Belakangan ini, Paul Pogba ditempatkan ke dalam posisi yang lebih menyerang dalam beberapa pertandingan terakhir. Hanya saja bukan di tengah, pemain berusia 27 tahun itu bermain lebih menyamping ke posisi kiri. Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, mengakui bahwa peralihan posisi tersebut bertujuan untuk mengubah dinamika permainan timnya.

Selain itu, peralihan posisi tersebut juga diperuntukkan sebagai salah satu cara untuk memfasilitasi pemain United lainnya, yaitu Donny van de Beek. Meski tampaknya ada yang sedikit aneh, tapi Solskjaer sendiri telah menunjukkan bahwa ia tidak takut mengubah taktiknya sendiri. Ia mulai berani untuk beralih dari satu sistem permainan ke sistem alternatif lainnya demi mencapai hasil yang maksimal.

Di satu sisi, Setan Merah memang telah menikmati beberapa bentuk yang lebih baik dalam beberapa pekan terakhir. Mereka berhasil memanfaatkan variasi pada formasi 4-2-3-1, dengan Bruno Fernandes yang mulai agak maju sebagai pokok permainan di belakang striker. Paul Pogba juga sedikit demi sedikit mulai kembali ke performa terbaiknya.

Ia menunjukkan itu ketika melawan Sheffield United. Di sana, pemain asal Prancis tersebut menjadi pemain back-up di belakang Fernandes dan rekannya ketika sedang melakukan serangan ke pusat pertahanan tim lawan. Selain itu ia juga bermain di posisi yang agak menyamping (ke sebelah kiri) ketika diturunkan dari bangku cadangan di pertandingan melawan Leicester akhir pekan lalu.

Ini adalah kedua kalinya Pogba ditempatkan ke posisi itu dalam beberapa pekan terakhir. Namun seiringan dengan posisi baru Pogba ini, Donny van de Beek akhirnya dapat memainkan perannya di tim utama. Ia pun turut diproyeksikan menjadi pemain opsi pertama jika Marcus Rashford diistirahatkan. Jadi intinya, baik Pogba maupun Van de Beek, mereka berdua sama-sama bisa menjadi pemain pengisi sisi kiri.

Solskjaer sendiri telah menghilangkan kebingungan soal hal ini. Ia juga sudah memberikan alasan mengapa kedua pemain tengahnya, Pogba dan Van de Beek, malah ditempatkan di posisi yang agak asing. Selain masalah rotasi, manajer asal Norwegia itu punya rencana dan skema untuk membuat formasi United lebih fleksibel.

Sementara itu, Solskjaer juga memiliki prioritas untuk mengakomodasi peran Alex Telles. Karena ketika Pogba bermain di sisi kiri, Telles tidak bermain. Itu terbukti dari dua pertandingan melawan Leeds dan Leicester. Kecakapan dalam menyerang bisa dibilang lebih disesuaikan, dan menempatkan Pogba di sisi kiri dapat memberi dukungan bagi bek kiri yang dimainkan.

“Luke Shaw adalah salah satu pemain dengan kekuatan dan kualitas, dan tentu saja di sisi kiri dia menciptakan hubungan yang baik dengan Marcus. Melawan Leicester, Paul masuk di sisi kiri, dan saya pikir itu sedikit mengubah dinamika permainan,” ujar Solskjaer dikutip dari Metro.

“Paul mendorong peran Luke lebih banyak. Luke bermain menyesuaikan kondisi, karena jika Anda tidak memiliki pemain sayap di depan Anda, maka itu akan menjadi tanggung jawab full-back. Pola menyerang tim menjadi lebih disesuaikan dengan pemain yang bermain.”

Mengingat, Manchester United memang punya kecenderungan untuk memaksimalkan peran Telles dalam melakukan skema menyerangnya. Bentuk ketergantungan ini bisa menjadi hubungan yang akan lebih sering terlihat, baik sekarang dan sampai akhir musim. Oleh sebabnya, Ole Gunnar Solskjaer ingin Shaw mengembangkan perannya dari sisi permainan.

“Saya pikir dia (Luke Shaw) akan mengerti kondisinya sekarang. Terkadang dia harus lebih banyak bertahan dan terkadang dialah yang harus pergi menyerang. Saya ingin dia terus melakukannya. Saya menikmati bekerja dengan Luke selama beberapa musim. Dia adalah pemain yang sangat berbakat yang masih ingin saya dorong,” pungkas eks manajer Cardiff dan Molde tersebut.

***

Maka dengan begitu, peran baru Paul Pogba di sisi kiri ini bisa menjadi opsi yang tepat untuk membuat variasi formasi di Manchester United. Solskjaer mungkin sudah menilai hal ini, dan bukan tidak mungkin, ia akan bisa menciptakan skema permaian Setan Merah yang tidak lagi monoton. Bahkan mungkin juga, variasi formasi memang merupakan jawaban yang tepat untuk membawa United keluar dari polemik inkonsistensi.