Foto: Sportskeeda

Sudah mengganti manajer, lalu membeli pemain-pemain bintang, nyatanya Manchester United masih belum bisa keluar dari kurungan puasa gelar Premier League yang sudah berlangsung tujuh musim. Musim ini United bertekad untuk bisa mengakhiri catatan buruk tersebut. Namun, catatan tiga kekalahan yang diraih sejauh ini membuat beberapa penggemar United merasa kalau puasa gelar liga ini akan berlangsung hingga tahun kedelapan.

Sulit untuk mengetahui dengan pasti kapan United bisa mengangkat trofi Premier League. Bisa cepat tapi bisa juga lambat. Tidak tertutup kemungkinan United akan menjalani penantian sepanjang apa yang dirasakan oleh Liverpool yang harus menjalani puasa gelar domestik hingga 30 tahun sebelum mereka buka puasa pada musim lalu.

Banyak yang merasa kalau United akan menjalani periode sulit seperti yang dialami oleh Liverpool. Alasannya sederhana, United belum menemukan sosok manajer yang tepat untuk membawa tim ini berjaya lagi. Setidaknya hingga sekarang ini. Meski begitu, menurut Andy Cole United hanya butuh dua tahun lagi untuk bisa menjadi juara.

“Proses ini akan memakan waktu dua tahun karena Anda harus menambah pemain, meningkatkan diri, dan menambah dua hingga tiga pemain lagi untuk bisa meningkatkan tim. Dari situlah Anda mulai menemukan inkonsistensi,” kata salah satu pahlawan klub pada musim 1998/1999.

Konsistensi memegang peranan penting dalam keberhasilan kesebelasan pada sebuah turnamen. Untuk kompetisi liga, tim dituntut untuk bisa meraih banyak kemenangan pada 38 pertandingan dan meraih sedikit hasil imbang atau kekalahan. Setidaknya, jika ingin menjadi juara sebuah kesebelasan tidak boleh kalah lebih dari lima pertandingan. Hanya satu kali ketika pemenang Liga Inggris menderita kekalahan lebih dari lima laga yaitu ketika Chelsea mengalahkan United pada musim 2009/2010.

Inilah yang sulit sekali dimiliki oleh United sepeninggal Sir Alex Ferguson. Inkonsistensi menyerang mereka baik dari performa keseluruhan tim maupun individu. Banyak dari skuad United saat ini yang permainannya tidak konsisten. Sebut saja Paul Pogba, Marcus Rashford, hingga Anthony Martial. Mereka bisa tampil superior dalam satu pertandingan, namun mereka juga bisa tidak berbuat banyak sepanjang 90 menit dalam beberapa pertandingan.

Ketergantungan kepada Bruno Fernandes juga kerap menjadi bumerang. Sosoknya di atas lapangan memang sangat penting seperti ketika mereka menang 3-1 di kandang Everton pekan lalu. Namun ketika pergerakan Bruno sukses dimatikan oleh lawannya sehingga ia terkunci, maka kekuatan United langsung menurun drastis karena nyaris tidak ada satu pun yang bisa menggantikan perannya di atas lapangan.

Sebenarnya, masih banyak hal lain yang menjadi alasan kenapa United kesulitan untuk kembali ke papan atas dan menjadi penantang juara. Satu yang paling sering menjadi perbincangan di kalangan suporter adalah kegagalan United untuk mendapatkan pemain incaran utama mereka. Inilah yang disebut berperan besar dalam kegagalan United tiap musimnya dan bukan karena kualitas manajer yang menangani tim tersebut.

Sejak tidak lagi menjadi penantang gelar juara, United cukup kesulitan untuk mendapatkan beberapa pemain incaran. Alasannya macam-macam. Ada yang gagal karena harganya terlalu mahal, gaji atau komisi agen yang dianggap terlalu tinggi, hingga lambat mengambil keputusan. Inilah yang membuat United hanya mendapat pemain alternatif kedua atau bahkan ketiga yang kekuatannya dianggap tidak setara dengan incaran utamanya.

Meski begitu, Andy yakin kalau Ole Gunnar Solskjaer bisa menyelesaikan masalah ini semua dan membawa United menjadi juara Premier League sesuai target yang ia prediksi yaitu dua tahun. Hal ini tidak lepas dari segala pencapaian yang sudah dilakukan oleh mantan rekan setimnya tersebut.

“Ole adalah legenda United dan tentu dia tahu apa yang dibutuhkan. Saya berharap dia mendapat banyak waktu. Ketika United bisa melakukannya dengan benar maka mereka akan mendominasi. Semua itu dimulai dari terowongan Old Trafford. Dulu, kami bisa langsung mengalahkan tim itu sejak berdiri di terowongan. Semuanya dimulai dari sana,” ujarnya menambahkan.

Sejauh ini, Ole memang sudah membuat beberapa peningkatan dalam tubuh Setan Merah. Salah satunya adalah mereka tidak lagi minder ketika bertemu kesebelasan yang kekuatannya setara atau bahkan dianggap lebih baik dari mereka. Hanya, konsistensi itu tadi yang masih membuat tim ini kesulitan untuk bersaing di papan atas. Jika dua tahun ke depan konsistensi ini tidak bisa diraih, maka bukan tidak mungkin Ole akan kehilangan pekerjaannya cepat atau lambat.