 17 gol saat diturunkan sebagai pemain pengganti dalam 72 laga di semua ajang; atau hampir mencapai separuh total penampilan dirinya bersama tim Setan Merah. Musim 2017/2018 ini, dia kembali ke Inggris bersama West Ham United.

  1. Teddy Sheringham

Nama penggawa lini depan United periode 1997-2001 ini juga sangat dikenang fans. Karena berkat golnya di masa injury time dalam partai final Liga Champions 1998/1999, membuat tim asuhan Sir Alex Ferguson bangkit lagi meraih kemenangan tipis 2-1 melalui gol kedua dari Solksjaer. Gol Teddy Sheringham mampu menyamakan kedudukan, setelah mereka tertinggal 0-1 hingga menit ke-90.

Sheringham yang datang ke Old Trafford di usia sudah 31 tahun, membuatnya pasrah jadi pelapis, karena kalah bersaing dengan duet maut Dwight Yorke-Andy Cole. Namun, bukan berarti penyerang internasional Inggris ini minim kontribusi. Dia membukukan 46 gol dalam 153 laga di semua ajang, di mana delapan gol di antaranya dicetaknya saat turun dari bangku cadangan dalam 52 penampilan.

  1. Mark Robins

Mungkin tak banyak fans yang mengenal sosok striker jebolan akademi United yang berkiprah pada periode 1988-1993 ini. Dia memang lebih sering bermain sebagai pelapis, dalam 43 pertandingan dari total 70 penampilannya di semua kompetisi. Namun, Mark Robins jadi salah seorang pemain penting pada awal karir Sir Alex di Old Trafford, dan menyelamatkannya dari ancaman pemecatan.

Ketika itu, 1989/1990, dua musim setelah bergabungnya manajer legendaris tersebut, tak kunjung mampu meraih trofi. Satu-satunya kesempatan adalah Piala FA. Sir Alex beruntung memiliki Robins yang akhirnya membawa mereka merebut gelar juara, sekaligus trofi perdana pelatih asal Skotlandia itu bersama The Red Devils. Sang bomber beberapa kali mencetak gol dalam menit-menit krusial.