Louis van Gaal dan Jose Mourinho. Foto: Sky Sports

Kehadiran Ole Gunnar Solskjaer disebut-sebut tidak hanya akan mengubah nasib Manchester United sebagai sebuah kesebelasan, melainkan juga mengubah nasib para pemain akademi yang berada di sana. Bersama Ole, para pemain akademi disebut memiliki kesempatan yang cukup besar untuk debut bersama tim utama.

Hal ini tidak lepas dari latar belakang sang manajer yang merasakan pentingnya peran pemain akademi dalam saat masih menjadi penggawa Setan Merah. Kebiasaan ini kemudian menjalar ketika ia menjadi pelatih di Molde dan Cardiff. Beberapa pemain muda menjadi andalan Ole dalam dua tim yang ia latih tersebut.

Musim ini saja, ada 10 pemain akademi United yang mendapat debut bersama Ole. Beberapa nama seperti Mason Greenwood dan Brandon Williams menjadi andalan. Laga melawan Astana menjadi momen spesial bagi pemain junior United ketika beberapa dari mereka mendapat pengalaman bermain di kejuaraan Eropa. Hal ini membuat Ole mendapat pujian besar karena berhasil mengembalikan memori penggemar United yang ingin melihat pemain akademi bermain bersama tim utama United.

Jika Ole mendapat pujian, maka Van Gaal dan Mourinho justru mendapat kritikan. Dua manajer sebelum Ole ini dianggap tidak perhatian terhadap tim akademi. Terutama Mourinho. Latar belakangnya yang kurang bagus bersama akademi dari tim-tim sebelumnya membuat penggemar United khawatir kalau hal serupa akan terjadi ketika ia melatih United. Di sisi lain, meski Van Gaal memberikan banyak pemain akademi untuk memainkan laga debut, namun tidak sedikit juga pemain akademi yang menjadi korban dari rezimnya.

Anggapan-anggapan ini membuat Nicky Butt angkat bicara. Pria yang sekarang bekerja sebagai kepala pengembangan tim utama United tersebut menyebut kalau kritikan kepada Van Gaal dan Mourinho terkesan tidak adil karena keduanya juga perhatian kepada pemain akademi.

“Saya melihat kalau kritikan itu terlalu berlebihan kepada Van Gaal dan Mourinho, juga Moyes. Mereka bukannya tidak fokus dalam satu tim lalu melupakan tim yang lain, yang membuatnya dianggap tidak menghormati United. Mereka tidak melakukan hal itu. Itu adalah mitos,” kata Butt.

Mantan gelandang United ini juga bercerita kalau Mourinho justru begitu perhatian terhadap pemain akademi United. Saat mereka bermain pada ajang UEFA Youth League di Portugal, Mourinho hadir di sana dan memberikan beberapa wejangan terkait harapannya kepada para pemain muda tersebut. Butt justru menyalahkan media yang seolah berperan dalam citra Mourinho dan manajer lain yang dianggap buruk terhadap pemain muda.

“Saya merasa ada peran media yang tidak adil terhadap para manajer yang pernah menangani United,” kata Butt menambahkan.

“Mourinho selalu bertanya tentang anak-anak akademi kepada saya. Wajar bagi seseorang untuk mengenal karena dia datang ke lingkungan baru. Jika saya, Ben Thornley, dan David May datang ke Madrid, kami juga tidak akan kenal siapa-siapa.”

Jika melihat fakta yang ada, maka apa yang diungkapkan Butt memang benar adanya. Mourinho, yang dikenal sebagai manajer dengan ego tinggi, masih mau memberikan kesempatan kepada pemain akademinya untuk melakoni debut. Tercatat ada enam pemain yang naik ke tim utama karena andil dari Mourinho.

Bahkan jumlah pemain akademi yang debut di era Van Gaal jauh lebih banyak dibanding Ole. Akan tetapi, tidak semuanya memberikan permainan yang bagus yang bisa membawa mereka bermain lebih sering lagi. Selain itu, baik LVG dan Mourinho dituntut untuk memberikan gelar bagi United saat itu sehingga mereka harus lebih sering bermain dengan para pemain terbaiknya.

Butt menambahkan kalau anggapan para pemain akademi lebih baik bersama Ole Gunnar Solskjaer, lebih disebabkan pembawaan sang manajer yang cenderung positif dan ramah. Sikap Mourinho dan Ole dalam melatih memang sangat berbeda meski tujuannya sama yaitu kesuksesan. Jika Mourinho tidak segan untuk mengkritik timnya secara keras, maka Ole sebisa mungkin untuk menahan diri agar mental pemainnya tidak down.

“Satu hal berpengaruh dari kehadiran Ole dan Mike (Phelan) adalah mereka sudah tahu klub ini bertahun-tahun sehingga mereka mengembalikan klub ini kembali ke bentuk normal seperti membuka kembali kantin secara umum, pergi ke kolam dan pusat kebugaran bersama-sama, tapi saya bisa paham kalau beberapa manajer mencoba untuk menutup pusat kebugaran hanya untuk diri mereka sendiri,” lanjut Butt.

Dua sikap yang berbeda ini akan mendapat tanggapan yang berbeda pula dari pemain akademi yang mayoritas mentalnya mungkin masih labil. Ada yang mungkin merasa kalau Mourinho ingin melecut semangat mereka (Mou pernah berkata kalau tim akademi United tidak punya kualitas karena terdegradasi) namun ada pula yang merasa kalau Mourinho mempermalukan mereka seperti yang dialami Joshua Bohui.

Suasana ini yang berbeda ketika Ole hadir. Para pemain akademi menjadi lebih termotivasi karena peluang masuk tim utama jauh lebih terbuka bersama Ole ketimbang bersama Mourinho dan beberapa manajer sebelumnya. Hal ini memberikan pengaruh kepada psikologis pemain sehingga bisa dengan cepat memberikan permainan terbaiknya seperti yang dialami Mason Greenwood dan Brandon Williams.

“Yang dibawa Ole dan Mike adalah rasa nyaman kalau kita bisa menjadi diri sendiri dan kita bisa terbuka terhadap lingkungan sekitar dan orang-orang di dalamnya. Di lapangan, mereka kembali mencari kemenangan dengan gaya yang tepat

Para Pemain Akademi yang Debut Setelah Era Sir Alex Ferguson

Manajer Jumlah Nama (Caps Musim Pertama)
David Moyes

1

Adnan Januzaj (35)

Ryan Giggs (caretaker)

2

Tom Lawrence (1), James Wilson (1)
Louis van Gaal

16

Paddy Mcnair (18), Jesse Lingard (1), Marnick Vermijl (1), Saidy Janko (1), Michael Keane (2), Tom Thorpe (1), Reece James (1), Tyler Blackett (12), Andreas Pereira (2), Timothy Fosu-Mensah (10), Joe Riley (2), James Weir (1), Cameron Borthwick-Jackson (14), Regan Poole (1), Marcus Rashford (18), Donald Love (2),
Jose Mourinho

6

Angel Gomes (1), Josh Harrop (1), Joel Castro Pereira (2), Scott McTominay (2),  Axel Tuanzebe (5), Demetri Mitchell (1)
Ole Gunnar Solskjaer

10

Mason Greenwood (4), Tahith Chong (4), James Garner (1), Ethan Laird (2), D’Mani Mellor (1), Brandon Williams (26), Ethan Galbraith (1), Di’Shon Bernard (1), Largie Ramazani (1), Dylan Levitt (1)