11 April nanti, Manchester United akan berhadapan dengan Barcelona pada perempat final Liga Champions Eropa. Laga ini akan menjadi pertaruhan bagi kedua kesebelasan untuk mengakhiri musim 2018/2019 ini dengan gelar juara. Si Kuping Besar bisa menjadi modal apabila Ole Gunnar Solskjaer ingin dipermanenkan, sementara Barcelona ingin kembali menguasai Eropa setelah selalu gagal dalam tiga musim terakhir.

Bagi United, laga ini adalah big match berikutnya setelah pada babak 16 besar mereka menyingkirkan PSG secara dramatis. Akan tetapi, Barcelona tidak sama dengan PSG. Kualitas pemain tim Catalan tersebut beberapa tingkat lebih baik dibanding United. Dimotori Lionel Messi, Barca siap mengalahkan United dalam dua pertandingan nanti.

Sosok La Pulga adalah kunci dari betapa superiornya Barca pada musim ini. Dalam enam pertandingan terakhir, Messi telah mencetak sembilan gol, termasuk hat-trick ketika melawan Sevilla dan Real Betis. Mematikan Messi tentu menjadi cara yang harus dilakukan apabila mereka tidak ingin mendapatkan ancaman.

Oleh karena itu, persiapan matang sudah harus dilakukan Ole Gunnar Solskjaer apabila ingin melangkah ke semifinal. Meminta saran dari Sir Alex Ferguson bisa menjadi opsi mengingat Fergie cukup sering bertemu Lionel Messi dalam beberapa kesempatan. Kakek berusia 77 tahun ini bahkan sudah pernah memberikan kisi-kisi bagaimana cara menghentikan pemain Argentina tersebut dalam buku autobiografinya.

“Untuk mengalahkan Barcelona, Anda membutuhkan bek tengah yang bisa bermain secara positif. Kamu membutuhan bek tengah yang siap untuk langsung mendekati Messi dan tidak mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di belakang dia. Messi akan bermain menyamping. Tidak masalah soal itu. Dia tidak terlalu mengancam di sisi samping daripada ketika ia berada di tengah.”

Fergie mengucapkan hal tersebut ketika United dikalahkan oleh Barcelona pada final Liga Champions 2009. Saat itu, United memiliki skuad yang sangat lengkap dari penjaga gawang hingga pemain depan. Akan tetapi, mereka harus puas menerima kekalahan 2-0 dengan salah satu golnya dibuat Messi yang memanfaatkan celah yang ditinggalkan Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, dua bek tengah United saat itu.

Tidak hanya satu kali, United kembali kalah dari Barcelona dua tahun kemudian pada ajang yang sama. Lagi-lagi Lionel Messi yang membawa petaka bagi United berkat satu golnya pada babak kedua. Prosesnya pun sama seperti yang ditakutkan Fergie yaitu tembakan langsung dari tengah yang tidak bisa diblok oleh Rio dan Vida meski sudah berusaha untuk menutup jalur tembakan. Pusingnya Fergie membuat ia tidak ingin memainkan dua pemain belakang ini jika kembali bertemu Barcelona.

“Rio dan Vidic berada pada usia ketika mereka lebih suka menjaga wilayah. Tidak ada yang salah dengan itu. Tetapi cara itu terbatas jika dipakai melawan Barcelona. Ketika kami menghadapi Barcelona pada final Liga Champions, saya meminta Jones dan Smalling, atau Smalling dan Jonny Evans di depan Lionel Messi. Saya tidak akan membiarkan dia menyiksa kami lagi,” tuturnya.

Jika melihat ucapan Ferguson tersebut, maka dia menginginkan pemain belakang yang bisa mengikuti Messi sepanjang waktu. Dengan memainkan strategi man to man marking, maka Messi tidak punya kesempatan untuk berkreasi karena terus diikuti oleh para pemain belakang United.

Jurnalis Guardian, Sid Lowe, pernah mengungkapkan kalau menjaga Lionel Messi adalah pekerjaan paling sulit di dunia. Oleh karena itu, butuh pemain yang tepat untuk menghentikan kolektor lima Ballon d’Or tersebut.

Mengintip skuad United sekarang, maka peran ini bisa dilakukan oleh Eric Bailly. Pemain belakang Pantai Gading ini sudah beberapa kali bertemu Messi semasa membela Villarreal. Ia punya kemampuan yang bagus dalam melakukan penjagaan satu lawan satu. Kecepatan yang mumpuni serta keberaniannya berduel fisik tentu menjadi kelebihan pemain yang baru saja mencetak gol untuk negaranya tersebut.

Bailly nantinya bisa dibantu oleh Ander Herrera yang mulai mengawal Messi sejak di lini tengah. Gelandang asal Spanyol ini memang gemar melakukan penjagaan satu lawan satu. Eden Hazard adalah salah satu korban ketika perannya sebagai playmaker sukses dimatikan Herrera yang membuat Chelsea hanya sanggup melepaskan satu tembakan saja.

Akan tetapi, hal ini harus diimbangi dengan kolektivitas para pemain United di lini belakang. Mematikan Messi mungkin bisa dilakukan dengan man to man marking, namun patut diingat kalau Messi punya jangkauan umpan yang cukup bagus. Ia juga bisa membuka ruang bagi rekan setimnya yang akan datang dari lini kedua. Tidak hanya itu, Messi bisa jauh lebih berbahaya ketika ia sedang tidak menguasai bola.

“Butuh lebih dari sekadar kerja sama tim. Tidak ada yang bisa menghentikan seorang Lionel Messi dengan satu pemain. Anda harus sebisa mungkin menghentikan bola sebelum berada di kakinya. Ketika dia memegang bola, maka ia akan menyakiti Anda,” kata Rio Ferdinand.

Lagipula, Barca masih punya opsi lain untuk mengatur serangan apabila Messi sukses dimatikan. Mereka masih punya Philipe Coutinho, Arthur, Ousmane Dembele, dan Ivan Rakitic yang bisa berperan sebagai pengatur serangan. Hal ini menandakan kalau mengalahkan Barcelona tidak melulu dengan memastikan Messi seorang.