Foto: Mirror.co.uk

“Ada satu atau dua agen sepakbola yang tidak saya sukai dan Mino Raiola, agen Paul Pogba, adalah salah satunya. Saya tak percaya dia sejak pertama kali saya melihat dia. Kami sudah menawari Paul kontrak tiga tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun, yang kami ingin segera tandatangani. Tiba-tiba Raiola muncul dan pertemuan kami berantakan. Dia dan saya seperti minyak dan air.”

Itu adalah ungkapan Sir Alex Ferguson ketika membahas soal agen dalam buku autobiografinya yang berjudul “Leading” pada Bab 10 (Hasil Akhir) dengan Sub Bab perantara. Disitu terlihat jelas betapa ia tidak menyukai agen berdarah Italia-Belanda tersebut karena dianggap merusak kesepakatan yang saat itu sudah dibuat oleh Fergie.

Yang menarik, meski Mino sudah dicap jelek oleh manajer tersukses sepanjang masa klub tersebut, namun United seakan tidak pernah kapok untuk berurusan dengan pria berusia 52 tahun tersebut. Zlatan Ibrahimovic, Romelu Lukaku, Henrikh Mkhitaryan, dan Sergio Romero adalah nama-nama klien Mino yang pernah atau masih menjadi penggawa Setan Merah.

Bahkan saga transfer United saat ini, Erling Braunt Haaland, juga siap diintervensi oleh Mino. Meski pemain muda Norwegia tersebut tidak terhubung dengan agen manapun, namun Mino siap menjadi perantara. Uang 12 juta paun harus diberikan kepada Mino jika United ingin negosiasinya dengan Haaland berjalan lancar.

Uang-uang kompensasi seperti ini yang membuat Mino dicap bengis, rakus, dan keras kepala oleh para penggemar United. Banyak yang berharap United tidak lagi bekerja sama dengannya. Namun nampaknya hal ini tidak digubris oleh pihak klub. Mino sendiri menolak anggapan tersebut dan menyebut kalau dia hanya menjalankan tugasnya saja sebagai seorang super agen. Tidak pernah ada maksud untuk menguras kekayaan klub tersebut.

“Saya tidak tahu apakah saya angguh tapi saya tahu apa yang saya inginkan dan saya berjuang untuk para pemain saya agar bisa mendapatkan sesuatu yang layak. Saya tidak pernah merasa jahat. Saya baru akan menjadi jahat jika Anda jahat kepada saya. Dalam 25 tahun saya berkarier, saya tidak pernah merasa kalau saya mencoba memeras klub. Saya hanya mengatakan apa yang saya inginkan dan jika mereka tidak suka saya maka itu masalah mereka,” kata Mino kepada Telegraph.

Mino sadar kalau semua orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda tentang dirinya. Untuk itu, ia tidak pernah mau ambil pusing. Ketika Sir Alex Ferguson menyebutnya sebagai agen yang tidak ia sukai, ia memilih untuk santai dan memaklumi kalau itu adalah omongan yang keluar dari pemikirannya. “Saya tidak punya masalah dengan apa yang dikatakan Ferguson. Itu adalah pemikiran dia. Tapi saya lebih suka dia mengatakan kata-kata seperti itu daripada memperlakukan saya dengan baik. Orang-orang berpikir saya benci Ferguson. Tapi saya tidak pernah membencinya.”

Mino, Paul Pogba dan Ole Gunnar Solskjaer

Seperti yang diungkapkan Ferguson dalam bukunya, hubungan United dengan Mino bak minyak dan air. Hubungan pelik itu kembali terjadi dan lagi-lagi disebabkan oleh Paul Pogba. Keinginan si pemain untuk hengkang disinyalir didorong oleh Mino selaku agen pemain Prancis tersebut. Ia mencari cara untuk bagaimana membawa Pogba untuk hengkang sesuai dengan keinginannya.

Sudah banyak yang menginginkan eks Juventus itu untuk pergi. Apalagi ketika ia terang-terangan menyebut kalau ia butuh tantangan baru. Meski begitu, United disinyalir masih tetap ingin mempertahankan Pogba. Apalagi ketika Solskjaer menyebut ia masih memberikan tempat sebagai pemain yang musim lalu tampil menonjol dalam skuad United tersebut.

“Paul bisa saja ke tempat lain. Tapi dia sudah memilih dengan hati untuk pulang (ke Manchester). Paul itu orang yang baik. Dia tidak bisa marah kepada Ole karena Ole memperlakukannya dengan sangat baik. Ada rasa hormat serta cinta yang didapat dari mereka berdua sehingga dia tidak bisa marah kepadanya,” tuturnya.

Ia menyebut kalau Paul sudah bahagia di Manchester. Ketertarikan Real Madrid yang sempat digembar-gemborkan media ia akui benar adanya. Namun United tidak akan membiarkannya pergi. Ia membela kliennya dengan menyebut kalau Pogba bekerja sungguh-sungguh untuk sukses bersama Setan Merah. Tinggal United saja yang harus memaksimalkan talentanya.

“Ada minat dari Real Madrid tapi United tidak akan pernah melepaskannya. Paul bukanlah orang yang saya dengar dari Gary Neville yang katanya “dia harus malu dengan hal ini, dengan hal itu.” Malu akan apa? Dia bekerja setiap hari dan melakukan yang terbauk. Apakah dia sempurna? Tidak. Tapi apakah dia orang yang bertanggung jawab? Dia adalah orang yang bertanggung jawab atas kegagalan.”

“Apakah ada gelandang yang lebih baik dari Pogba? Tidak. Jika kita sampai pada kesimpulan itu, maka jika Anda menjual Pogba, apakah Anda bisa dapat yang lebih baik? Tidak. Tetapi jika Anda menciptakan identitas permainan tim Anda, maka Paul akan menjadi sosok yang ideal. Katakanlah Anda ingin main dengan dua gelandang, maka di mana Paul bermain? Beberapa posisi.”

Yang menarik, Mino malah balik menyindir United dengan menyebut kalau mentalitas tim ini tidak lagi seperti klub sepakbola Eropa melainkan Amerika yang lebih mengandalkan sisi bisnis ketimbang olahraga.

“Sebenarnya saya melihat Manchester United dan berpikir bahwa mentalitas mereka seperti klub-klub Amerika daripada mentalitas Eropa. Terkadang, klub lebih peduli pada aspek ekonomi ketimbang olahraga dan itu adalah cara berpikir orang Amerika. Klub sekelas United harus punya seseorang untuk menghubungkan sisi ekonomi dan sisi olahraga,” kata Mino yang ucapannya kali ini mendapat tanggapan positif dari penggemar United.