Kata memaafkan tampaknya sudah luntur dari pikiran seorang Louis van Gaal. Setiap ada kesempatan untuk berbicara mengenai Manchester United, perkataan dengan nada kekecewaan serta kecaman selalu muncul dari bibir Si Tulip Besi. Semua itu ia lakukan untuk menunjukkan bahwa dirinya masih memendam kemarahan serta rasa sakit hati.

Baru-baru ini, LVG kembali menyentil mantan klub asuhannya tersebut. Sasarannya kali ini adalah sang suksesor, Jose Mourinho. Kepada Sport Bild, Van Gaal menyinggung kembali permusuhan yang dibuat oleh Mou dengan mantan pemainnya, Bastian Schweinsteiger. Van Gaal secara tidak langsung menyalahkan Special One sebagai penyebab hengkangnya gelandang timnas Jerman tersebut.

“Apakah Schweinsteiger lebih tua? Tentu saja. Tapi ia belum benar-benar tua. Tubuhnya memang tidak mampu mengikuti tuntutan Premier League, tapi Bayern menjualnya kepada kami sebagai pemain yang fit, tapi kenyataannya dia sudah berada di ujung karier.”

Ia menambahkan, “Bagaimana Mourinho memperlakukannya setelah saya? Dia (Schweinsteiger) tidak mendapatkan perlakan yang pantas. Ini memalukan karena dia adalah pemain seperti Luis Enrique, Mark van Bommel, dan juga Philip Lahm, para pemain yang memiliki karakter di atas lapangan.”

Ucapan tersebut seolah-olah menyalahkan sosok Special One yang tidak bisa mengembalikan kondisi fisik Schweini ke dalam bentu idealnya. Di tangan Mou, pria yang sekarang berusia 33 tahun ini memang jarang mendapat tempat utama. Ia hanya bermain empat laga dan mencetak satu gol hingga kepindahannya ke Chicago Fire. Selain itu, ia juga tidak cocok dengan skema Jose yang menginginkan gelandang bertipe petarung yang tidak ia dapatkan dalam diri Schweini.

Van Gaal sendiri mendatangkan suami Ana Ivanovic ini pada musim panas 2015 dengan nilai 6,5 juta paun. Di tangannya, Schweini menjadi andalan dalam filosofi possession football Van Gaal dengan turun dalam 31 pertandingan di semua ajang. Setelahnya, ia lebih banyak diparkir termasuk tidak diikutsertakan oleh Jose Mourinho dalam sesi foto klub pada awal musim 2016/17.

Akan tetapi, jika melihat rekam jejak Schweini yang rentan mengalami cedera maka Mou tidak bisa seratus persen disalahkan. Hal ini dikarenakan karena bersama Van Gaal pun, Schweini sudah dikenal sebagai pemain yang rapuh alias memiliki kaki kaca.

Saat LVG masih menangani Fc Hollywood dimusim 2010/11, Schweini pun kerap absen dalam beberapa pertandingan karena cedera. Schweini bahkan absen lebih panjang saat dirinya justru bermain untuk Van Gaal di Manchester United. Ia melewatkan 24 pertandingan dan beristirahat selama 123 hari. Durasi panjang ini yang mungkin membuat Mou tidak melirik Schweinsteiger karena kondisi fisiknya yang sudah tidak bisa bersaing lagi di Liga Primer.

Tidak hanya itu, Van Gaal juga mengungkapkan kalau ia sebenarnya ingin merekrut palang pintu Borussia Dortmund saat itu, Mats Hummels. Namun, yang bersangkutan saat itu menolak karena United baru saja bermain buruk di bawah arahan David Moyes. Mantan manajer Ajax ini juga ingin merekrut Thomas Muller tapi gagal karena Bayern tidak ingin melepas Muller.

Di akhir wawancaranya, Ia kembali mengungkapkan kekesalannya terhadap manajemen United. Ia menyebut kalau Setan Merah hanyalah klub yang mementingkan uang dan aspek komersil dibanding Munich. Sebuah komentar yang lagi-lagi tidak beralasan mengingat kedua tim ini sama-sama memiliki kekuatan finansial yang kuat meski prestasi mereka berbeda jauh.

“United adalah klub komersial yang mementingkan uang. Jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Bayern. Manajemen diisi oleh mantan pemain yang mengerti sepakbola.”

Beberapa komentar Van Gaal diatas bisa jadi adalah sebuah pancingan bagi klub-klub besar yang ingin merekrutnya sebagai manajer. Beberapa waktu lalu, ia mengutarakan keinginannya menjadi manajer tim papan atas (terutama Inggris) untuk membalaskan dendamnya kepada Setan Merah.

Namun sebelum mendapatkan pekerjaan tersebut, LVG mungkin tidak akan bosan-bosan untuk menyerang mantan klub yang diasuhnya tersebut. Kalau nantinya, LVG tidak mendapatkan posisi yang dia inginkan maka ada baiknya LVG meredam kemarahannya dan mencoba lapang dada atas kejadian yang pernah ia alami di kota Manchester.