Salah satu legenda hidup Manchester United, Ray Wilkins, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kedatangan bek Benfica, Victor Lindelof. Di mana dilansir dari goal, Wilkins yang ketika masih aktif bermain sebagai gelandang ini menilai masih ada pemain lain yang lebih baik, yaitu Michael Keane.

Seperti kita tahu pada hari Minggu malam (11/6) lalu, United secara resmi mengumumkan bahwa sudah terjadi kesepakatan dengan Benfica, untuk transfer pemain asal Swedia tersebut. Dengan perkiraan nilai transfer sebesar 30 juta paun.

Kepindahan Lindelof ini sudah lama kita dengar sejak bursa transfer Januari lalu. Namun satu dan lain hal membuat transfer tersebut mandek begitu saja. Hingga akhirnya, di satu momen yang tak terduga, kabar resmi tersebut muncul. Sontak para penggemar The Red Devils senang bukan kepalang, kecuali Wilkins.

“Kita punya (Michael) Keane yang masih muda dan luar biasa performanya di Burnley. Kita punya kans besar untuk memulangkannya kembali dengan nominal delapan juta paun. Tapi tiba-tiba transfer Lindelof selesai dengan 30 juta paun,” tutur Wilkins.

Pria berusia 60 tahun tersebut sama sekali tidak menaruh hati terhadap Lindelof. Wilkins menambahkan, Keane mempunyai nilai lebih dalam urusan pengalaman di Premier League. Dalam pernyataannya di Sky Sport pada hari Senin lalu, Wilkins bahkan sampai hati mengatakan bahwa Lindelof belum mencapai apa-apa di dunia sepakbola. Meski bek berusia 22 tahun tersebut baru saja meraih gelar Liga Portugal tahun ini.

Wilkins merasa bahwa pemain-pemain Eropa terlalu mahal dan menilai bahwa Jose Mourinho seharusnya bisa mendapatkan Keane dengan harga yang lebih murah.

“Sekarang, kita membawa seseorang dari Eropa, dan (nominal) itu selalu berawalan dengan angka 3. Pemain ini (Lindelof) belum melakukan apa-apa. Bandingkan dengan Keane yang bermain baik di Premier League.”

“Tak hanya itu kita jua membicarakan biayanya, Keane bisa datang dengan nominal 25 juta paun. Tapi pemain ini (Lindelof) harus ditebus 32 atau 33 juta paun. Apakah dia bisa membuktikannya? Keane sudah pasti bisa, tapi lihat apa yang dipilih,” kritik Wilkins.

Bermain di  AC Milan dan Paris Saint Germain, mungkin menjadi dasar kuat Wilkins mengeluarkan pernyataan tersebut. Dimana terkhusus menyasar harga mahal yang dibanderol klub-klub Eropa (non-Inggris) atas pemainnya.

“Selalu dimulai dengan angka 3, 4, atau 5. Tidak ada yang akan dapat harga murah dari Eropa, karena dia tahu pembelinya dari Premier League,” terang Wilkins.

Michael Keane yang merupakan produk akademi United memang jua sudah masuk radar United beberapa bulan ke belakang. Di mana Keane lebih muda 2 tahun dibandingkan Lindelof.

Jika kita menelisik karir Lindelof, memang kritik Wilkins masuk akal. Lantaran meski Benfica bermain di Champions League dan jua langganan timnas beberapa tahun ke belakang, Lindelof tak bermain di liga papan atas.

Sedari dini ia sudah masuk akademi Benfica, yaitu saat umurnya masih 16 tahun. Pemain asal Swedia tersebut baru menjadi pilihan utama Benfica dalam 2 tahun ke belakang ini. Sehingga kritik Wilkins masuk di akal, bahwa pengalaman Keane lebih unggul dibandingkan Lindelof.

Lindelof Datang, Keane Berang

Seperti dijelaskan sebelumnya, Michael Keane sudah menjadi salah satu target besar Manchester United di sektor belakang. Namun dilansir dari berbagai media, berita kehadiran Lindelof membuat isu tersebut menjadi padam.

Alasannya masuk akal, lantaran Keane harus bersaing kembali untuk menduduki tahta bek tengah bersama Eric Bailly. Padahal kita tahu, alasan Keane melepas klub kesayangannya sejak kecil tersebut untuk bergabung dengan Burnley, adalah untuk mendapat waktu bermain.

Sehingga jika Keane kembali tapi harus duduk di bangku cadangan lagi, momen itu akan menjadi mimpi buruk yang harus dihindari. Padahal menurut sumber terdekat Keane, jika bergabung dengan United, pria berusia 20 tahun tersebut akan langsung menunjukkan yang terbaik. Lantaran dirinya dinilai sudah cukup dewasa untuk memisahkan sisi emosional dengan sisi profesionalitas.

Mou Masih Berusaha Datangkan Keane

Dilansir dari Sun Sport, Manajer Manchester United, Jose Mourinho, masih mencintai permainan Keane, dan akan mengusahakan berbagai cara untuk membuat Keane kembali pulang ke Old Trafford.

Apalagi masih berdasarkan sumber yang sama, jika transfer tersebut terjadi, United akan mendapat potongan harga alias diskon. Sehingga hal ini akan menjadi pemulus tersendiri bagi usaha salah satu direktur United, Ed Woodward.

Namun seperti dijelaskan sebelumnya, sakit hati Keane tampaknya akan menjadi tantangan terbesar manajemen United untuk memulangkannya. Meski tentu bek kelahiran Stockport tersebut punya mimpi untuk merealisasikan mimpi kecilnya, waktu bermain tetap pertimbangan utama.

Apalagi kini Keane telah menjadi pilihan manajer timnas senior Inggris, Gareth Southgate. Tentu kesempatan tersebut adalah hadiah terbesar Keane yang ingin ia pertahankan. Namun hal tersebut bisa terjadi jika Keane mendapatkan waktu bermain reguler musim depan nanti.

Kehadiran teman-teman masa kecilnya ketika di akademi,seperti Paul Pogba dan Jesse Lingard, tentu bisa kita harapkan menjadi pemicu Keane untuk kembali. Tentu Keane memiliki keinginan untuk mengangkat piala kembali bersama mereka, seperti FA Youth Cup tahun 2011 lalu.

Sumber : goal and sun