Ketika Zachary “Zak” Dearnley mendapatkan cedera harmstring yang serius di sebuah laga U-18 pada bulan Agustus tahun lalu, tak akan terbayang dalam benaknya bisa dipanggil Jose Mourinho untuk melawan Crystal Palace.

Gelandang berusia 18 tahun tersebut absen dari bulan Agustus 2016 hingga awal Februari tahun ini. Tepatnya pada tanggal 10 Februari dimana tim asuhan Kieran McKenna, U-18 tengah dalam performa puncaknya. Atas performa tersebut, Dearnley dipanggil ke tim reserves United, dimana The Red Devils B tersebut berhasil mengalahkan melakukan comeback dari 2-0 menjadi 2-2, setelah Dearnley masuk.

Seminggu kemudian, aura positif Dearnley kembali terbukti setelah United kembali memutar balikkan skor dari 1-2menjadi 3-2 di akhir laga. Pertandingan tersebut berlangsung di Old Trafford, berhadapan dengan Tottenham Hotspurs dalam Final Premier League 2.

Dearnley saat itu masuk pada menit ke-65 menggantikan Callum Gribbin. Lalu beberapa menit kemudian, Josh Harrop (yang kini sudah terkenal berkat gol debutnya) mencetak dua gol untuk membuat United menang dan mencatatkan hat-trick.

Nasib baik memang tak jauh-jauh dari Dearnley, lantaran pada pertandingan tersebut, Mourinho datang untuk melihat pemain-pemain reserves yang dapat ia “comot” untuk laga terakhir Premier League.

“Jujur saja, rasanya sangat luar biasa. Musim ini sangat naik turun bagi saya. Mendapat cidera pada Agustus, tapi dapat kesempatan (cadangan tim utama) juga, luar biasa.”

“Siapa yang mengira bahwa dengan performa saya pada musim ini, saya dapat berada di ruang ganti dan melihat bagaimana para pemain tim utama beaktivitas. Pengalaman yang luar biasa untuk saya dan hari yang indah untuk keluarga saya,” kata Dearnley.

Rasa senang jua tak semata ia jatuhkan pada kesempatan yang ia terima. Namun jua pada para pemain muda yang pada musim ini diberikan kesempatan untuk debut dari Mourinho. Banyak pelajaran yang bisa didapat menurutnya dari kesempatan di tim utama.

“Dari kesempatan itu, satu pelajaran yang saya tak lupakan adalah bagaimana para pemain senior memehartikan dirinya. Bagaimana secara mental mereka mempersiapkan diri, yang mana sangat menarik untuk dilihat.”

“Kemudian melihat seberapa banyak pekerjaan yang mereka lakukan, sangat profesional, dan sangat fokus. Seperti melihat bagaimana Wayne Rooney mempersiapkan diri sebelum pertandingan, sungguh luar biasa.”

“Lalu jua rasanya bahagia bagi kami (pemain muda) melihat manajer melakukan aktivitasnya. Kemudian bisa satu ruangan bersamanya, itu semua membuat perasaan kami senang,” terang Dearnley.

Tetap Positif Setelah Cedera

Kesempatan untuk bisa masuk ke tim utama tak lepas juga dari optimisme Dearnley usai pulih dari cedera. Menurutnya, menerapkan kedewasaan usai pulih menjadi aspek penting untuk memulikhkan pula karir pemainnya.

“Musim lalu (2015/2016) saya mendapat cedera yang sama, tapi cuma 3 bulan saja absennya. Jadi ketika mendapat cedera yang sama lagi (musim ini), rasanya sangat tak mengenakkan.”

“Namun karena bukan yang pertama kali, ternyata kali ini saya bisa menyikapinya dengan lebih baik dan membuat saya menjadi lebih kuat secara mental. Belajar dari kesalahan dan terus mempelajari hal-hal baru. Seperti saya harus lebih memperhatikan tubuh saya, makan-makanan yang sehat dan benar sebelum bertanding.”

Jangan Lupa Faktor Keberuntungan

Sebagai seseorang yang tumbuh besar di akademi United, mencicipi stadion Old Trafford tentu hanya akan membuat seseorang semakin bernafsu untuk mencatatkan debut di masa yang akan datang. Dearnley percaya bahwa kesempatan itu datang, asalkan kerja keras dan rasa percaya dipertahankan. Ditambah satu hal, yaitu keberuntungan.

“Beberapa tahun ke belakang, kamu melihat banyak pemain muda yang melakukan debut dan masuk tim utama, atau dari U-18 ke tim reserves. Pemain-pemain muda kian mendapatkan tempat dan mulai dipercaya.”

“Selain itu kamu perlu juga sedikit keberuntungan. Kamu tak bisa melakukannya tanpa itu. Tapi sebelum itu kamu perlu dedikasi, kekuatan mental, dan terus berjuang dari U-18, ke reserves, lalu ke tim utama, dan perlakukan tiap tahap itu dengan sama.”

“Kuncinya adalah melakukan semuanya dengan benar dan terus bekerja keras,” tutup Dearnley.

Begitu kiat-kiat untuk tembus ke tim utama menurut remaja berusia 18 tahun tersebut. Bagaimana menurut Anda?

Sumber : Manutd.com