Foto: Daily Mirror

Ada banyak perdebatan mengenai hubungan Sergio Romero dengan Manchester United. Namun, jika keduanya tidak bisa menemui titik terang, maka perpisahan harus dipercepat.

Jika mencari siapa pemain Manchester United yang nasibnya sedang apes mungkin jawabannya bukan Harry Maguire atau Donny Van de Beek yang (sementara) direkrut hanya untuk menjadi cadangan. Sergio Romero mungkin bisa disebut sebagai pemain yang nasibnya sedang apes dibanding dengan pemain-pemain United lainnya.

Kenyataan pahit harus diterima Sergio Romero musim lalu. Ia tidak kekurangan jatah main. Namun uniknya jatah main Romero di kompetisi piala selalu berakhir di semifinal. Ketika memasuki empat besar, De Gea kembali menggusurnya di bawah mistar. Entah ada hubungannya atau tidak, namun United selalu kalah pada babak itu. Meski permainan United memang jelek di setiap semifinal tersebut, namun banyak yang menyalahkan kalau ini semua karena Romero yang tidak bermain sebagai penjaga gawang.

Keadaan semakin memburuk ketika musim ini Dean Henderson kembali dan mengambil alih statusnya sebagai pesaing De Gea. Puncak dari nasib apes Romero ini adalah ketika namanya tidak ada dalam skuad yang didaftarkan Setan Merah untuk kompetisi Liga Champions Eropa bersama Marcos Rojo dan juga Phil Jones. Banyak yang kaget dan heran ketika mereka memilih mendaftarkan Lee Grant, tapi masuknya eks Sheffield United tersebut tampak sudah diprediksi oleh Romero kalau kini situasinya tidak sama lagi seperti dulu.

Hubungan United dengan Romero tampaknya sedang ruwet. Saya juga tidak tahu apa yang terjadi di balik layar mereka. Saya juga tidak tahu apa wejangan Ole sehingga Dean mau untuk sementara jadi nomor dua mengingat musim lalu ia begitu menggebu-gebu untuk jadi yang pertama. Sang istri juga memperkeruh suasana meski ia sebenarnya tidak bisa disalahkan karena ingin mempertanyakan bagaimana nasib suaminya.

“Sergio bekerja keras untuk klubnya. Trofi terakhir yang mereka menangkan diraih ketika Romero ada di sana. Dia membantu tim pada empat final/semifinal dan kemudian dia ditinggalkan di bangku cadanga hanya untuk membuat ia kehilangan semuanya. Sudah waktunya bagi mereka (United) untuk mengembalikan kesempatan itu dengan melepasnya. Tolong sedikit hormati dia,” kata Eliana Guercio.

Yang diinginkan Romero untuk sekarang sebenarnya sederhana yaitu pindah klub. Ia tidak ingin mendapat mimpi buruk seperti kiper ketiga lainnya yaitu makan gaji buta. Datang latihan tapi ia sudah tahu kalau dia tidak akan bermain. Jika dulu Romero masih punya kesempatan di ajang piala, maka kesempatan ini tidak akan datang lagi. Romero bukan Lee Grant yang memang sudah fokus untuk menjadi pelatih kiper. Romero masih ingin bermain lagi.

Saling diam satu sama lain tidak akan menyelesaikan masalah itu sendiri. United dan Romero harus berbicara intim mengenai statusnya. Pasalnya, Romero kini sudah frustrasi. Menurut The Athletic, Everton sebenarnya siap untuk menyelamatkan karier Romero dengan meminjamnya plus uang 2 juta pounds. Bahkan seluruh gajinya yang 100 ribu pounds itu ditanggung Everton. Bukti kalau Romero masih punya nilai di Eropa.

Namun United kukuh hanya ingin menjual Romero di angka 8 juta pounds. Tidak boleh ada yang meminjam Romero. Siapa yang berminat maka dia harus membelinya. Inilah yang membuat Everton mundur dan memilih untuk meminjam Robin Olsen dari AS Roma pada tenggat transfer. Ada kecenderungan kalau United menganggap Everton sebagai saingan mereka. Klaim yang kemudian dibantah oleh United.

Situasi seperti ini juga mungkin dirasakan Aston Villa yang saat itu juga berminat kepada Romero. Harga yang tidak ideal untuk kiper pelapis (Market Value Romero hanya 2,5 juta pounds menurut Transfermarkt) membuat mereka akhirnya memilih untuk membeli Emiliano Martinez. Harganya mahal yaitu 20 juta pounds, namun Martinez baru berusia 28 tahun sehingga ia punya karier yang cukup panjang sebagai penjaga gawang.

Satu hal yang patut diapresiasi adalah sikap Romero yang sejauh ini memilih untuk diam. Dia tahu kalau ucapannya bisa saja memperkeruh suasana. Ada kalanya diam memang jauh lebih baik ketimbang berbicara namun berpotensi untuk menimbulkan keributan baru.

United masih punya jalan lain. Jalan terakhir yang tampaknya dipilih Romero untuk menyelamatkan kariernya yaitu dengan hengkang ke MLS. Jendela transfer Amerika masih buka hingga 29 Oktober nanti dan sejumlah klub mengaku tertarik untuk menggaetnya.

Di tempat yang jauh di sana, Romero berdoa kalau ada klub MLS yang mau membelinya dengan harga yang sudah ditentukan. Jangan sampai ia seperti Rojo yang nyaris tidak pernah dipercaya meski statusnya masih pemain United. Kalau ini yang sampai terjadi, maka istri Romero siap untuk meracau lagi untuk memperjuangkan nasib suaminya.