Ole Gunnar Solskjaer tampaknya sudah melakukan cuci gudang demi ambisinya membangun Manchester United yang penuh pemain muda. Beberapa penggawa yang jarang diberi kesempatan main seperti Romelu Lukaku, Chris Smalling, dan Matteo Darmian, dilepas ke klub lain demi memberikan ruang bagi pemain muda yang menjadi harapan sang manajer.

Yang patut diberikan apresiasi tentu saja kesuksesan Manchester United melepas Alexis Sanchez. Setelah kesulitan mencari peminat, akhirnya mereka mendapatkan Inter Milan sebagai kesebelasan yang mau menampuung penggawa asal Cile tersebut. Di Kota Mode tersebut, Sanchez akan bereuni dengan Lukaku dan namanya sudah masuk dalam skuad meski belum dimainkan pada pertandingan terakhirnya.

Sanchez memang sudah didesak untuk pindah. Selain performanya yang kurang bagus, hanya mencetak lima gol setelah 18 bulan bermain, ia juga menjadi beban bagi finansial United. Bagaimana tidak, ia dikontrak dengan status sebagai pemain bergaji tertinggi di Premier League.

Besarnya gaji Sanchez disebut-sebut membuat beberapa pemain cemburu. Mereka yang cemburu merasa kalau mereka yang layak mendapat gaji tinggi karena kontribusi mereka yang signifikan. Salah satu yang dirumorkan menginginkan gaji sebesar Sanchez adalah David de Gea. Tak ayal, masalah gaji ini membuat negosiasi kontrak anyar dengan si pemain menjadi terhambat. Oleh karena itu, melepas Sanchez adalah sebuah solusi.

Meski begitu, transaksi ini juga masih mendapat kritikan dari beberapa pihak. Satu yang bersuara cukup keras adalah mantan pemain United, Louis Saha. Penggawa yang memperkuat United dari tahun 2004 hingga 2007 ini merasa kalau mantan pemain Barcelona ini sebenarnya masih bisa diandalkan dalam skuad musim ini.

Kedalaman lini depan United memang menjadi sorotan. Mereka hanya mempunyai tiga striker dalam diri Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greenwood. Jika satu saja mengalami cedera, maka situasi akan menjadi masalah. Hal itu sudah terjadi. Hilangnya Martial karena cedera membuat lini depan United mati kutu ketika melawan Southampton. Bahkan top skor mereka saat ini adalah Daniel James yang berposisi sebagai winger.

“Anda akan berpikir kalau dia bisa tetap tinggal di Manchester United dan membantu lini depan tim ini. Namun secara mental, hal itu terlalu melelahkan. Itulah sebabnya dia ingin pindah, karena dia merasa kurang dihargai. Keputusan untuk tidak melanjutkan kerja sama adalah sesuatu yang sulit baginya,” tutur Saha seperti dikutip dari Manchester Evening News.

Selain itu, kesepakatan kontrak Sanchez dengan Inter juga dinilai buruk oleh mantan pemain Fulham ini. Setan Merah meminjamkan Sanchez ke La Beneamata selama 10 bulan. Yang menarik, United masih harus membayar ¾ gajinya kepada sang pemain. Dari 391 ribu paun gajinya bersama United, Inter hanya mengeluarkan uang 175 ribu paun saja per pekan, sisanya dibayar oleh United. Dalam setahun, United berarti harus mengeluarkan gaji sebesar 6 juta paun dari total 9,64 juta paun yang ia terima. Hal ini dianggap Saha bukan sebuah transaksi yang bagus.

“Kesepakatan yang sangat aneh sekali. Saya pikir Alexis Sanchez akan sampai pada titik di mana kepercayaan dirinya turun. Ketentuan perjanjian menunjukkan dia harus pindah. Dia pemain hebat dengan banyak keterampilan dan gairah. Tapi dia tidak bisa memenuhi hal itu bersama United. Namun membiarkan United membayar lebih dari separuh gajinya adalah sebuah kesepakatan yang buruk.”

Jika ada yang patut disalahkan, maka manajemen United menjadi pihak yang bertanggung jawab dari masalah yang cukup rumit ini. Mereka terlalu berani memberikan gaji tinggi kepada si pemain karena dorongan sang agen, Fernando Felicevich. Ketika si pemain tidak bisa menunjukkan permainan terbaiknya dan mau menjualnya, maka beberapa klub jelas tidak ingin membelinya karena gajinya yang begitu tinggi.

Selain gaji yang lebih dari setengahnya dibayar United, satu hal lain yang dikritik dari dilepasnya Sanchez ke Inter Milan adalah tidak adanya opsi bagi Inter untuk membelinya secara permanen. Hal ini berarti, Sanchez akan tetap kembali ke Manchester United setelah musim kompetisi 2019/2020 berakhir terlepas dari perfoma si pemain bersama Inter.

Hal ini adalah perjudian berikutnya yang dilakukan United terhadap si pemain. United seolah berharap peminjaman Sanchez di Inter berjalan sukses, sehingga manajemen Setan Merah bisa menjualnya ke klub lain dengan harga tinggi sekembalinya dari masa peminjaman. Namun hal ini baru akan terjadi jika ia benar-benar brmain baik di sana, mencetak beberapa gol, dan membawa Inter finis lebih dari sekadar empat besar.

Namun akan menjadi masalah bagi United jika di Inter nanti permainan Sanchez tidak terlalu istimewa. Ia akan kembali ke United pada musim panas 2020, tidak menjadi pemain pilihan utama Ole Gunnar Solskjaer, kembali mendapat status sebagai pemain bergaji tertinggi, dan berpotensi menimbulkan kecemburuan bagi para pemain lain. Perlu diingat kalau Sanchez masih mempunyai kontrak hingga 2022.

Menjual Sanchez memang menjadi pilihan yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini alih-alih meminjamkannya.