Belum mampu meraih gelar Premier League, tidak sanggup mengimbangi persaingan di kompetisi tertinggi Eropa, serta hanya mengejar piala domestik, menjadi gambaran Manchester United dalam kurun enam tahun terakhir. Mereka yang tadinya dianggap raksasa kini hanya sebatas tim penggembira yang kekuatannya mulai melemah.

Bahkan, untuk ke empat besar saja mereka nampak kesusahan. Dalam tujuh pertandingan terakhirnya di liga, United hanya dua kali menang dan menderita empat kekalahan. Padahal peluang untuk ke sana selalu terbuka, namun United tidak kerap gagal memanfaatkannya. Sisa dua pertandingan lagi tampaknya tidak cukup untuk bisa membawa United ke Liga Champions musim lalu.

Waktu demi waktu berlalu, mereka kini sudah tertinggal jauh. Apesnya, yang siap meninggalkan mereka adalah Liverpool dan Manchester City, dua rival abadi sepanjang sejarah United. Tidak mau ketinggalan ada Tottenham Hotspur yang sudah dua kali dalam tiga musim terakhir selalu finis di atas mereka.

Tidak sedikit yang merasa takut kalau United akan menjadi Liverpool yang merasakan lama sekali puasa gelar yaitu hingga 29 tahun.  Mereka yang sebelumnya terbuai dengan kesuksesan di era Sir Alex Ferguson dan kerap jumawa atas prestasi tim favoritnya, kini terancam mengalami nasib yang serupa layaknya rival abadinya tersebut.

“Saya tidak merasa bahwa orang-orang yang terkoneksi dengan United akan mengira kalau klub ini akan mengalami kejatuhan begitu cepat setelah Ferguson pensiun. Sekarang ini sudah enam tahun tanpa gelar dan mereka tertinggal sangat jauh dari Manchester City, Liverpool, bahkan Tottenham,” kata Dimitar Berbatov seperti dilansir dari Goal.

“Bisa saja hal ini terjadi dalam delapan, sembilan, sepuluh musim, dan tidak terasa Anda akan berada dalam titik yang sama seperti Liverpool. Bisakah Anda bayangkan United tidak menjadi juara selama 29 tahun? Mungkin tidak mengingat klub ini masih bisa meraih sesuatu, namun tidak mungkin hal ini akan terjadi. Lihat saja Liverpool, mereka bisa tidak juara sejak 1990. Bagi United, hal itu adalah mimpi buruk.”

Hal ini yang membuat para penggawa United merasa cemas dan mulai timbul rasa ketakutan. Dilansir dari The Times, beberapa pemain khawatir mereka tidak bisa lagi membawa kesebelasan yang sebelumnya bernama Newton Heath ini kembali bersaing memperebutkan gelar juara. Apalagi Ole Gunnar Solskjaer sudah mengungkapkan kalau dirinya tidak bisa langsung merombak skuad United hanya dengan memanfaatkan satu jendela transfer saja.

“Pekerjaan Solskjaer adalah mengurus tim ini dengan mengidentifikasi pemain mana saja yang dia inginkan dan klub mendapatkan nilai maksimum untuk pemain yang keluar sehingga ia bisa membawa pemain yang tepat,” kata Gary Neville.

“Butuh dua tahun untuk bisa membawa tim ini menjadi tim yang bisa memenangkan gelar. Saya tidak berpikir mereka akan mendapatkan semua pemain yang mereka inginkan dan saya tidak berpikir mereka akan mengeluarkan orang-orang yang ingin mereka keluarkan. Butuh dua tahun untuk bisa merealisasikan itu dan semua harus menjalaninya dengan kesabaran.”

Butuh empat sampai lima kali bursa transfer nampaknya untuk bisa menutup kesenjangan United dengan klub-klub di atasnya. Itupun harus diiringi dengan pembelian yang tepat dan penjualan beberapa pemain. Hal ini berarti kalau United baru bisa dianggap pantas mengincar gelar juara pada musim 2021/2022 atau ketika kontrak Solskjaer bersama United memasuki tahun terakhirnya.

Masalah lainnya dari United adalah kalau mereka terancam kehilangan pemain penting mereka pada musim panas nanti. Ander Herrera, Juan Mata, dan Antonio Valencia akan pergi secara gratis. Paul Pogba, David De Gea, dan Romelu Lukaku, adalah rombongan pemain terbaik yang juga berpotensi akan pergi. Jika dalam bursa transfer tersebut mereka tidak bisa mencari pengganti pemain tersebut, maka United bisa mengalami nasib yang lebih parah dari Liverpool.