Aksi Marcus Rashford yang mendapat apresiasi dari banyak kalangan. Foto: Bein Sports

Berkaca dari pengalamannya semasa kecil yang harus bergantung pada makanan gratis dari sekolah, Marcus Rashford ingin anak-anak yang bernasib sama seperti dirinya terus mendapatkan bantuan tersebut meski negara sedang kesulitan di tengah pandemi Covid-19. Hanya dengan sebuah surat terbuka, Rashford berhasil membuat perubahan.

Pada awalnya, pemerintah Inggris menghentikan skema pemberian kupon makanan gratis senilai 270 ribu rupiah kepada 1,3 juta anak-anak sejak awal Juni. Langkah ini dilakukan karena saat ini sedang libur musim panas sehingga tidak ada kegiatan belajar mengajar. Selain itu, kondisi ekonomi Inggris juga sedang tidak baik.

Namun, Marcus Rashford menolak keputusan tersebut. Menurutnya, kelaparan adalah hal yang harus diperhatikan selain pemberantasan pandemi corona. Dengan memotong kupon makanan gratis tersebut, sama saja membiarkan para keluarga yang memiliki ekonomi rentan semakin terpuruk karena tidak bisa makan.

“Kelaparan di Inggris adalah pandemi yang bisa menjangkiti generasi berikutnya apabila kita tidak memperbaiki itu sekarang. 1,3 juta anak di Inggris mendapatkan makanan dari sekolah mereka. Namun semasa pandemi, seperempat dari mereka kelaparan. Banyak dari mereka yang bergantung kepada orang tua, yang kehilangan pekerjaan akibat COVID-19,” kata Rashford.

Ia akhirnya membuat surat terbuka yang ditujukan langsung kepada pemerintah Inggris. Isinya adalah harapan Rashford agar pemerintah mau melanjutkan program pemberian kupon makanan gratis ini meski sekolah sudah memasuki libur panas. Dengan nama besar yang ia punya, tagar #MaketheUturn ia naikkan agar pesannya sampai ke pemerintah Inggris.

“Sebagai keluarga, kami bergantung kepada breakfast club, makanan gratis dari sekolahan serta kebaikan dari para tetangga. Lumbung pangan dan dapur umum bukan tempat asing bagi kami. Saya ingat dengan jelas ketika kami mengunjungi Moor Utara untuk mengambil jatah makan pada malam Natal setiap tahunnya,” tulis Rashford.

“Saya mendorong Anda untuk mendengar permohonan mereka dan menemukan kemanusiaan dalam diri Anda. Tolong pertimbangkan kembali keputusan Anda untuk membatalkan program kupon makan gratis selama libur musim panas dan menjamin perpanjangan skema tersebut,” begitulah poin penting dalam surat yang ia tulis tersebut.

Surat tersebut sempat tidak ditanggapi oleh pemerintah Inggris. Beruntung, Rashford tidak patah arang. Ia kembali mengirimkan pesan kepada pemerintah untuk membuka mata mereka kalau masih ada para keluarga dengan ekonomi rentan yang harus dibantu semasa pandemi ini. Caranya adalah dengan meneruskan program kupon makanan gratis ini.

“Ketika Anda menyalakan teko untuk membuat secangkir kopi atau teh, pikirkan nasib orang tua yang harus membayar tagihan listrik hanya untuk memenuhi kebutuhan setelah kehilangan pekerjaan selama pandemi. Ketika Anda pergi ke lemari es untuk mengambil susu, berhenti dan renungkanlah kalau ada 200 ribu anak di seluruh negeri ini yang bangun pada pagi hari dan melihat rak makanan mereka kosong,” kata Rashford.

Perjuangan yang membuahkan hasil. Pada Selasa (16/6) kemarin, pemerintah Inggris resmi mengucurkan 120 juta paun untuk meneruskan kupon makanan gratis ini hingga bulan Juli mendatang.

“Saya mengucapkan selamat kepada Rashford. Jujur, saya juga baru tahu soal kampanye tersebut. Saya kira, apa yang sudah ia lakukan adalah tindakan yang tepat,” kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

Perjuangan Rashford memang begitu berat sampai pada akhirnya ia mendapat kemenangan. Selain suratnya yang sempat tidak mendapat tanggapan, ia juga mendapat serangan dari beberapa pihak. Rashford dianggap sebagai oposisi di tengah-tengah pemerintahan Inggris yang begitu konservatif. Salah satunya adalah Katie Hopkins. Pebisnis sekaligus salah satu kolumnis senior ini berkomentar sinis terhadap gerakan pemuda 22 tahun tersebut.

