Manchester United's Michael Carrick scores the sixth goal against Roma during their Champions League quarter final second-leg soccer match at Old Trafford Stadium, Manchester, England, Tuesday April 10, 2007. (AP Photo/Jon Super) DATE CREATED: 10/04/2007

Dalam satu wawancara dengan website resmi Manchester United, gelandang gaek Michael Carrick menyatakan bahwa ia telah melampaui mimpi masa mudanya di United. Oleh karena itu seringkali Carrick harus memberikan dirinya cubitan, untuk memastikan bahwa apa yang telah diraihnya adalah kenyataan.

Ketika diminta untuk merangkum karirnya yang panjang dalam sebuah kalimat. Carrick pada awalnya hanya melantunkan satu kalimat saja.

“Ini sebuah perjalanan yang panjang!”

Namun akhirnya pria asal Wallend, Newcastle tersebut menambahkan bahwa karir yang panjang tersebut tak sesingkat dan semudah melontarkan kalimat di atas. Terdapat fase turun naik dalam 11 tahunnya bersama United.

“Ada masa baik dan buruk di perjalanan yang panjang tersebut. Dalam beberapa kesempatan kamu akan melihat ke belakang dan merasa bahwa masa itu sudah sangat lampau. Kemudian kamu merasa hal itu terjadi dalam waktu yang sangat singkat.”

“Saat masih kecil saya punya mimpi untuk bisa bermain satu pertandingan di Liga Primer Inggris. Lalu bermain untuk Timnas Inggris adalah mimpi lainnya. Jadi ketika berhasil melewati kedua mimpi tersebut dan masih bisa bermain terus hingga saat ini, sudah seharusnya kamu mencubit dirimu sendiri.” terang Carrick.

Bukan angan-angan semata apa yang dikatakan Carrick soal karirnya yang masih berlanjut. Lantaran meski mengadakan laga testimoni, Carrick tampaknya masih dapat berlanjut satu musim di United atau pindah ke liga lain.

Seperti kita ketahui bersama, pada hari Minggu (4/6) malam kemarin. Gelandang berusia 35 tahun tersebut menggelar laga testimoni atas 11 tahun karirnya bersama klub tersukses di kota Manchester tersebut.

Seluruh keuntungan dari laga tersebut akan disumbangkan sepenuhnya kepada yayasan milik Carrick, Michael Carrick Foundation. Tentu laga tersebut akan meraup profit yang tinggi, lantaran dihadiri oleh bintang-bintang besar.

Menggenggam Bersama West Ham

Carrick muda mulai mencuat di kancah sepakbola teratas Inggris, kala membela West Ham United. Sebuah klub yang pada masa tersebut melahirkan nama-nama besar, seperti Frank Lampard, Rio Ferdinand, dan juga Joe Cole. Lalu akhirnya berpindah ke London, di bawah pangkuan Tottenham Hotspurs tahun 2004 silam.

“Saya ingat ketika datang ke Old Trafford pertama kali bersama West Ham. Lalu sangat gembira dan berpikir bahwa begini rasanya jika bermain di papan atas. Saya berimajinasi bagaimana rasanya jika bermain di sini tiap akhir pekan.”

“Beberapa pemain yang ada di United saat itu, adalah sejumlah pemain yang saya idolakan sedari kecil. Saya juga ingat bahwa intensitas laga melawan United sangat berbeda, sungguh berada di level yang berbeda,” kenang Carrick.

Butuh waktu sekitar 7 tahun untuk membuat mimpi bermain di Old Trafford tiap pekan menjadi kenyataan. Tepatnya saat Carrick sedang membela timnas Inggris di Piala Dunia 2006 di Jerman.

“Saya sedang berada di Piala Dunia bersama Inggris di Jerman. Saat itu saya mendengar ada ketertarikan United terhadap diri saya. Setelah mendengar kabar tersebut, pikiran saya langsung campur aduk.”

“Namun setelahnya saya langsung tahu bahwa jika tawaran tersebut serius, saya hanya punya satu pilihan saat itu. Transfer tersebut berlangsung cukup lama, tapi saya ingat mendengar bahwa Tottenham dan United sudah sepakat untuk besaran harga.”

“Sehingga saya boleh untuk siap-siap untuk berangkat. Jadi langsung saja saya siapkan mobil saya dengan sejumlah pakaian, langsung ke Manchester. Setelahnya saya tak pernah kembali ke rumah di London sejak transfer tersebut.” lanjut Carrick.

Sedikit orang yang beranggapan bahwa bocah kurus dari Newcastle ini dapat meraih sukses di karirnya dan juga di United. Namun terbukti setelah ia bergabung, The Red Devils mampu meraih titel di dalam maupun luar negeri.

Setelah 18 trofi bergengsi yang ia raih bersama United sejak tahun 2006, Carrick menyatakan kesulitan jika diminta untuk menunjuk satu momen terfavoritnya.

Namun ada satu laga yang akhirnya tak bisa lepas dari ingatannya.

“Laga melawan Roma (7-1, April 2007) adalah momen yang berbeda. Di mana pertandingan tersebut menjadi sukses besar dengan cara kita bermain dan jumlah gol yang disarangkan. Ada dua gol yang untuk saya, ditambah malam itu seluruh fans sangat luar biasa. Atmosfer dan energi di Old Trafford sungguh sangat berbeda,” kata Carrick.

Kemenangan United atas Barcelona di tahun 2008 melalui gol semata wayang Paul Scholes jua menjadi salah satu laga favoritnya.

“Laga pertama saya di Champions League adalah laga kandang menjamu Celtic FC. Namun semi-final melawan Barcelona mungkin menjadi yang terbaik yang pernah saya rasakan. Melihat segi atmosfer di Old Trafford. Walau dalam beberapa tahun ke belakang kami (United vs Barcelona) sering berjumpa, tapi tensi di laga tersebut, terlebih pada 10 menit terakhir, sangat luar biasa.”

“Mencetak gol ke Wigan Athletic untuk meraih titel Liga Primer di tahun 2009 jua tak bisa saya lupakan. Lalu rasa pertama ketika menghadapi Liverpool di Anfield pada tahun 2007. Saat John O’Shea mencetak gol di menit-menit akhir jua terasa sangat spesial.” tutup Carrick.

Loyalitas Anak Inggris 

Nama Carrick di kompetisi Liga Primer Inggris memang tak bisa dianggap sebelah mata. Statistik jua membuktikan hal tersebut. Dimana sepanjang karirnya, Carrick berhasil mencatatkan 701 pertandingan untuk 5 klub yang ia bela, termasuk United.

Setelah itu berhasil mencatatkan 34 pertandingan untuk The Three Lions, semenjak mendapatkan debut pada tahun 2001. Dengan dua kali berpartisipasi di Piala Dunia untuk timnas Inggris.

Sumber : manutd.com