Foto: EuroSports

Bagi Harry Maguire, jeda internasional adalah sarana bagi dirinya untuk terus membuktikan diri kalau ia tidak pantas dipinggirkan dalam skuad Manchester United.

Masih ingat dengan apa yang dilakukan Harry Maguire pada akhir 2021 lalu. Dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Albania, Harry mencetak satu gol dan melakukan perayaan dengan menaruh tangannya di telinga lalu menyusur di atas lapangan. Sebuah perayaan yang disebut banyak pundit sebagai perayaan yang memalukan.

Perayaan gol tersebut dianggap sebagai cara Harry untuk membungkam kritik mengingat sepanjang musim 2021/2022 permainannya benar-benar buruk bersama Setan Merah.

Pekan ini, eks bek Leicester City tersebut punya kans untuk melakukan hal tersebut sekali lagi. Inggris dijadwalkan akan bertemu Italia dan Jerman dalam UEFA Nations League. Dua pertandingan ini bisa menjadi sarana bagi dirinya untuk membuktikan kalau dia masih pantas bermain di skuad utama United asuhan Erik ten Hag.

Musim ini Harry baru bermain tiga kali untuk United sebagai starter dengan hasil United selalu kalah. Posisinya pun mulai tergusur oleh Raphael Varane yang sejauh ini menunjukkan kemitraan yang solid bersama Lisandro Martinez.

Harry sendiri memang tampak diasingkan. Bahkan ada guyonan yang menyebut kalau tempat terbaik Harry di United adalah bangku cadangan. Beruntung, ada Gareth Southgate yang masih sayang kepadanya dengan terus percaya kepadanya untuk mengisi skuad timnas Inggris.

Southgate seperti menunjukkan kalau dia tidak salah memilih Harry. Ia rela pasang badan demi bek termahal tersebut saat kritikan untuknya berdatangan karena tetap memanggil pemain off-form ketimbang Jadon Sancho atau Marcus Rashford.

Tidak salah juga bagi Southgate sebenarnya untuk memanggil Harry. Ia adalah manajer timnas yang berhak memanggil siapa saja. Selain itu, ia juga sudah bekerja sama sejak Piala Dunia 2018 lalu Euro 2020 yang semuanya berakhir baik bagi Harry Maguire secara pribadi. Namun, apabila Southgate ingin memanggil pemain untuk ke Piala Dunia nanti berdasarkan performa di klub, maka Harry secara logika memang tidak layak untuk dibawa.

Titik Balik Performa Harry

Karier sepakbola Harry tampak menukik begitu cepat. Saat masih di Leicester ia menjadi idola untuk beberapa klub yang sedang mencari ball playing defender. United pun kemudian memenangkan perburuan meski harus menebusnya dengan harga yang kelewatan.

Sejak direkrut Harry tidak pernah tergantikan. Ia membuat 72 penampilan Premier League secara berturut-turut dan selalu bermain sejak menit pertama dalam 71 pertandingan sebelumnya. Musim sebelumnya (2019/2020) Harry bahkan mengumpulkan 5.490 menit yang menjadikannya sebagai pemain paling sibuk di dunia sepakbola dan bersanding dengan Gary Pallister.

Ini semua telah membuktikan kalau Harry punya kualitas dalam melindungi gawang United sebelum kemudian banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan selepas penampilan apik sepanjang Euro 2020.

Sayangnya hingga saat ini mantan pemain Sheffield United tersebut masih kesulitan mencari penyebab dari penurunan permainannya di atas lapangan. Ada yang bilang kalau itu berasal dari permainan Harry sendiri tapi tidak sedikit yang menyebut kalau United juga punya andil dari penurunan permainannya.

“Harry adalah pemain yang butuh kecepatan di sekitarnya, tapi dia sendiri tidak punya. Jika Anda menaruh Ruben Dias di pertahanan United dan Harry di empat bek City, maka Dias akan kesulitan sedangkan Harry akan berkembang. Di sekelilingnya, pelatih dan pemain juga punya faktor kalau performanya telah menurun,” kata salah satu sumber yang dekat dengan Harry.

Harry bahkan sempat mendapat dukungan dari Brandon Williams yang menyebut kalau sang kapten tidak layak dihujat begitu kerasnya oleh banyak orang. Ia bahkan menyebut si pengkritik sebagai idiot.

Sumber tersebut juga menambahkan kalau Harry frustrasi dengan De Gea yang tidak mau meninggalkan garis gawangnya ketika United sedang diserang. Sejauh ini, masalah tersebut kemudian bisa diselesaikan dengan mendatangkan Lisandro.

Untuk saat ini Maguire membutuhkan menit bermain. Jika di level klub hal itu tidak bisa ia dapat, maka jeda internasional kali ini adalah kesempatan untuk mengembalikan kepercayaan dirinya sekaligus memberi tahu Ten Hag kalau dia masih layak diberi kesempatan.