Foto: Evening Standard

Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer adalah orang yang penuh dengan karakter kejutan. Ia adalah seorang mantan pemain Sir Alex Ferguson yang mampu meraih catatan baik sebagai manajer sementara saat menggantikan Jose Mourinho pada Desember 2018. Namun di satu sisi, ia juga adalah seorang yang mau mengakui bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan sejak menjadi manajer di Old Trafford.

Untuk seorang manajer yang hanya memiliki pengalaman berkancah bersama Molde dan Cardiff City sepertinya, itu adalah sesuatu yang menarik. Ia tahu betul bahwa kehadirannya sebagai manajer memang merupakan sebuah risiko, terutama ketika ia harus mengambil alih kursi manajer United. Tekanannya pasti sangat berbeda dengan ketika ia masih menjadi pemain.

Solskjaer sendiri sudah merasakan bagaimana sulitnya itu. Ia bahkan merasakan betapa peliknya perjalanan tahun 2019 lalu. Namun walaupun begitu, manajer berusia 47 tahun itu tetap bertahan dengan komitmennya. Ia tetap berada dalam visi yang besar untuk membawa United kembali pada kejayaannya.

Maka mumpung semua kompetisi sedang ditunda akibat pandemi virus corona, agaknya sekarang saat yang tepat untuk merenungkan momen keputusan terbaik Solskjaer sejauh ini. Dikutip dari MEN Sport, berikut lima keputusan terbaiknya selama menjadi bos United.

Menggeser pemain tak terpakai

Setahun yang lalu, para suporter United khawatir dengan jumlah pemain tak terpakai yang mulai membengkak di tim utama. Pemain tak terpakai itu seperti Matteo Darmian, Marcos Rojo dan Alexis Sanchez, yang kala itu memang belum diapa-apakan lantaran klub masih kebingungan. Tapi kemudian, Solskjaer memutuskan untuk meminjamkan Darmian, Rojo, Sanchez dan Chris Smalling ke klub lain.

Keputusan Solskjaer ini dibilang sangat tepat dan cerdik. Karena itu akan memungkinkan pemain yang lebih muda untuk muncul ke dalam tim utama. Dan kebijakan seperti ini memang lebih positif ketimbang harus menyimpan pemain tak terpakai. Sekarang, Setan Merah sendiri pun akhirnya mulai memetik hasil dari keputusan Solskjaer yang berani itu.

Memperkuat lini pertahanan

Ada beberapa pujian datang di musim panas lalu, tepatnya ketika Solskjaer bergerak cepat untuk memperkuat lini pertahanan United yang rapuh. Ia tahu, bahwa tidak sejak zaman Rio Ferdinand, Nemanja Vidic dan Patrice Evra saja United benar-benar memiliki empat bek yang efektif. Dan ia juga tahu bahwa fondasi awal timnya memang harus dibangun dari belakang.

Bayangkan saja, akhirnya Solskjaer menghabiskan sampai 125 juta paun untuk dua pemain bertahan, yaitu Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka. Pada awalnya kedua nama ini dianggap berisiko oleh sebagian pundit sepakbola. Tetapi kemudian dua pemain asal Inggris itu justru mulai membuktikan jika permainan mereka sudah seirama dengan biaya transfer mereka yang besar.

Mempromosikan Greenwood dan Williams

Selalu ada tanda positif yang tergambar dari diri Solskjaer. Ya, ia pasti akan bersandar cukup banyak pada pemain akademi United. Seperti yang semua orang tahu, pemain akademi telah menjadi bagian integral dari klub selama bertahun-tahun di bawah Sir Alex Ferguson. Dan oleh sebab itu, banyak suporter yang mengharapkan banyak penerapan hal ini di pundak Solskjaer.

Mengapa? Karena selama era Mourinho, United agak enggan untuk menggunakan pemain akademi. Tapi semenjak Solskjaer datang, ia malah langsung mengantarkan pemain-pemain seperti Mason Greenwood, Tahith Chong dan Brandon Williams ke tim utama. Mereka semua tampak merasa seperti menghirup udara segar.

Dalam kasus Greenwood dan Williams secara khusus, misalnya, Solskjaer terlihat seperti sosok yang sepenuhnya harus terus didukung. Karena kedua pemain akademi itu benar-benar telah dipercayai olehnya, dan hasilnya, mereka berdua berhasil menunjukkan bentuk yang luar biasa di musim ini. Maka tidak menuntut kemungkinan, hal yang sama akan terjadi kepada para pemain akademi lainnya.

Memindahkan Martial kembali ke posisi aslinya

Meskipun Solskjaer menerima banyak kritik atas keputusannya untuk menjual Romelu Lukaku ke Inter Milan musim panas lalu, tapi waktu telah membuktikan bahwa itu bukanlah keputusan yang berisiko buruk. Justru keputusan itu memungkinkan pemain kepercayaannya, Anthony Martial, untuk lebih meningkatkan kepercayaan dirinya dengan kembali bermain –ke posisi aslinya– sebagai pemain no. 9.

Sejak kepergian Lukaku, catatan gol Martial dan Marcus Rashford telah meningkat dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya. Martial sendiri telah mengembangkan kemampuannya dalam mencetak “gol-gol tidak terduga” yang juga sering diinginkan Solskjaer dari peranannya di lini depan

Meskipun di sisi lain, ada satu persoalan bagi Martial karena United saat ini sedang meminjam Odion Ighalo untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Rashford. Tentunya, persoalan itu adalah masalah kepercayaan dari Solskjaer dalam memilih opsi penyerang utama.

Merekrut Bruno Fernandes

Sangat mudah untuk melihat kembali keputusan pembelian Bruno Fernandes dari Sporting Lisbon pada bulan Januari lalu, dan mengatakan bahwa itu adalah keputusan yang cerdas. Tidak dipungkiri memang banyak klub Premier League yang telah mempertimbangkan apakah playmaker Portugis itu akan bersinar di Inggris atau tidak. Dan hal ini sempat membuat United mengambil waktu dalam menimbang langkah sebelum merekrutnya.

Akan tetapi, semua pertimbangan dan asumsi miring terkait Bruno Fernandes itu justru langsung berhasil dipatahkan oleh Solskjaer. Dengan merekrutnya, Fernandes langsung berubah menjadi sosok pembeda yang menjembatani lini pertahanan dengan lini depan pasukan United. Bahkan Fernandes mampu menyenangi Solslkjaer –yang gemar bermain cepat– dengan bentuk permainan cepat serta kreatifitasnya.