foto: thedailystar.com

Angin segar berhembus kencang di Old Trafford seiring datangnya sosok yang diharapkan akan mengembalikan kejayaan Manchester United. Mereka adalah Paul Pogba dengan status sebagai pemain termahal dunia; Jose Mourinho sebagai pelatih dengan koleksi trofi liga di empat liga besar Eropa, dan Zlatan Ibrahimovic yang sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya. Optimisme pun hadir di kalangan fans United. Harapannya adalah The Red Devils mampu meningkatkan performanya dan bersaing memperebutkan trofi liga yang terakhir didapat 2013 lalu.

United memang tampil meyakinkan pada awal musim ini. Manchester merah selalu meraih tiga poin pada tiga pertandingan pertama liga. Namun, mereka gagal mempertahankan performa baiknya dengan hanya meraih lima kemenangan dari 12 laga dan gagal memenangi empat partai terakhir liga. United bahkan tidak bisa mencetak gol di tiga pertandingan liga terakhirnya.

Kegagalan mencetak gol ialah kegagalan tim. Tapi, besar kemungkinannya ada hal yang salah dengan striker sebagai pemain yang tugas utamanya adalah menggetarkan jala gawang lawan. Dan pernyataan tersebut terbukti pada permasalahan yang dihadapi United saat ini. Ibra gagal mencetak gol di enam pertandingan liga terakhirnya dan itu adalah rekor terburuknya sejak Desember 2007 kala masih berseragam Inter Milan.

Gol terakhir striker asal Swedia itu hadir pada Derby Manchester, September lalu. Sejak itu, ia sudah melepaskan 42 sepakan tanpa ada satupun yang berbuah gol. Kondisi ini sulit dipercaya mengingat Ibra adalah striker kelas dunia yang datang ke United dengan status pencetak gol terbanyak Ligue 1. Ia mencetak 38 gol dari 31 pertandingan liga musim lalu.

Ibra adalah satu dari 26 pemain selain penjaga gawang yang selalu bermain penuh hingga pekan ke-10 Liga Inggris. Artinya, topskor sepanjang masa timnas Swedia ini menjadi andalan Mourinho dan diharapkan mampu berkontribusi banyak. Cara bermainnya yang lambat tidak menjadi masalah jika ia mampu mencetak gol. Namun, Ibra baru mencetak empat gol dari 10 pertandingan liga.

Ada peluang satu lawan satu saat menghadapi Stoke City, sundulan jarak dekat pada pertandingan melawan Liverpool dan Chelsea, serta sepakan jarak dekat menyambut umpan silang Pogba ketika melawan Burnley. Tapi, entah bagaimana, Ibra gagal mengubahnya menjadi gol.

Puncaknya saat melawan Burnley. Total 12 tembakan ia lepaskan, atau lima lebih banyak dari yang dicatatkan seluruh pemain Burnley. Meskipun memang pada pertandingan tersebut, kiper Burnley, Tom Heaton, bermain impresif, namun tetap bukan hal yang biasa seorang Zlatan Ibrahimovic gagal mencatatkan namanya pada papan skor, apalagi lawannya adalah tim yang kualitasnya cukup jauh di bawah United.

Padahal, awal musim ini Ibra digadang-gadang akan menjadi striker tajam dan mencetak banyak gol. Bahkan, banyak yang memprediksi ia akan menjadi topskor liga. Namun, kondisinya justru terbalik. Torehan empat golnya kalah dengan striker top lainnya. Diego Costa ada di posisi teratas dengan delapan gol dan Sergio Aguero serta Romelu Lukaku mengikuti di belakangnya dengan raihan tujuh gol. Perihal efektivitas pun ia kalah jauh, berikut adalah perbandingan statistik Ibra dengan striker kelas atas lainnya yang diambil dari Squawka:

Nama Gol Total Tembakan Tembakan on Target Tembakan Off Target Tembakan ke-blok Rasio gol (%)
Zlatan Ibrahimovic 4 57 20 21 16 9,8
Diego Costa 8 36 15 12 9 26,3
Sergio Aguero 7 34 17 7 10 33,3
Romero Lukaku 7 32 17 6 9 30,4

*rasio gol dihitung dengan gol/(total tembakan-tembakan ke blok).

Memang mengecewakan melihat penurunan performa Ibra. Tidak sedikit pula penggemar yang sudah tidak antusias lagi melihatnya bermain. Ia bahkan menjadi korban lelucon-lelucon menyerang di media sosial. Ada yang mengatakan ia membuang sekitar 347 peluang kala menghadapi Burnley. ada pula yang mengatakan bahwa Ibra adalah “Fernando Torres yang baru”.

Mantan pemain United, Ray Wilkins, mengatakan bahwa permasalahan Ibra adalah percaya diri. “Zlatan menderita karena kurang percaya diri. Ia tidak terlihat percaya diri ketika di depan gawang. Ada umpan satu sentuhan yang ia lakukan dengan Pogba kemarin (pertandingan melawan Burnley), dan saya kira ia akan mencetak gol. Namun ia gagal,” ujar Wilkins.

Meski sedang menghadapi masa sulit, pemain yang memulai karirnya bersama Malmo ini tetap mendapat dukungan. Rekan setimnya, Ander Herrera, percaya bahwa ia akan kembali ke performa terbaiknya. “Jika ada pemain yang dapat keluar dari masa-masa sulit ini, itu adalah dia karena sikapnya, karakternya, dan caranya bekerja,” ucap Herrerea.

Pemain asal Spanyol ini juga merasa Ibra akan mencetak gol lagi. “Saya tidak ragu dia akan mencetak banyak gol untuk kami,” tutur Herrera.

Ibra harus kembali ke performa terbaiknya jika masih ingin mendapat tempat utama karena The Special One tak akan segan untuk mencadangkan siapapun yang tidak sesuai keinginannya. Apalagi, pelatih berkebangsaan Portugal itu memiliki banyak opsi untuk posisi striker. Ia masih memiliki Marcus Rashford, Anthony Martial, Wayne Rooney, dan Memphis Depay.

Atau solusi lain adalah memainkan pemain yang dapat membantu Ibra. Contohnya adalah seperti apa yang dikatakan legenda Inggris, Alan Shearer. “Ibra terlihat lebih bagus ketika Rashford main di depan bersamanya di babak kedua (laga melawan Burnley). Hal itu menambah kecepatan di permainan. Ibrahimovic memiliki kecepatan yang bagus, namun ketika Anda memasuki usia tiga puluhan, Anda akan kehilangan itu,” tutur Shearer.

Semuanya kembali ke Ibra sendiri. Apakah ia akan kembali ke performa terbaiknya dan meyakinkan Mourinho bahwa ia adalah pilihan yang tepat atau memang ia telah berubah tak seperti Zlatan Ibrahimovic yang kita kenal dulu.