Tak salah jika menyebut Jose Mourinho sebagai salah seorang pelatih sepakbola terbaik di era 2000-an hingga saat ini. Berbagai prestasi bergengsi telah pernah dimenangkannya bersama sejumlah klub papan atas Eropa. Makanya, tidak salah pula jika warga kota Setubal, kota kelahirannya di Portugal sangat bangga atas sosok manajer kelahiran 26 Januari 1963 itu.

Mereka pun mungkin menganggap Mourinho sebagai ‘dewa’ dalam persepakbolaan Setubal, meskipun dia tak pernah melatih, ataupun membela klub lokal, Vitoria FC atau Vitoria de Setubal saat masih aktif jadi pesepakbola profesional.

Karena alasan itu pula, kota Setubal yang berjarak 48 kilometer arah selatan dari ibukota Portugal, Lisbon tersebut memberikan penghargaan kepada Mourinho. Nama pelatih yang kini sudah berusia 54 tahun itu ditabalkan sebagai nama salah satu ruas jalan di kota Setubal, dari jalan Rua da Saude menjadi Avenida Jose Mourinho.

Walikota Setubal Maria das Dores Meira pun meresmikan langsung pembukaan jalan tersebut pada Selasa (3/10/2017). Pada kesempatan itu, dia menyebut Mourinho sebagai ‘Putra Setubal’, warga kota dengan profesionalitas yang mendunia berkat talenta spesialnya.

Sementara, Mourinho merasa sangat bangga pula atas penghargaan yang dipersembahkan oleh kota kelahirannya itu.

“Terima kasih, saya berterima kasih, senang dan bangga. Ya, tentu saja saya merasa seperti itu. Saya mengatakan ya pada segala hal. Tapi saya masih ingin datang ke Setubal dan jadi diri sendiri. Saya datang ke Setubal karena saya mencintainya. Saya punya ibu dan merasa dekat dengan ayah. Saya datang ke Setubal karena anak-anak saya belum pernah tinggal di sini dan saya mencintai Setubal lebih dari yang lain,” ucapnya dalam kata sambutan dilansir laman resmi klub, ManUtd.com.

“Setubal tetap menjadi satu-satunya kota yang saya sukai sama seperti mencintai diri sendiri, seperti saya menyukai Ze Mario [julukan Portugal], di mana saya berjalan di jalanan dan banyak orang yang memperlakukan saya selayaknya,” tambah Mourinho yang turut hadir dalam peresmian tersebut bersama sang ibundanya, Maria Julia Santos.

Memang banyak kenangan pria bernama lengkap Jose Mario dos Santos Mourinho Felix ini yang tersimpan di Setubal, termasuk pertemuan dengan sang istri Matilde ‘Tami’ Faria, wanita kelahiran Angola, saat mereka remaja sebelum menikah pada 1989.

“Saya menukar penghormatan untuk banyak kemenangan dan ini adalah satu-satunya hal yang tidak ingin saya tukar. Ini adalah situasi yang sedikit aneh untuk saya karena Setubal terus menjadi kota di mana saya merasa seperti diri sendiri. Di mana orang-orang memperlakukan saya seperti biasa dan membuat saya senang. Tempat di mana saya memulai segalanya, dan mencoba untuk memulai. Saya adalah warga Setubal asli, dengan seluruh kelebihan dan kekurangannya. Dan karena ini saya sangat berterima kasih atas penghormatan ini, dan membuat saya emosional,” pungkasnya dilansir Mirror.

Nama Mourinho tak sementereng saat ini ketika dirinya masih aktif sebagai pesepakbola pada kurun waktu 1980-1987, di mana karirnya hanya berjalan pendek selama tujuh tahun bersama empat klub lokal Portugal.

Namun, pada 1994 dia memulai petualangan di dunia kepelatihan sepakbola dengan mengawalinya sebagai asisten pelatih Porto. Pada 1996, Mourinho direkrut klub raksasa Spanyol Barcelona dengan jabatan sama, dan bertahan selama empat tahun. Sempat pula jadi asisten pelatih Benfica, dia akhirnya mendapat jabatan lebih tinggi sebagai pelatih kepala di klub itu pada 2000 lalu.

Sayang, Mourinho tak mampu meraih gelar dalam permulaan karirnya, sebelum kembali ke Porto pada Januari 2002. Namun, pada debut musim penuhnya di 2002/2003, dia berhasil menjuarai tiga trofi; Liga Portugal, Piala Portugal, dan Piala UEFA (kini Liga Europa –red). Bahkan, musim berikutnya Mourinho sukses menggondol trofi Liga Champions, selain kembali memenangkan liga domestik.

Prestasi itu mengantarnya ke Inggris bersama Chelsea pada 2004, berlanjut ke Inter Milan di Italia pada 2008, Real Madrid pada 2010, kembali ke Chelsea pada 2013, hingga berlabuh di Old Trafford.

Hingga kini, total sudah 25 trofi yang diraih Mourinho sepanjang 17 tahun karirnya sebagai pelatih, termasuk treble winners perdana sepanjang sejarah Inter dan Serie A Italia pada 2009/2010; yang membuatnya tercatat bersama tujuh pelatih lain yang pernah meraih prestasi sama, seperti manajer legendaris United Sir Alex Ferguson yang melakukannya pada 11 tahun lalu.

Mourinho sendiri juga berhasil memenangkan tiga trofi di musim debutnya bersama tim Setan Merah, termasuk juara Liga Europa, meskipun gagal di liga domestik. Makanya, wajar saja jika warga Setubal sangat bangga atas prestasi pelatih yang pernah mendapat penghargaan FIFA World Coach of the Year 2010 tersebut.