Jika di dunia militer kita mengenal kata komandan sebagai pemimpin sebuah regu, maka di sepakbola kita mengenal istilah kapten. Peran seorang kapten di dunia sepakbola bukan hanya untuk membimbing rekan-rekannya di lapangan. Kapten juga harus bisa menjadi seorang panutan bagi rekan satu timnya. Maka dari itu diperlukan orang yang tepat untuk dijadikan sebagai kapten tim.

Di Manchester United, sejak tahun 2014 lalu, yakni pada era Louis van Gaal, Wayne Rooney dipercaya untuk mengemban tugas sebagai kapten tim dalam skuat Setan Merah. Namun saat ini masa depan Wayne Rooney di Old Trafford masih belum jelas. Hal ini imbas dari jarang dimainkannya Rooney di bawah asuhan Jose Mourinho. Sehingga tak jarang Wayne Rooney dikabarkan akan pindah dari Old Trafford musim panas ini. Jika begitu maka perlu sosok pengganti Wayne Rooney untuk menjadi kapten tim selanjutnya.

Pada umumnya sosok yang dipilih sebagai kapten tim merupakan pemain yang dianggap senior dalam tubuh tim. Jika melihat dari syarat itu, maka nama Michael Carrick dapat diajukan sebagai kandidat kapten tim Setan Merah. Namun saat ini Michael Carrick sudah menginjak usia 35 tahun sehingga kemungkinan besar tidak dapat menjadi andalan untuk musim depan. Ada juga nama Antonio Valencia dalam daftar pemain senior. Namun Valencia tidak dapat berbahasa Inggris dengan baik.

Memberi ban kapten pada David De Gea mungkin dapat membuatnya bertahan di Manchester United. Di sisi lain itu dapat meningkatkan rasa percaya diri pada David De Gea di usianya yang masih muda. Namun dia harus memperbaiki bahasa Inggrisnya dan lebih memahami media jika dia ingin menjadi kapten.

Untuk sosok Juan Mata, terdapat sedikit keraguan jika dia dipilih sebagai kapten tim. Sedangkan pemain berkebangsaan Spanyol lainnya, Ander Herrera, mungkin bisa dimasukan dalam kandidat kapten tim. Selain cerdas dan pandai berbicara, pemain ini merasa nyaman dengan media dan sangat memahami penggemar.

Misalnya, saat Herrera mengajak teman-temannya untuk memberi apresiasi pada pendukung yang melakukan perjalanan tandang di Europa league. Dia pun terlihat sangat mencintai Manchester United. Terbukti saat Barcelona memberinya tawaran bulan lalu, namun Herrera tidak tertarik untuk pergi.

Marcos Rojo? Dia tidak mahir berbahasa Inggris. Rekan senegaranya, Sergio Romero, dianggap terlalu ramah sehingga dikhawatirkan akan mengikuti apa saja keputusan wasit.

Phil Jones? Terlalu rawan mengalami cedera, begitu juga pada Chris Smalling yang kemungkinan akan pergi pada transfer musim panas ini. Marcus Rashford? Pemain ini terlalu muda. Anthony Martial? Dia perlu memperbaiki dirinya sendiri sebelum memimpin rekan-rekannya. Eric Bailly? Dia masih baru di klub dan belum memahami bahasa Inggris. Henrikh Mkhitaryan? Rasanya masih belum pantas.

Lalu, bagaimana dengan Paul Pogba? Saat Manchester United mencoba memulangkannya setahun lalu, United mengatakan akan membangun tim di sekitarnya dan menjadikannya sebagai sosok utama pada tim. United saat itu juga menambahkan, apabila Pogba bergabung dengan Real Madrid, dia hanya akan menjadi salah satu dari beberapa pemain kelas dunia. Mengingat pernyataan yang pernah dibuat oleh Manchester United tersebut. Apa cara terbaik untuk membuktikannya selain menunjuknya sebagai kapten tim?

Pada usianya yang baru 24 tahun, Pogba dianggap terlalu muda untuk menjadi kapten di klub sebesar Manchester United. Namun Pogba dianggap memiliki pengalaman yang cukup untuk diberi tanggung jawab sebagai seorang kapten. Dia juga trilingual (memahami tiga bahasa). Pogba bermain di posisi yang dapat memberikan pengaruh maksimal pada rekan-rekan setimnya dan dia juga dihormati oleh pemain lain. Bahkan saat bergabung dengan United pada usia 15 tahun pelatih memanggilnya Pied Piper. Pied Piper merupakan tokoh fiksi yang menjadi pemimpin dalam cerita The Pied Piper of Hamelin. Pogba dipanggil seperti itu karena melihat cara pemain lain mengikuti gaya latihan Pogba.

Kepemimpinan alami, dikombinasikan dengan bakat dan statusnya sebagai lulusan akademi, itu akan membuat Pogba menjadi kandidat terkuat sebagai kapten tim. Tanggung jawabnya juga akan mencakup masalah di luar lapangan. Namun tidak perlu khawatir, karena Pogba memiliki pendirian yang kuat dan kepercayaan diri tinggi. Salah satu buktinya saat dia pergi dari Manchester United di tahun 2012, padahal saat itu Sir Alex Ferguson menginginkannya untuk tinggal.

Apabila Pogba terpilih sebagai kapten tim, maka dia tidak akan kesulitan menjalaninya. Dia sudah mendapat tekanan yang begitu hebat musim lalu sehingga dia akan terbiasa mendapat tekanan. Kemudian dia juga kerap menghadap manajer atas nama pemain. Dia pun juga tak ragu mengkritisi media atau rekan setimnya jika itu memang perlu dikritik.

Sumber : ESPNFC