Foto: Goal.com

Banyak yang bergembira ketika Manchester United membuat keputusan untuk memecat Jose Mourinho. Mereka merasa kalau inilah saat yang tepat untuk United mencari pelatih yang filosofinya menyerang. Lantas kalau nanti penggantinya bisa membawa United tampil menyerang tapi tidak kunjung meraih trofi, apakah nasibnya bakal sama seperti Mourinho dan tiga pelatih sebelumnya?

Saya bukannya tidak menerima keputusan klub. Saya akui kalau saya adalah penggemar berat Mourinho sejak ia mengalahkan United dengan Chelsea-nya. Saya hanya berpikir, kalau pelatih sekelas Mourinho saja gagal, lantas siapa lagi yang pantas menghapus bayang-bayang sosok besar seperti Sir Alex Ferguson.

Ada pertanyaan besar yang sulit sekali dijawab. Ketika Liverpool bisa menghapus bayang-bayang Bob Paisley dengan Jurgen Klopp, mengapa United masih saja gagal meski sudah menggunakan tiga pelatih yang berbeda.

David Moyes gagal bersama United meski punya prestasi bagus bersama Everton. Louis Van Gaal yang bisa membawa Belanda meraih tempat ketiga sekaligus si ahli mengorbitkan bakat muda juga gagal. Pelatih yang bisa membawa Inter menjadi raja Eropa setelah 45 tahun juga gagal. Ironisnya, ketiganya keluar dengan status dipecat.

Di saat Manchester City sudah begitu nyaman dan mendulang banyak prestasi bersama Pep Guardiola, klub ini masih gagal bersama pelatih yang ditunjuknya. Tidak hanya itu, manajemen juga mendapat stigma buruk dari para penggemarnya sendiri. Yang membuat tambah ironis, United adalah panutan bagi Manchester City tentang kesebelasan yang bagus dalam sisi manajemen klub.

Akhir pekan lalu, Gary Neville menyebut kalau masalah United tidak serta merta karena pelatihnya semata. Ia bahkan dengan berani menyebut manajemen bodoh karena memberikan perpanjangan kontrak kepada Mourinho tapi tidak mendukungnya di bursa transfer musim lalu. Sekarang mereka justru memecatnya yang menegaskan manajemen seperti bingung harus bergerak ke arah mana.

Baca juga: Gary Neville Kritik Manajemen, Roy Keane Kritik Pemain

Kita tentu sudah tahu bagaimana kinerja Ed Woodward dan keluarga Glazer dalam menjalankan klub besar seperti Manchester United. Di sinilah yang saya takutkan ketika nantinya mereka akan bekerja sama dengan pelatih baru. Bukan tidak mungkin apa yang dialami Mourinho juga menimpa kepada penggantinya.

Saat dipegang Mourinho, manajemen kerap gagal dan tidak mau mendatangkan beberapa pemain yang sebenarnya diinginkan olehnya. Alasan terlalu mahal dan tidak menjanjikan dalam sisi komersil disebut-sebut kerap menjadi alasan. Lantas bagaimana kedepannya saat Woodward sudah bekerjasama dengan pelatih baru yang mungkin juga akan meminta pemain baru seperti Mourinho?

Pikiran liar saya merasa kalau Woodward bisa saja mencari pelatih dengan paket hemat. Pelatih yang tidak banyak menuntut. Pelatih yang nurut ketika permintaannya tidak diiyakan oleh manajemen. Beberapa nama pun sudah menunjukkan rasa enggannya menangani United. Zidane dan Pochettino, dua nama yang menjadi favorit, dikabarkan menolak menjadi pelatih United. Bukan tidak mungkin rasa enggan mereka disebabkan manajemen klub yang begitu buruk dalam mengelola kesebelasan.

Sebelum mencari pengganti Mourinho, manajemen lebih dulu memutuskan untuk mencari pelatih sementara yang bekerja hingga akhir musim nanti. Pengumuman resmi akan dibuat dalam 48 jam sejak pemecatan Mourinho. Sejauh ini, Michael Carrick dan Kieran McKeena memimpin tim untuk latihan jelang menghadapi Cardiff City.

Akan tetapi, manajemen nampak masih bingung dalam mencari caretaker. Rumor menyebut Ole Gunnar Solskjaer dan Mike Phelan akan bekerja sama menangani United hingga akhir musim. Sayangnya, rumor ini sudah mendapat respon yang kurang baik. Mereka justru heran mengapa nama Ole yang mencuat. Meski melegenda, namun Ole tidak punya catatan bagus ketika menangani Cardiff City di Premier League. Hal serupa juga dialami Mike Phelan yang dipecat Hull City empat bulan setelah memenangi manager of the month.

Doa para penggemar United sekarang adalah manajemen bisa membuat keputusan lebih bijak lagi terutama dalam pemilihan pelatih. Pengganti Mourinho selanjutnya diharapkan bisa bekerja minimal tiga musim penuh. Selain itu, manajemen juga harus bisa bekerja sama dengan baik bersama pelatih baru. Diharapkan manajemen mau menuruti permintaan pelatih apabila ingin membeli pemain baru.

Pelatih baru juga diharapkan bisa membuat para penggemar United menghapus bayang-bayang Sir Alex Ferguson. Tidak hanya itu, para penggemar juga diharapkan untuk tidak lagi mengungkit-ngungkit sosok yang sekarang sudah menjadi dewan kehormatan klub tersebut. Kalau ke depannya pengganti Mourinho dianggap tidak sesuai karena tidak seatraktif Mourinho, maka bukan tidak mungkin Manchester United hanya sibuk mencari sosok Sir Alex Ferguson jilid II sementara tim-tim lain sudah berlomba-lomba untuk memperebutkan piala.