Treble Winners musim 1998/1999 akan selalu menjadi momen bersejarah bagi Manchester United. Pada saat itu, mereka mampu meraih tiga gelar bergengsi sekaligus menjadi tim Inggris pertama yang bisa melakukan hal tersebut. Hampir seperempat abad kemudian, kota Manchester tampaknya akan bersiap melihat sekali lagi ada tim yang meraih tiga gelar dalam semusim.

Sayangnya, itu bukan sisi merah melainkan sisi biru. Manchester City asuhan Pep Guardiola siap untuk menyamai catatan membanggakan milik tetangganya tersebut. Sebuah upaya untuk menunjukkan kalau mereka tidak bisa lagi diremehkan dan siap untuk menggeser tetangganya tersebut dari sebutan sebagai yang terbaik di Manchester.

Musim ini, City punya kans untuk meraih tiga gelar. Di Premier League mereka masih unggul satu angka dan satu pertandingan lebih banyak dari Arsenal. Mereka juga sudah memastikan diri ke final Piala FA. Pada semifinal Liga Champions leg pertama yang berlangsung beberapa waktu lalu, mereka menahan imbang Real Madrid 1-1.

Pep Guardiola masih mencoba untuk merendah. Pada bulan April lalu, ia berkata kalau City masih jauh dari kata treble. Ia masih khawatir kalau timnya tersandung sewaktu-waktu terutama pada ajang Piala FA, turnamen yang baru bisa dimenangkan sekali oleh Pep bersama City.

Namun, tiga hasil yang mereka miliki sejauh ini tentu menjadi modal yang bagus. Apalagi ditambah dengan kedalaman skuad mereka yang begitu berkualitas di beberapa sisi. Ditambah kehadiran pembeda macam Erling Haaland yang membuat segalanya tampak menjadi tidak mustahil bagi The Cityzens.

Di sisi lain, suporter United tampak harus siap jika City pada akhirya mampu menyamai catatan mereka dalam meraih tiga gelar dalam satu musim. Posisi mereka saat ini masih bagaikan bumi dan langit. United sudah sulit untuk menjadi superior layaknya dulu. Ucapan Erik ten Hag yang berkata kalau dominasi selalu ada akhir juga tampaknya belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Dulu, Sir Alex Ferguson selalu berkata kalau tidak ada tim Inggris lain yang bisa meraih treble seperti mereka. Bahkan jika tim itu adalah United asuhannya sendiri. Pada 2001 ia berkata kalau United saat itu tidak akan bisa mengulangi apa yang sudah mereka lakukan dua tahun sebelumnya. Begitu juga pada 2005 ketika Chelsea mengacak-ngacak dominasi mereka.

“Tidak ada peluang (untuk Chelsea dapat treble). Mereka memang menjalani musim yang hebat dan konsistensi yang bagus. Tapi untuk memenangkan apa yang kami lakukan pada 1999 tampaknya akan sulit untuk bisa dilakukan lagi,” kata Ferguson.

Namun jika melihat kondisi City sekarang, tampaknya perkataan Ferguson mungkin sudah tidak relevan. City beberapa kali membuktikan diri sebagai tim yang jauh lebih baik bahkan dari United itu sendiri. Mereka bisa memenangkan liga dengan raihan poin 100 atau mendekati 100 yang tidak bisa dilakukan United pada era kepelatihan Ferguson. Atau konsisten bermain di fase gugur Liga Champions.

United sebenarnya bisa saja meraih treble lebih dari sekali seandainya tidak terpeleset di waktu-waktu genting seperti ketika tahun 2007 dan 2008. Setan Merah kala itu terpeleset oleh AC Milan dan Chelsea (2007) serta Portsmouth (2008). Jika bisa menyelesaikan dua musim itu dengan treble maka peluang City meraih treble musim ini tampak bukan sesuatu yang istimewa.

Masih ada satu cara yang bisa dilakukan United untuk membuat rekor treble mereka tetap abadi yaitu kalahkan mereka pada 3 Juni nanti di final Piala FA. Mereka bisa menggunakan pengalaman para seniornya yang pada 1977 mampu menggagalkan ambisi treble Liverpool dengan memenangkan Piala FA.