Beberapa waktu lalu manajer Manchester United, Jose Mourinho, mengatakan bahwa laga versus Manchester City di tur pramusim akan berlangsung sengit. Manajer berkebangsaan Portugal tersebut bahkan berjanji para penonton akan merasa terhibur dengan jalannya laga tersebut.
Hal ini menandakan bahwa perbedaan atau persaingan kedua tim tetap begitu besar meski masih pra musim. Namun dalam pertandingan antarkeduanya pada 21 Juli esok, terdapat satu hal yang menyatukan keduanya. Yaitu sebuah logo atau emblem lebah.
Logo atau emblem lebah tersebut akan terpasang pada tiap jersey pemain United dan juga Chelsea. Pemasangan logo tersebut dalam rangka penghormatan terhadap para korban ledakan bom di Manchester beberapa waktu lalu.
Di mana seperti kita tahu pada bulan Mei lalu terjadi ledakan dalam sebuah konser penyanyi asal AS, Ariana Grande di Manchester Arena. Peristiwa naas tersebut harus merenggut 22 nyawa, di mana korban termudanya masih berusia 8 tahun.
Logo lebah tersebut tentu ada maksudnya tersendiri. Dilansir dari Manchester Evening News, ternyata lebah tersebut adalah simbol kota Manchester sedari dulu. Melambangkan kota Manchester sebagai kota industri.
Lalu selepas laga derby tersebut, setiap jersey yang dipakai para pemain akan dilelang. Di mana seluruh hasil lelang tersebut akan disumbangkan ke We Love Manchester Emergency Fund.
Menanggapi hal ini, salah satu direktur Manchester City, Ferran Soriano mengatakan bahwa aksi ini sebagai salah satu bentuk solidaritas terhadap para korban ledakan tersebut.
“Kota Manchester terus menunjukkan kekuatan dan rasa kebersamaan sejak serangan bom di bulan Mei lalu. Tentunya semua yang di Manchester City akan tetap ingat terhadap mereka yang menjadi korban.”
“Logo lebah pekerja tersebut menjadikan Manchester sebagai kota yang spesial dan para pemain kami (City) akan memakainya di jersey dengan penuh bangga. Sebagai rasa solidaritas bersama masyarakat Manchester yang lain,” tutur Soriano.
Alasan senada juga disampaikan oleh Direktur Manchester United, Ed Woodward mengenai pemasangan logo lebah pekerja tersebut.
“Kota Manchester telah menunjukkan kekuatan dan rasa kesatuan yang luar biasa setelah aksi teror di bulan Mei tersebut. Berhasil menunjukkannya ke negara ini dan juga dunia bagaimana spesialnya kota ini.”
“Memiliki logo lebah pekerja di jersey kami, sekali lagi menunjukkan semangat komunitas kami di kota Manchester. Sebagai sebuah klub di Manchester, sudah seharusnya kami membantu para korban, melalui penggalangan dana dan juga membangkitkan kesadaran di depan jutaan fans yang menonton di seluruh dunia,” terang Woodward.
Simbol Lebah Pekerja Berusia Lebih dari 150 Tahun 
Dilansir dari The Sun, simbol tersebut sudah berada di Kota Manchester sejak 150 tahun yang lalu. Dimana binatang lebah diadopsi kota Manchester untuk melambangkan revolusi industri. Saat itu terdapat tujuh lebah yang dipakai sebagai emblem leh pemerintah setempat, tepatnya pada tahun 1842.
 
Selain itu, lambang lebah juga menunjukkan karakter pekerja keras para masyarakat Manchester. Mayoritas penduduk Manchester saat itu bekerja di pabrik tekstil, sehingga para pekerjanya seringkali digambarkan sebagai lebah.
Namun seiring berjalannya waktu dan juga perubahan budaya, kota Manchester berganti karakter menjadi kota yang kaya dengan budaya pop dan musiknya. Lama kelamaan lambang lebah tersebut mulai terlupakan.
Bom Manchester, Katalis Bangkitnya Simbol Lebah Pekerja
Peristiwa yang merenggut nyawa 22 orang tak bersalah di kota Manchester bulan Mei lalu, ternyata membangkitkan lambang lebah pekerja. Kini lambang tersebut memiliki peran sebagai persatuan dan kebersamaan untuk Kota Manchester.
Simbol tersebut hampir tampak di setiap sudut kota, seringkali ditemani dengan sebuah slogan, “Persatuan adalah Kekuatan” atau #KitaBerdiriBersama. Lalu banyak orang mulai menambahkan simbol tersebut ke akun media sosial mereka atau bahkan menambahkannya secara permanen di tubuh, alias tato.
Tato tersebut diberi nama The Manchester Tattoo Appeal, diinisiasi oleh sebuah seniman tato bernama, Sam Barber. Lantas karena momen yang tepat, antrian panjangpun melingkar di depan toko tatonya.
Ratusan orang dikabarkan sudah memiliki tato lebah, termasuk Charlotte Campbell, seorang ibu dari korban ledakan bom Manchester berusia 15 tahun tersebut. Fenomena ini semakin viral, setelah para seniman tato tersebut menyatakan menyumbang semua hasil jerih payah atas tato tersebut untuk penggalangan dana.
Seorang seniman tato bernama James Davis dari Wigan bahkan terkena orderan serupa. Ia mengatakan dalam waktu sejam sudah ada antrian panjang di depan tokonya untuk mendapatkan tato lebah tersebut.
“Saya hanya ada satu klien Selasa pagi yang lalu, tapi dalam waktu sejam saja antrian panjang sudah mengular di depan pintu. Bahkan kami juga dapat klien dari orang yang berada di lokasi ledakan saat itu,” tutur Davis.
Banyak toko tato yang akhirnya buka hingga berjam-jam untuk melayani permintaan tersebut. Aksi penggalangan dana dari para seniman tato tersebut dikabarkan berhasil mengumpulkan lebih dari 50 ribu paun untuk disumbangkan.
Sumber : Sun dan M.E.N