Iain berpose di makam Eddie Colman (The Athletic)

Ada banyak cara untuk mengekspresikan rasa cinta kita sebagai penggemar Manchester United. Ada yang mengoleksi jersey klub setiap musimnya, ada juga yang mengumpulkan DVD season review, tidak sedikit juga yang berlangganan majalah resmi mereka tiap bulan. Bahkan, ada juga yang mengoleksi segala pernak-pernik seperti kartu, gantungan kunci, casing handphone, hingga masih banyak lagi yang berbau United lainnya.

Namun bagi Iain McCartney, ia punya cara tersendiri untuk menunjukkan kebanggaannya sebagai penggemar Manchester United. Salah satunya adalah dengan berkunjung ke makam para mantan pemain Setan Merah yang sudah lebih dahulu meninggalkan kita semua.

Iain adalah pendiri Manchester United Graves Society (MUGS) sebuah organisasi yang berisi para pendukung United yang melakukan napak tilas perjalanan sejarah klub dengan berkunjung ke makam-makam mereka. Tujuan Iain sebenarnya sederhana, dia ingin para penggemar United tidak buta dengan sejarah klub yang dibuat oleh mereka yang sudah tiada. Disaat orang-orang bernostalgia dengan kehebatan David Beckham, Ryan Giggs, atau Paul Scholes, ia seolah ingin memberi tahu kalau United juga punya Billy Meredith, Joe Spence, hingga Sandy Turnbull yang tidak kalah hebat dari mereka.

“Banyak pendukung United yang akhir-akhir ini merasa kalau sepakbola hanya dimulai dari Premier League. Ketika Anda berkunjung ke Old Trafford, Anda bisa melihat kalau pendukung sudah tidak lagi tertarik dengan sejarah klub. Banyak orang di sana yang hanya singgah saja. Mereka tidak peduli dengan masa lalu. Padahal, pandangan saya adalah Anda harus terus hidup dengan sejarah, kalau tidak maka sejarah akan cepat terlupakan,” kata Iain seperti dikutip dari The Athletic.

Iain adalah penggemar United sejati. Dia adalah pemilik tiket musim selama empat dekade di tribun Sir Alex Ferguson Stand. Tidak hanya itu, dia juga mengelola organisasi Manchester United Collectors Club yang bertugas mengumpulkan arsip-arsip pribadi klub seperti laporan pertandingan, dan beberapa artikel yang ada di surat kabar. Selain itu, ia juga aktif sebagai penulis dan lebih dari 20 buku tentang Manchester United berhasil ia tulis. Building the Diynasty (1946-1958) adalah salah satu karya terbaik milik Iain. Pada 2018, ia membuat Manchester United Graves Society.

Kuburan yang dicari oleh Iain tidak hanya sebatas pemain-pemain yang terkenal seperti George Best, David Herd, atau Dennis Viollet. Iain rela menghabiskan waktu berjam-jam mengitari banyak kuburan di seluruh kota untuk mencari pemain United lain yang bermain saat televisi masih didominasi oleh hitam-putih, atau pemain-pemain yang bermain ketika nama klub masih Newton Heath.

“Sebelum United bermain imbang 0-0 dengan Wolverhampton, saya menemukan kuburan Jack Robson, mantan manajer United dari tahun 1914 hingga 1921,” tuturnya.

“Rata-rata orang sudah tahu kuburan para anggota Busby Babes yang meninggal karena tragedi Munich, tapi Anda harus mencari kuburan yang lain, bahkan jika pemain tersebut hanya bermain untuk klub beberapa kali.”

Memenuhi rasa cinta seperti Iain memang terbilang sangat sulit. Selain harus berkeliling ke setiap pemakaman yang ada di kota, ia juga harus menghadapi dengan luasnya beberapa pemakaman yang ada di sana. Pemakaman Salford salah satunya. Menurut penelusuran The Athletic, ada 332 ribu makam di sana. Bayangkan betapa sulitnya ia mencari nama-nama yang mungkin belum ia temui pusaranya.

Meski sudah banyak kuburan yang ia temui, namun Iain punya misi yang sampai saat ini belum bisa ia lakukan. Misi tersebut adalah menemui kuburan anggota tim United yang menjuarai Piala FA musim 1908/1909. Dalam skuat United saat itu ada beberapa nama terkenal seperti Harry Moger, George Stacey, Dick Duckworth, Charlie Roberts, Billy Meredith, Sandy Turnbull, dan manajer Ernest Magnall. Rata-rata dari anggota skuat saat itu meninggal pada era 50-an atau ketika Iain masih bocah. Sebagai contoh, Ernest Magnall meninggal dunia pada 1932 atau tujuh tahun sebelum Perang Dunia II.

Seperti yang sudah diceritakan di atas, ketidaktahuan para penggemar United tentang sejarah Setan Merah pada zaman dulu membuat hatinya kadang merasa teriris. Jasa mereka yang sebelumnya pernah menjadi pahlawan klub seolah tidak dihargai.

“Nama Sandy Turnbull itu ada di papan peringatan Perang Dunia I di Chester Road (Sandy Turnbull adalah penyerang United yang meninggal karena Perang Dunia I dan banyak yang menyebut kalau mayatnya tidak pernah ditemukan). Jaraknya hanya beberapa langkah dari Old Trafford. Banyak juga orang-orang yang datang taman itu, berjalan-jalan, tanpa tahu kalau ada nama Sandy Turnbull di sana,” tuturnya.

Selain Sandy, ada juga Billy Meredith. Billy adalah pemain United pertama yang mendapat label superstar. Sayangnya, banyak orang yang sembarangan menginjak-injak kuburan pemain yang gemar bermain bola sambil menggigit tusuk gigi tersebut.

Selain itu, masalah lain dari kegiatan Iain ini adalah proses pencarian makam si pemain yang membutuhkan waktu. Mengingat luasnya tempat pemakaman umum, maka dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan internet untuk mencari pemain-pemain yang ingin ia temui. Kebanyakan makam yang ia temui berasal dari mulut ke mulut.

Selama dua tahun mendirikan MUSG, ada 80 kuburan mantan pemain United yang ia jumpai. Targetnya jelas mencari lebih banyak lagi kuburan. Selain skuat United pemenang Piala FA 1909, beberapa pemain lain juga menjadi target dari Iain seperti Joe Spence dan Jack Silcock yang meninggal pada 1966.

Jack Silcock (Vintage Football)
Joe Spence (ManUtd.com)

Terkait aktivitasnya ini, Iain punya harapan suatu saat klub mau terlibat. Menurut penuturan The Athletic, hanya ada beberapa kesebelasan saja yang memfasilitasi kegiatan seperti yang dilakukan oleh Iain ini. Everton dan Liverpool adalah dua kesebelasan yang memiliki organisasi seperti ini sedangkan MUSG sifatnya mandiri.

Oleh karena itu, ia sudah mempersiapkan dokumen setebal 227 halaman yang berisi temuannya sejauh ini. Dokumen ini nantinya akan diberikan kepada pihak klub dengan harapan Manchester United mau menghargai sejarah para pemainnya yang sudah dipanggil oleh yang maha kuasa.

“Ada orang yang menganggap kalau saya membuang-buang banyak waktu. Tetapi, jika Anda tertarik dengan sejarah klub sepakbola mana pun, maka ada baiknya Anda menjaga kenangan para pemain untuk tetap hidup. Kami mungkin tidak akan menemukan semua kuburan para pemain, tetapi pencarian ini akan terus berlanjut.”