Amerika Serikat seperti sudah menjadi rumah kedua bagi Manchester United untuk menaikkan citra mereka sebagai klub sepakbola terbesar di dunia. Pada musim panas 2017 ini mereka akan kembali berkunjung ke negara yang berpenduduk lebih dari 300 juta jiwa tersebut. Jika sebelumnya penulis menceritakan tentang kunjungan pertama Setan Merah di USA, maka pada bagian kedua ini penulis menceritakan tentang perjalanan United ke Negeri Paman Sam di era 2000-an.

Penantian 21 Tahun dan Aksi Forlan Yang Terkenal

Setelah 1982, Manchester United butuh 21 tahun untuk bisa menginjakkan kakinya di Negara Adikuasa tersebut. Tepatnya pada musim panas 2003. Saat itu Iblis Merah memiliki agenda di empat kota yaitu Seattle, Los Angeles, New Jersey, Philadephia. Akan tetapi ada yang membedakan dari kunjungan pada 2003 dengan yang terjadi di era 1960-an dan 1970-an.

Ketika itu, United berada dalam satu negara dengan klub-klub besar lain seperti AC Milan, Juventus, Barcelona, Bayern Munich, dan Celtic. Mereka saat itu bertarung dalam tajuk turnamen Champions World Series. Kedatangan mereka saat itu mampu meningkatkan animo sepakbola di Negeri Paman Sam meski Soccer (sebutan warga AS kepada sepakbola) masih kalah pamor dari NBA, MLB (Baseball), dan NFL.

“Bayangkan ketika tim dengan keuangan sehat seperti New York Yankees, sorotan seperti LA Lakers, rasa cinta dan benci seperti Dallas Cowboys. Dan jika dilebur menjadi satu kesatuan maka muncullah Manchester United, sang juara Inggris,” ujar Tim Korte wartawan Seattle Post 14 tahun silam.

Iblis Merah memenangi empat pertandingan pramusim mereka saat itu. Di antaranya mereka mengalahkan Barcelona 3-1 dan Juventus dengan skor 4-1. Menariknya, laga melawan Juventus lebih dikenal dengan insiden Diego Forlan yang gagal menceploskan bola ke gawang kosong. Musim berikutnya United kembali berkunjung ke Amerika untuk menghadapi Bayern Muenchen, Celtic dan AC Milan.

Masuknya International Champions Cup dan Rekor Penonton

Selain animo penonton yang besar dan pundi-pundi uang yang tidak ternilai, Amerika juga dikenal sebagai pemilik fasilitas olahraga (serta hiburan) terbaik di dunia. Tidak jarang banyak pemain dan manajer United yang merasa takjub dengan fasilitas yang dimiliki klub-klub MLS yang tidak kalah dengan apa yang mereka miliki di Manchester sana.

Sir Alex Ferguson mengungkapkan enam tahun silam,”Setiap saya kesini tantangannya menjadi menarik. MLS secara tiba-tiba berkembang dengan sangat cepat dan kompetitif. Kesempatan yang bagus bagi para pemain saya disini karena negara ini punya fasilitas latihan yang fantastis, hotel-hotelnya bagus, pokoknya Amerika adalah negara yang cocok untuk mempersiapkan diri menyambut musim baru.”

Makin banyaknya klub-klub Eropa yang menjadikan Amerika sebagai tempat mempersiapkan diri memunculkan ide untuk bisa mempertemukan semuanya. Setelah era Champions World Series dan World Football Challenge, maka sejak 2013 pertandingan pra musim yang diselenggarakan di Amerika berada dalam satu turnamen yaitu International Champions Cup.

United ambil bagian dalam turnamen yang disponsori Guiness ini pada 2014. Catatan spesial dikukuhkan ketika Manchester United menghadapi Real Madrid. Saat itu, pertandingan yang diselenggarakan di Michigan Stadium tersebut ditonton oleh 109.318 penonton.

Angka itu adalah jumlah penonton tertinggi yang pernah terjadi dalam sejarah sepakbola di Amerika Serikat. Bahkan Old Trafford pun terlihat mungil jika dibandingkan dengan stadion yang kerap disebut ‘Big House’ ini. United juga saat itu mempertontonkan permainan taktis 3-5-2 ala Louis Van Gaal. Sayang di kompetisi sesungguhnya pakem formasi tersebut tidak berjalan dengan baik.

***

Akan tetapi hasil bagus pada pertandingan pra musim di Amerika Serikat kerap tidak sejalan dengan apa yang dicapai di akhir musim. Dari 15 kunjungan sebelumnya hanya satu kali saja Iblis Merah menjadi juara Liga Inggris di akhir musim jika melakukan tur ke USA yaitu pada 2010-2011. Semoga saja tur ke-16 United di Amerika yang akan dimulai pada 15 Juli nanti di StubHub Center berdampak baik dengan kesuksesan skuat asuhan Jose Mourinho di akhir musim.