Angel Di Maria

Setelah kegagalan memalukan pada musim 2013/2014, Manchester United kemudian mempersiapkan musim berikutnya dengan melakukan beberapa perubahan. Selain merekrut Louis van Gaal, yang baru saja sukses dengan Belanda di Piala Dunia 2014, mereka juga melakukan sederet pembelian pemain bintang. Salah satunya Angel Di Maria yang direkrut dari Real Madrid.

Di Maria ketika itu direkrut dari Real Madrid dengan nilai 59,7 juta pounds alias menjadi pemain termahal United saat itu. Harapan agar dirinya sukses di United pun semakin terlihat ketika manajemen mempercayakan nomor “7” yang sebelumnya lowong.

Sayangnya cinta United dengan Di Maria hanya bertahan selama satu musim. Meski mencetak empat gol dan membuat sembilan asis (ketiga terbanyak di liga), pemain Argentina ini dicap gagal dan dianggap sulit menyesuaikan diri terhadap iklim Premier League yang setidaknya lebih cepat jika dibandingkan dengan di Spanyol. Ia kemudian hijrah ke Paris Saint Germain dengan nilai 44 juta pounds.

Baru-baru ini sebuah cerita keluar dari mulut Debora Gomes. Debora adalah mantan penejermah yang diperkejakan United ketika Di Maria datang dari Real Madrid. Menurut wanita tersebut, sosok Di Maria sudah tidak bahagia sejak ia datang pertama kali ke United. Si pemain merasa sakit hati ketika ia mengetahui bahwa klub membelinya hanya untuk meningkatkan penjualan jersey nya.

“Saya mencatat banyak hal ketika saya berbicara dengannya. Dia tidak senang di sana. Pertama, dia tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun, dan kedua karena ia sadar bahwa klub membelinya bukan karena klub berpikir ‘oh, dia akan membawa kami gelar juara karena dia adalah pemain yang bagus.’ Tidak. Mereka hanya ingin menjual kausnya,” ujarnya seperti dikutip dari Mirror.

Ia menambahkan, “Saya dengar sendiri di dalam klub orang-orang berbicara, ‘Di Maria bisa menjual jersey, jadi ayo beli dia.’ Mendengar hal itu dia menjadi tidak senang.”

Tidak bahagianya pemain 29 tahun di United ini sungguh berbalik 180 derajat dibandingkan ketika ia pertama kali datang. Ketika pertama kali diwawancarai Inside United, mantan pemain Benfica ini begitu tersanjung mendapat penawaran dari United sebelum masalah ini membuatnya kecewa.

“United adalah satu-satunya klub yang bisa membuat saya keluar dari Real Madrid. Saya senang bergabung dengan klub ini meski mereka tidak lolos ke Liga Champions. Saya rasa saya mampu membantu tim dan bekerja sama dengan baik,” ujarnya ketika pertama kali datang.

United sendiri memang merajai soal penjualan jersey dalam beberapa musim terakhir. Musim lalu saja, tiga pemain United yaitu Zlatan Ibrahimovic, Paul Pogba, dan David De Gea masuk dalam 10 besar jersey terlaris musi 2016/2017.

Dari segi finansial, hal ini terbilang membantu United untuk meraih keuntungan sekaligus mencicil hutang yang sempat menggunung. Yang terbaru, hutang Setan Merah kembali turun di kisaran 290 juta Pounds. Akan tetapi, bagi Debora hal ini membuat United hanya memilih mengejar keuntungan finansial dibanding mencari prestasi.

“Mereka (United) sudah kehilangan minat dalam sepak bola. Kemudian saya sadar, setelah Sir Alex Ferguson meninggalkan klub, mereka hanya berfokus pada uang, uang, uang, dan menghasilkan uang, hanya itu.”

Ia menambahkan, “Ketika mereka mencoba memutuskan siapa yang akan dibeli, mereka akan dengan cermat mengatakan ‘apakah mereka menghasilkan lebih banyak uang?’ Mereka tidak berpikir untuk membawa kegembiraan kepada para penggemar karena mereka hanya berpikir untuk menjual.”

Apa yang diucapkan Debora ini merupakan kritikan keras bagi United. Mereka harus mengimbangi keuntungan finansial dengan hasil yang diraih di atas lapangan. Jika tidak, maka akan terasa aneh ketika melihat Manchester United tidak bisa mengumpulkan banyak gelar meski diimbangi finansial yang sehat.