Foto: Manchester United World

Dean Henderson merasa kalau bertahan di United untuk saat ini pun adalah sesuatu yang percuma. Dia bahkan tidak segan menyebut klubnya melakukan tindakkan layaknya seorang kriminal. Hal ini membuat suporter United di luar sana berang akibat omongannya yang blak-blakan ini.

Setelah musim penuh pertama di United yang berjalan baik, karier Dean Henderson kemudian redup pada musim keduanya. Cedera di awal musim yang disusul dengan dirinya yang terkena Covid-19 membuat menit mainnya menjadi berkurang.

Padahal musim lalu tampak disebut-sebut sebagai musim awal Dean untuk mengukuhkan diri sebagai kiper utama. Sayangnya, penampilan De Gea yang luar biasa sepanjang kompetisi membuat dirinya hanya duduk manis di bangku cadangan.

Musim ini, situasinya tidak berubah. Erik ten Hag tampak memilih De Gea sebagai kiper utama dan Dean kembali menjadi pemain pinjaman di Nottingham Forest. Ia pergi dengan membawa rasa kesal kepada United yang membuang 12 bulan kariernya pada musim lalu.

“Saya menolak begitu banyak pinjaman bagus pada musim panas lalu karena dijanjikan tempat nomor satu dan mereka tidak membiarkan saya pergi. Itu membuat saya frustrasi. Menghabiskan 12 bulan hanya duduk diam adalah sebuah perilaku kriminal. Saya marah,” kata Dean kepada Manchester Evening News.

Yang menarik, kepindahan Dean ke Nottingham Forest tampaknya dilakukan sepihak alias oleh kemauannya sendiri. Ia tidak berbicara terlebih dahulu kepada Erik ten Hag mengenai statusnya. Alasannya ya karena percuma. Menurut Dean, kalau ia bertahan lebih lama dan ikut latihan bersama rekan setimnya, Ten Hag pasti akan memintanya bertahan tapi tidak dengan garansi menit main yang dia mau.

“Tidak (ketika ditanya apakah dia sudah berbicara dengan Ten Hag tentang kepindahannya itu). Saya tidak pernah menginginkan manajer datang dan melihat saya berlatih karena saya tahu dia (Ten Hag) pasti akan mempertahankan saya,” ujarnya.

“Jadi, saya mencoba melakukannya sebelum dia (Ten Hag) datang. Saya memberi tahu semua hierarki klub kalau saya mau pergi dan main bola. Saya tidak mau jadi pilihan kedua lagi. Dan itu berhasil. Saya pergi sebelum manajer datang dan saya belum berbicara dengannya sejak saat itu,” katanya menambahkan.

Dean Bukan Anak Kecil Lagi

Sikap pundung (ngambek) dari Dean ini nyatanya membuat terkejut para suporter United. Mereka heran kenapa Dean berani mengkritik klubnya sendiri padahal ia hanya berstatus pinjaman. Apalagi ia membawa-bawa nama Ten Hag. Tak ayal, ia pun menerima banyak kritikan.

Tidak sedikit yang merasa kalau karier Dean akan habis karena ucapannya tersebut. Apalagi dia berhadapan dengan Erik ten Hag yang sejauh ini ketegasannya mampu membuat para pemain United tidak berani berbuat macam-macam.

Ten Hag sendiri sudah berkata kalau siapa pun yang merasa tidak senang dengan situasinya di klub saat ini, maka ada baiknya ia berbicara langsung empat mata dengannya alih-alih ngadu ke media atau bahkan ke agen pemain.

Jika memang karier Dean habis karena ego-nya sendiri maka hal itu sangat disayangkan. Pasalnya, gaya bermain Dean sebenarnya cocok dengan skema Ten Hag. Ia punya atribut yang bahkan tidak dimiliki De Gea yang disebut-sebut salah satu kiper terbaik di dunia.

Seandainya dia berbicara kepada Ten Hag dan ikut pra-musim, bukan tidak mungkin sang manajer tergerak untuk memainkannya terus. Apa daya, rasa trauma karena pernah di PHP-in United sebelumnya membuat Dean mantap untuk pergi dan memilih menumpahkan kekesalannya pada media.

Di sisi lain, Dean memang bukannya tidak mendapat kesempatan pada musim lalu. Ada tiga laga dimana ia bermain sejak awal. Yaitu ketika United melawan Young Boys, Middlesbrough, dan West Ham United. Hasilnya, semua laga itu berakhir dengan kekalahan. Terutama ketika melawan Middlesbrough. United kalah melalui adu penalti dan tidak ada satu pun penalti yang bisa ia blok, padahal Dean dinilai jago dalam menepis penalti.

Inilah yang membuat Dean seharusnya sadar diri dan tidak ngambek karena jadi nomor dua. Salah satu mantan bek kanan Inggris, Danny Mills, tertawa kepada talkSPORT ketika mendengar keluhan Dean tersebut. Baginya, inilah realita sepakbola. Kalau Anda tidak bagus ya maka Anda tidak akan bermain.

“De Gea dapat pemain terbaik United, kan? Oleh karena itu Anda (Dean) pantas ada di belakang dia. Tidak ada istilah ‘Anda akan jadi nomor satu sepanjang musim’. Itu semua bohong. Anda cedera, lalu De Gea menggantikan Anda dan main bagus, lalu bertahan. Itulah sepakbola,” ujar Mills.

“Ada banyak pernyataan yang mengganggu saya terutama dia yang tidak bicara dengan manajer. Jadi, Anda merasa pantas jadi nomor satu dengan melakukan itu? Sepakbola itu keras. Tidak ada yang bisa dijanjikan secara cuma-cuma.”

“Lihat yang dilakukan Pep kepada Joe Hart. Saya tidak dengar Joe Hart mengembik kayak gini. Dia mungkin tidak suka tapi yang dia menghadapi dan melanjutkan. Sederhana seperti itu. Dia (Dean) juga sudah berusia 25 tahun, dan dia bukan anak kecil lagi,” katanya menambahkan.

Seperti yang diungkapkan Scott Patterson dan Republic of Mancunia, kekecewaan Dean memang bisa dimaklumi. Apalagi dia punya ambisi masuk tim nasional yang persaingannya sangat ketat. Akan tetapi, dengan apa yang sudah ia ungkapkan kepada media dengan menyebut United adalah penjahat dan pembohong, maka besar kemungkinan kariernya akan selesai sampai di sini.