Selain keberadaan Sir Alex Ferguson, kebangkitan Manchester United dalam persepakbolaan Inggris dan Eropa juga tidak lepas dari hadirnya sosok Martin Edwards. Edwards yang ketika itu menjadi chairman berperan besar dalam suksesnya Manchester United menjadi tim yang memiliki prestasi serta finansial yang baik di era 1990-an.

Sudah banyak pemain-pemain yang direkrut Martin semasa menjadi chairman sejak 1980. Beberapa hari setelah ia meluncurkan autobiografinya yang berjudul “Red Glory”, MUTV berkesempatan untuk mewawancarai pria berusia 75 tahun ini. Beberapa pertanyaan diberikan oleh Adam Marshall. Satu yang menarik ketika Adam meminta Martin menyebut lima pemain terbaik yang pernah ia rekrut.

Tidak sulit bagi Martin untuk menyebut lima pemain tersebut. Sosok Eric Cantona, Peter Schmeichel, Denis Irwin, Bryan Robson, dan Roy Keane menurut Martin berperan dalam perubahan yang dilakukan United. Ia pun tidak lupa menjelaskan mengapa ia memutuskan untuk merekrut pemain tersebut.

“Kelima nama yang saya berikan ini bukan karena nilainya melainkan karena kontribusi dan beberapa nama lain dikarenakan adanya tawar menawar yang sulit.”

“Lihat ketika kami mengambil Eric Cantona. Saya kerap berujar bahwa saya harus memiliki Cantona di tim saya. Bersamanya kami memenangi liga empat kali dari lima tahun dan dua kali meraih gelar ganda,” ujarnya.”

“Saya pikir kita bisa meraih gelar ganda sebanyak tiga kali jika saja ia tidak menyerang pendukung Crystal Palace. Saya pikir dia benar-benar merevolusi klub saat ia berada di sana,” ujarnya menambahkan.

Lain Eric lain pula Peter Schmeichel dan Denis Irwin. Martin mengaku ada tawar menawar yang sengit diantara United dan klub pemilik Schmeichel (Brondby) dan Irwin (Oldham Athletic). Beruntung ia bisa mendapatkan dua pemain tersebut dengan harga kurang dari satu juta pounds.

“Kami mendapatkan Peter Schmeichel dengan nilai 505 ribu pounds. Ada tawar menawar yang sengit saat itu. Delapan tahun berada di sana, kami memenangi lima gelar liga, Liga Champions, dan beberapa kali memenangi Piala FA. Luar biasa.”

“Denis Irwin. 700 ribu pounds. Ia juga bertahan delapan atau sembilan tahun (Irwin memperkuat United selama 12 tahun). Saya pikir ia mendapat tujuh medali kompetisi liga, menjadi bagian dari kesuksesan klub. Ia contoh pemain hebat. Pemain yang jarang memiliki permainan buruk.”

Dua nama terakhir yaitu Robson dan Keane adalah rekrutan Martin dengan nilai lebih dari 1 juta pounds. Robson direkrut dari West Bromwich Albion dengan nilai 1,5 juta sementara Keane direkrut dengan nilai 3,75 juta paun dari Nottingham Forest. Keduanya pun sama-sama menjadi rekor pembelian Inggris saat itu.

“Bryan Robson, 1,5 juta. Kami tampak seperti tim yang banyak uang saat itu karena transfer tersebut adalah rekor Inggris. Kapten yang membawa kami ke tiga final Piala FA, sepasang gelar liga dan menjadi pemain utama saat United belum benar-benar menjadi tim hebat.”

“Dia pemain tengah yang fantastis, rajin naik-turun dan mencetak gol-gol penting di semifinal dan final. Pemain yang bisa kami andalkan.”

“Ketika Bryan pergi, kita semua bertanya-tanya siapa yang bisa mengambil alih. Dan Roy Keane adalah nama yang tepat. Pemain tengah yang fantastis dan membawa klub meraih tujuh gelar liga, menjuarai Piala FA, dan menjadi kapten setelah Bryan Robson. Ia juga mengambil wilayah lini tengah dari Bryan Robson.”

Selain membawa perubahan bagi United, kelima nama tersebut juga memiliki beberapa kesamaan. Salah satunya adalah sama-sama memiliki jiwa kepemimpinan. Mereka semua setidaknya pernah menjabat sebagai kapten United meski hanya beberapa laga. Robson bahkan menjadi kapten terlama United selama 12 musim.

Kelima nama tersebut juga memiliki kesetiaan yang besar terhadap Setan Merah. Rata-rata mereka memperkuat United lebih dari lima musim. Masa bakti paling singkat ada dalam diri Eric Cantona yang memperkuat Iblis Merah selama lima musim.