Beberapa tahun yang lalu, Premier League pernah memiliki sosok striker berbahaya dalam diri Emmanuel Adebayor. Dengan tingginya yang mencapai 191cm, pria yang akrab dipanggil Sheyi ini menjadi teror bagi para pemain bertahan lawan. Prestasi terbaiknya adalah ketika ia mencetak 24 gol sepanjang musim 2007/08 yang membawa dirinya berada di urutan ketiga top skor Liga Primer.

Sosok Arsene Wenger menjadi dalang dari mencuatnya karir Adebayor saat itu. Pertama kali direkrut pada Januari 2006, Adebayor kerap menjadi penyelamat kubu Meriam London melalui gol-gol krusialnya. Salah satunya ketika mencetak gol kemenangan Arsenal atas United musim 2006/07.

Akan tetapi, pria yang sekarang memperkuat Istanbul Basaksehir ini mengaku membenci mantan manajernya tersebut. Kepada program televisi Turki Beyond the Game, Adebayor mengatakan kalau Pria asal Prancis tersebut adalah manajer yang palsu. Hal ini terkait kepindahannya ke Manchester City saat itu pada awal musim 2009/10.

“Saya mengadakan pertemuan dengan Wenger di kantornya dan dia mengatakan kepada saya kalau saya tidak punya masa depan lagi di Arsenal. Jadi saat itu saya sudah tidak punya pilihan lain selain bergabung ke Man City,” ujarnya seperti dilansir Sky Sports.

Ia menambahkan, “Keesokan harinya saya melihat dia melakukan konferensi pers di London dan mengatakan kalau saya pergi karena uang dan mulai saat itu kebencian saya kepada Arsenal muncul.”

Menariknya, Adebayor justru lebih menyukai sosok Jose Mourinho ketimbang manajer Arsenal tersebut. Baik Sheyi dan juga Mou sebelumnya pernah bekerja sama ketika keduanya menjalani karir di Real Madrid. Meski kebersamaan keduanya berlangsung singkat (enam bulan) tapi ia merasa kalau Mou adalah pribadi yang lebih jujur dibandingkan Wenger.

“Dia adalah salah satu manajer paling jujur yang pernah saya temui sepanjang karir saya. Yang lainnya hanyalah manajer palsu. Mourinho adalah manajer yang menginginkan kemenangan apapun caranya. Entah parkir bus, kereta atau pesawat sekalipun yang penting adalah memenangi pertandingan,” ujarnya menambahkan.

“Dia bisa tidak tidur selama seharian hanya untuk mempersiapkan satu pertandingan saja sementara Arsene lebih menyukai membawa anak-anak untuk dijadikan pemain besar layaknya seorang guru.”

Sosok Jose Mourinho memang menjadi penyelamat bagi karir Adebayor saat itu. Meski sukses di Manchester City pada musim pertamanya, namun karirnya terpinggirkan setelah Si Biru membeli Edin Dzeko dan Mario Balotelli yang membuat posisinya di tim perlahan tergusur. Beruntung, Mou saat itu mendatangkan Adebayor ke Real Madrid sebelum karirnya kembali naik bersama Tottenham Hotspur.

“Ketika saya gagal dalam peminjaman di Real Madrid, ia berkata pikirkanlah karirmu. Dan jika kamu punya kesempatan ke Spurs maka pergilah, cetak gol lalu buat dirimu nyaman ketika berada di atas lapangan. Ketika saya sudah bersama Tottenham, saya masih mendapat pesan darinya sebelum saya tidur. Sejak saat itu saya merasa kalau dia adalah orang yang baik,” ujarnya enam tahun lalu kepada Goal.

Tentunya kita semua sudah mengetahui kalau Adebayor berhasil membalaskan dendamnya kepada Arsenal ketika masih memperkuat Man City. Ketika keduanya bertemu pada Oktober 2009, ia mencetak gol dan melakukan perayaan dengan berlari sebelum akhirnya meluncur dengan lutut di depan pendukung Arsenal. Menurutnya, perayaan tersebut saat itu memang harus dilakukan untuk membalas rasa sakit hatinya.

“Yang ada dipikiran saya saat itu adalah saya seperti seorang tahanan yang baru saja keluar dari penjara. Seorang tahanan saat itu telah bebas,” ujarnya.

Sumber: Sky Sports, Marca, Football365, Goal