Jose Mourinho baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Dia menyampaikan bahwa momen Natal 2017 ini menjadi periode tersulit dalam hidupnya. Pelatih berkebangsaan Portugal itu mengaku merasa periode ini berjalan sangat sulit dan menggetirkan bagi dirinya.

Lalu mengapa Mourinho merasakan seperti itu? Apakah karena disebabkan jadwal kompetisi yang semakin padat menjelang akhir tahun ini? Seperti diketahui, beberapa bulan lalu, manajer 54 tahun ini memang pernah mengeluhkan jadwal kompetisi Premier League Inggris setiap akhir tahun.

Ketika itu, pada September 2017, Mourinho mengutarakan soal padatnya jadwal kompetisi domestik pada musim dingin, yang membuat klub-klub Inggris sama sekali tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Dia mengaku sebenarnya menyukai periode yang disebut Boxing Day di Premier League ini. Namun, karena tidak adanya jeda di musim dingin itu, diyakininya menjadi faktor kunci kegagalan klub-klub Inggris untuk meraih prestasi terbaik dalam kompetisi Eropa, terutama di Liga Champions. Mourinho pun menyampaikan kritik kepada penyelenggara Premier League terkait jadwal tersebut.

“Tak ada jeda musim dingin seperti di negara lain. Tapi saya harus mengakui, saya menyukai periode natal di sepakbola Inggris,” ungkap Mourinho ketika itu, seperti dilansir Goal Internasional.

Dia pun merasakan kesan sama sekali tidak ada perlindungan dari pengelola liga domestik terhadap klub-klub Inggris yang berkompetisi di Eropa. “Negara-negara lainnya melindungi klub mereka. Sebagai contoh, Benfica bermain di hari Jumat. Mereka selalu melakukannya di Portugal dan Italia. Paris Saint-Germain bermain di hari Jumat. Itu selalu terjadi,” ucap Mourinho menambahkan kritikannya.

Lalu, apakah pernyataan Mourinho baru-baru ini, yang menyebut periode Natal 2017 ini sangat sulit baginya, juga terkait dengan jadwal kompetisi tim asuhannya? Ternyata, apa yang disarakan pelatih berjuluk The Special One ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan jadwal padat yang harus dijalani United pada musim dingin ini.

Rupanya, ini terkait dengan kehidupan pribadinya. Mourinho untuk pertama kalinya harus menjalani perayaan Natal tanpa sosok sang ayah, Jose Mourinho Felix. Pria tersebut memang baru saja mengembuskan nafas di Setubal, Portugal, pada 25 Juni 2017 lalu.

“Ini merupakan Natal pertama tanpa ayah saya dan saya kira ini merupakan hal yang paling sulit bagi saya,” kata Mourinho, belum lama ini.

Sang ayah yang juga merupakan mantan pesepakbola dan pelatih sejumlah klub di Portugal itu meninggal dalam usia 79 tahun. Dia sendiri wafat setelah lama menderita suatu penyakit. Sang anak pun merasa sangat terpukul dan berduka ketika itu. Mourinho sempat mengunggah foto masa kecilnya dengan sang ayah di akun Instagram pribadi, namun tanpa keterangan, beberapa hari kemudian. Dia sepertinya mengenang momen-momen bersama ayahnya.

Dilansir Daily Mail, Mourinho selalu menyempatkan diri secara berkala terbang dari Manchester ke kampung halamannya di Setubal untuk menjenguk sang ayah selama sakit. Dia pun mengakui peran ayahnya sebagai mantan pelatih sepakbola, berpengaruh besar pada kesuksesan kariernya sebagai pelatih papan atas dunia.

Felix yang dulunya bermain sebagai kiper selama 19 tahun bersama Vitoria Setubal (1955-1968) dan Belenenses (1968-1974), serta tim nasional Portugal itu juga pernah jadi pelatihnya, ketika Mourinho masih aktif bermain untuk Rio Ave dan Belenenses di awal 1980-an.

Lalu, bagaimana dengan jadwal padat yang harus dijalani Mourinho bersama tim Setan Merah di akhir tahun ini? Pelatih kelahiran Setubal, 26 Januari 1963 itu melah mengaku menyambut periode Boxing Day ini dengan antusias.

Bahkan, menurutnya momen yang seharusnya digunakan untuk liburan oleh banyak orang di negara lainnya itu pun sekarang sudah bisa dinikmati oleh keluarganya. Apalagi, Mourinho juga harus berkonsentrasi tinggi pada skuatnya demi mengejar Manchester City yang tengah memimpin klasemen sementara, dengan selisih yang cukup jauh mencapai 15 poin.

“Hal positifnya adalah sekarang memasuki laga Boxing Day. Saya menghadapinya dengan penuh suka cita. Saya kira keluarga saya akan datang [menyaksikan laga United]. Orang-orang pun sangat menyukainya, bahkan di penjuru dunia. Keluarga di rumah, mereka menyukai sepakbola. Jadi saya merasa kami memberikan sesuatu yang orang-orang sukai. Sisi positifnya adalah adanya perasaan yang baik,” pungkas Mourinho pula dengan berpikir positif. Namun, tentu saja dia tetap tidak bisa menang. Apalagi, sehari setelah Natal, United malah ditahan imbang 2-2 oleh tim tamu Burnley.