“Kepada Rashford. Apakah kamu pikir wanita harus berpikir terlebih dahulu tentang bagaimana mereka memberi makan sebelum mereka memutuskan untuk memilikinya? Saya tidak mau mengeluarkan uang untuk memberi makan anak orang,” kata Katie.

Kacang yang Tidak Lupa Kulit

Terlepas dari beberapa serangan yang menyerang Rashford, toh apa yang dia lakukan memberikan dampak begitu besar. Tidak hanya untuk Manchester melainkan juga Inggris. Sontak, hal ini membuatnya mendapat banyak sekali pujian dari beberapa pihak.

Orang-orang terkenal seperti Jose Mourinho, Gary Lineker, Max Lowe, Anne Longfield, Kevin Courtney, Sadiq Khan, Piers Morgan, hingga Matt Hancock rama-ramai memberi apresiasi kepadanya. Bahkan Martt sampai salah menyebut nama Rashford yang seharusnya Marcus Rashford menjadi Daniel Rashford. Bahkan dua rival abadi Manchester United yaitu Liverpool dan Manchester City juga ikut serta memberikan rasa kagum mereka kepada Rashford dan menyingkirkan rivalitas mereka.

“Anak-anak di wilayah kami akan mendapatkan manfaat karena aksi dari panutan yang luar biasa ini. Dari Liverpool dengan cinta,” ucap akun Twitter resmi Liverpool.

Sebelum membuat pemerintah Inggris membatalkan niatnya untuk menghentikan bantuan makan di sekolah, Rashford telah beberapa kali melakukan aktivitas sosial untuk mengentaskan kelaparan di Inggris dengan target anak-anak. Sebelumnya, ia bekerja sama dengan FareShare dan telah menggalang dana hingga 20 juta paun yang ia berikan dalam bentuk tiga juta porsi makanan per minggunya. Padahal, kegiatan sosial Rashford saat itu hanya menyasar wilayah Greater Manchester saja.

Selain dikenal sebagai pemain sepakbola dengan gaji besar, Rashford juga dikenal sebagai sosok yang gemar membantu sesama. Pada 2019 lalu, ia mendorong masyarakat untuk membantu para tunawisma dengan menyumbang beberapa kebutuhan harian dan pakaian hangat. Ia juga beberapa kali memberikan tiket nonton pertandingan United kepada beberapa orang termasuk dua tenaga medis sebagai ungkapan terima kasih atas perjuangan mereka melawan virus corona di Inggris.

Di tengah kekayaan yang ia dapatkan sebagai pemain sepakbola terkenal, Rashford mengajak kita semua untuk tidak melupakan asal-usulnya. Rashford melakukan ini semua karena pengalamannya semasa kecil yang hidup penuh dengan kesusahan. Ketika ia dewasa, ia ingin tidak ada lagi anak-anak yang merasakan penderitaan seperti dirinya.

“Ibuku melakukan hal terbaik yang bisa dia lakukan. Kami dulu pergi ke toko Pound World dan membeli barang yang harganya di bawah satu paun. Selama seminggu, kami membeli tujuh yoghurt dan Anda hanya boleh minum yoghurt sehari sekali,” ujarnya.

“Beberapa keluarga di sana bernasib sama seperti keluargaku dulu, yang punya empat sampai lima anak, yang tentu mustahil untuk menghadapi situasi seperti ini. Sangat gila kenapa hal seperti ini masih saja terjadi di tahun 2020,” katanya menambahkan. Lucunya, tidak sedikit yang mengharapkan Rashford untuk terjun ke dunia politik atau bahkan menjadi Perdana Menteri suatu saat nanti.

Di usia yang masih 22, Rashford menunjukkan kemurahan hati serta sikap dewasa yang mungkin tidak dimiliki oleh pemuda lain seusianya. Kemauannya untuk berkorban serta empatinya yang luar biasa membuatnya layak untuk dijadikan inspirasi oleh banyak orang. Seorang pemuda yang memberi tahu kepada orang kalau siapa saja memiliki kemampuan untuk membuat perubahan.