Memiliki seorang manajer yang berpengalaman tentu menjadi kebutuhan yang tak tergantikan bagi sebuah klub. Begitu jua dengan Manchester United yang kini beruntung memiliki Jose Mourinho sebagai nahkodanya.

Meski banyak kritikan yang menerpa Mourinho atas kinerja United di musim pertamanya, The Special One tetap menunjukkan ketenangan dalam setiap penampilannya di muka publik. Kali ini dilansir dari Skysport, Mou menenangkan hati para pendukung United dan jua para kritikannya dengan mengatakan bahwa United akan semakin baik dalam beberapa tahun mendatang.

“Saya akan mengatakan bahwa musim ini bisa menjadi awalan yang baik untuk 5-6 musim yang akan datang. Kenyataannya bahkan pada musim perdana ini, kami (United) sudah memenangkan sebuah piala (EFL Cup) dan mempunyai kans bagus hingga akhir musim nanti.”

“Jika kami berhasil memenangkan Europa League dan di Agustus nanti bisa bermain di European Super Cup dengan pemenang Champions League, tentu musim ini akan menjadi lebih indah lagi,” tutur Mou.

Meski menyatakan keinginanya untuk memenangkan Europa League dan tentu masuk empat besar di Liga Primer Inggris, Mou tetap tak mau terlalu berharap. Sehingga eks asisten pelatih Louis van Gaal ini mengatakan kini tak terlalu memaksakan United untuk meraih gelar pada musim ini.

“Tidak terlalu penting jika musim ini kami (United) membicarakan titel yang kami dapat ataupun yang tidak. Karena saya akan tetap merasa musim ini sangat penting, begitu juga dengan para pemain dan klub,” kata Mou.

Kemudian, manajer berusia 54 tahun tersebut memiliki argumen bahwa pada musim ini dirinya tengah membangun fondasi kuat untuk masa depan United. Keyakinan ini juga ditambah pengalamannya sebagai manajer untuk klub-klub besar sebelumnya. Ia beranggapan bahwa situasi United musim ini, mirip dengan situasi di musim perdananya bersama Real Madrid.

“Mirip karena kedua klub ini (United dan Madrid) sama-sama klub besar yang tengah dalam kondisi sulit. Karena ketika bergabung dengan klub besar, kamu akan merasakan dimensi, tekanan, dan ekspektasi yang luar biasa.”

“Di sisi lain kamu juga merasakan bahwa klub yang kamu latih belum siap untuk ekspektasi tinggi tersebut. Sehingga kamu harus bekerja lebih keras. Itulah mengapa saya mengatakan kondisi United saat ini lebih mirip dengan Madrid, dibandingkan Chelsea, Inter Milan, dan juga Porto,” jelas Mou.

Di musim pertamanya bersama Los Galacticos, Mou berhasil memecah kebuntuan akan trofi selama 3 tahun. Yaitu kala Madrid berhasil mengalahkan musuh bebuyutannya, Barcelona di laga final Copa Del Rey musim 2010/2011.

Argumen Mou Soal Strategi Memecut Kinerja Pemain

Di paragraf-paragraf awal, jelas bahwa target Mou pada musim ini adalah membangun fondasi untuk skuat United 5 hingga 6 musim yang akan datang. Sehingga segala aksi yang dibuatnya akan diarahkan ke target tersebut. Seperti salah satunya adalah aksi kritik Mou terhadap sejumlah pemain United dalam beberapa minggu ke belakang.

Masih ingat dalam ingatan kita, kritikan pedas Mou terhadap Anthony Martial, Luke Shaw, hingga Henrikh Mkhitaryan. Seakan Mou tidak memberikan apresiasi sedikitpun pada pemain-pemain tersebut, meski sudah bermain untuk United.

Tapi ternyata bukan gol atau asis yang menjadi acuan utama Mou. Menurut Mou para pemain yang dikritiknya, cukup dengan memberikan usaha semaksimal mungkin ketika diberikan kesempatan bermain.

“Beberapa pemain tidak memberikan usaha yang maksimal. Itu masalahnya. Mereka harus menunjukkan usaha itu, jika sudah tentu saya akan bahagia dan merasa puas. Terlepas dari bagaimana hasil akhir di lapangan nanti,” kata Mou.

Hanya Marcus Rashford yang terkesan selamat dari semprotan Mou, meski perolehan golnya menurun jika dibandingkan musim lalu. Mou beralasan, dirinya merasa Rashford sudah memberikan usaha maksimalnya dalam latihan maupun pertandingan. Sehingga dirinya merasa tak adil jika terus meminta lebih dari Rashford.

“Apa yang saya lakukan itu (kritikan pedas) bukanlah pendekatan secara psikologis. Itu adalah pengetahuan umum. Dimana jika kamu telah memberikan segala yang kamu mampu, saya tak bisa meminta lagi dari dirimu.”

“Dalam kasus Marcus (Rashford), meski tak bermain bagus, dia sudah memberikan segala yang ia bisa. Jadi saya tak adil untuk meminta lagi. Saya hanya bisa memberikan motivasi dan mengatakan ‘hari baik akan datang’,” terang Mou.

Sumber : Skysport.com