Foto: Instagram Nemanja Matic

Dewasa ini, beberapa pesepakbola dunia kerap diidentikan dengan gaya hidup mewah. Gaji tinggi yang mereka terima kerap membuat seorang pesepakbola memilih menjalani kehidupan mewah dengan mengoleksi barang-barang mahal seperti mobil, jam tangan, hingga jet pribadi.

Akan tetapi, tidak sedikit para pesepakbola yang memilih untuk hidup sederhana dan tidak terjebak dengan gaya hidup tersebut. Alih-alih berfoya-foya, beberapa dari mereka bahkan kerap menyisihkan pendapatan untuk membantu sesama. Bahkan ada yang membantu klub lama mereka keluar dari jeratan finansial dengan memberikan sesuatu yang dirasa bermanfaat bagi klub lamanya.

Marcus Rashford dan Jesse Lingard kerap menyumbang alat olahraga untuk Fletcher Moss Rangers yang merupakan tempat pertama kali mereka belajar sepakbola. Juan Mata bahkan pernah menyelamatkan Oviedo dari krisis keuangan. Yang terbaru, Nemanja Matic ternyata adalah pemilik klub divisi empat Serbia, Vrelo Sport.

Baca juga: Juan Mata dan Kecintaannya pada Real Oviedo

Kabar tersebut muncul ketika yang bersangkutan diwawancarai oleh Inside United mengenai kisah hidupnya di Serbia. Vrelo Sport adalah kesebelasan yang dibentuk Matic bersama salah seorang rekannya pada 2015 lalu. Kota yang populasinya hanya 1.500 orang ini adalah tempat Matic pertama kali mengenal sepakbola.

“Ketika saya berusia tujuh atau delapan tahun, ayah adalah pelatih saya. Sulit dilatih olehnya karena dia pasti ingin saya tampil baik dan lebih baik lagi. Saya pernah mencetak dua gol tapi ayah saya bilang kalau itu belum cukup bagus, jadi itu masa sulit bagi saya,” tuturnya sambil tertawa.

Keputusan Matic membangun Vrelo adalah agar para pemuda sana memiliki wadah agar bisa menyalurkan bakatnya sebagai pemain bola. Ia pun berharap dengan keberadaannya sebagai pemilik klub, Vrelo bisa bermain di kompetisi yang lebih tinggi lagi di masa yang akan datang.

“Saya hanya mencoba membantu klub saya, klub di kota yang membesarkan saya. Saya suka membantu pemain muda. Saya mencoba membuat mereka merasa lebih baik dan memastikan mereka memiliki lapangan yang baik ketimbang saat saa kecil dulu. Dengan lapangan yang lebih baik, mereka pasti bisa berkembang lebih baik lagi. Jika suatu hari nanti mereka bermain di level yang lebih tinggi maka mereka sudah tahu apa yang diharapkan.”

Sejak dibentuk tiga tahun lalu, Vrelo selalu menunjukkan perkembangan yang signifikan. Mereka promosi tiga kali berturut-turut hingga saat ini berada di tingkat keempat. Mereka bahkan hanya mengalami satu kekalahan dari 80 pertandingan. Hal tersebut membuat Matic bangga dengan klubnya.

Mantan pemain Benfica ini tidak lupa untuk melibatkan beberapa rekan serta anggota keluarganya untuk mengurus Vrelo. Beberapa pemain mereka adalah teman baik Matic termasuk pelatih mereka. Tidak hanya itu, sepupu Matic yaitu Darko adalah presiden dari Vrelo. Meski status mereka bukan tim profesional, namun melihat kesuksesan mereka dalam tiga tahun ini menandakan kalau dinasti Matic berhasil menjalankan Vrelo.

Baca juga: Nemanja Matic yang Bermain dengan Suntikan Pereda Sakit

Matic pun menyempatkan untuk hadir menyaksikan Vrelo apabila ada kesempatan. Seperti yang ia lakukan Juni lalu sebelum berangkat ke Rusia untuk mengikuti Piala Dunia. Salah satu wartawan NewYorkTimes ketika itu menangkap pemandangan Matic yang mengenakan kaus putih dan celana pendek sedang asyik melihat timnya bertanding melawan Brezovica dengan ditemani beberapa makanan ringan yang ia bawa.

Tidak hanya Vrelo, Matic juga diketahui menjadi pemilik klub FK Jedinstvo. Klub ini adalah klub junior terakhir Matic sebelum hengkang ke tim senior Kolubara. Jedinstvo juga dipimpin oleh Darko. Klub ini sempat mengalami situasi yang buruk sebelum kedatangan Matic. Ketika Matic masuk, ia langsung memugar stadion mereka dan menamakannya dengan nama Dragan Dzajic, salah satu legenda sepakbola Serbia.

“Ketika jadwal pertandingan Manchester dan Jedinstvo berbenturan, maka dia akan selalu menelepon pada jeda babak pertama untuk menanyakan hasilnya. Dia seolah punya waktu luang di antara pertandingan. Hubungannya dengan klub ini sungguh luar biasa,” tutur Branko.

Matic dikenal sebagai sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Selain sepakbola, ia pernah membiayai berbagai proyek pembangunan gereja, pemberian alat-alat pemadam kebakaran, hingga membayar tagihan belanjaa dari beberapa pensiunan. Atas dedikasinya ini, nama Matic diabadikan sebagai nama jalan di daerahnya.

Sumber: Inside United, NewYorkTimes