Tidak bisa dipungkiri bahwa Jose Mourinho adalah salah satu manajer terbaik yang pernah dimiliki persepakbolaan dunia. Hampir semua gelar prestisius pernah dicicipi manajer 54 tahun tersebut selama berkarir di empat negara berbeda. Selain jago dalam menangani kesebelasan, pria kelahiran Setubal ini juga jago dalam melontarkan pernyataan-pernyataan menarik ketika menjalani sesi wawancara.

Baru-baru ini Mou mengungkapkan keberatannya terkait julukannya sebagai Manajer Spesialis Musim Kedua. Kepada Soccer Saturday, Mou mengungkapkan bahwa dia juga pernah menjuarai titel pada musim pertama dan juga musim ketiga. Ia juga menjelaskan bahwa musim keduanya selalu bagus karena ia memiliki andil besar dalam persiapan timnya sejak pramusim,

“Saya tidak tahu mengapa orang-orang berbicara tentang musim kedua karena saya juga menjadi juara pada musim pertama dan juga ketiga. Saya tidak terlalu memahami hal tersebut,” ujarnya kepada Soccer Saturday.

Ia menambahkan, “Saya hanya berpikir bahwa pada musim kedua adalah musim yang baik untuk melakukan perubahan di beberapa sektor karena di musim pertama Anda tiba, seperti dalam kasus saya, saya tidak bisa mengatur jadwal pra musim karena sudah dibuat oleh pihak klub terlebih dahulu.”

Jika melihat fakta maka tidak ada yang salah dalam perkataan Mou tersebut. Namun jika kita melihat lebih dalam lagi maka pada musim kedua, mantan manajer Uniao De Leiria selalu memberikan gelar yang lebih prestisius dibandingkan musim pertama.

Ia memberikan gelar Liga Champions kepada FC Porto pada musim keduanya di klub tersebut. Begitu juga yang ia lakukan ketika bertugas di Inter Milan. Real Madrid bahkan memutus rangkaian tiga musim tanpa gelar La Liga ketika Mou memasuki periode keduanya di kota Madrid.

Selain itu ia mengungkapkan bahwa peran yang ia miliki pada musim kedua jauh lebih banyak ketimbang ia menjabat pada musim pertama. Dengan adanya musim kedua, Mou bisa melakukan beberapa perubahan terutama perihal jadwal pra musim dan perekrutan pemain di bursa transfer.

“Ketika saya tiba di musim pertama sudah ada investasi yang dilakukan untuk membeli pemain, mengubah skuat, menjual pemain yang mungkin akan anda lakukan dengan cara yang berbeda. Saya sebenarnya bisa menyimpan pemain yang mereka jual karena bisa jadi saya juga tidak membeli pemain yang sudah mereka rekrut,” ujarnya menambahkan.

Berkaca soal musim kedua, hal tersebut sedang dirasakan oleh Manchester United pada musim ini. Hingga pekan keempat berakhir, Iblis Merah masih bertahan di puncak klasemen (wawancara dilakukan sebelum pekan kelima). Sesuatu yang sudah lama tidak mereka rasakan. Akan tetapi Mou belum bisa menjamin bahwa pada musim keduanya di United akan berjalan dengan baik karena persaingan yang begitu ketat.

“Pada musim kedua, Anda memiliki pengaruh dan kondisi yang lebih baik. Tapi anda bermain melawan tim lain yang manajernya berada pada musim ketiga, atau kedua atau keempat dan kelima. Jadi musim kedua tidak akan menjadi keuntungan besar.”

“Posisi kita belum bagus saat ini. Kami punya 10 poin, Man City juga 10 poin. Chelsea punya sembilan, Tottenham mungkin tujuh, Liverpool tujuh, jadi apa bedanya? Satu poin, dua poin, tiga poin, satu pekan, dua pekan. Mereka juga memiliki manajer dengan sejarah gelar yang baik. Tidak hanya di Premier League tapi juga di Negara lain. Setiap orang punya sejarah kesuksesannya masing-masing.”

Meski Mou cenderung merendah, namun ia tetap senang dengan apa yang sudah ditunjukkan United sejauh ini. United sejauh ini sudah tampil lebih baik dibandingkan musim lalu karena berada di papan atas kompetisi Premier League.

Ia mengatakan, “Saya senang dengan level tim ini sekarang. Setelah satu tahun, kami sekarang adalah tim yang berbeda. Bukan karena kami bermain di Liga Champions namun karena di Premier League kami memulainya dengan baik.