Foto: Twitter

Tidak sedikit dari suporter Manchester United yang mungkin bertanya, kenapa Jadon Sancho terlihat begitu susah untuk tampil bagus?

Itulah yang juga mungkin dipikirkan Ralf Rangnick. Namun, manajer sementara United tersebut masih lebih percaya kalau Jadon Sancho sebetulnya sedang berjuang keras. Meski si pemain pastinya merasakan betapa kerasnya tekanan di Inggris. Dan mungkin juga hal itu yang menyebabkan dirinya mengalami kesulitan.

Sancho sendiri hanya mencetak dua gol dan masih belum memberikan asis dalam 23 penampilannya untuk United. 14 laga yang dimainkannya dimulai sejak transfernya senilai 72,9 juta paun dari Borussia Dortmund pada Juli. Namun dari sana belum ada tanda-tanda dirinya memiliki pengaruh pada permainan Setan Merah.

Padahal United sudah mendambakan Sancho selama empat tahun sebelum kedatangannya. Tapi ia malah berjuang untuk tampil bagus, yang kebanyakan keluar dari bangku cadangan. Sancho bahkan ditarik keluar di laga melawan Wolves dua minggu lalu, dan kemungkinan tidak akan diturunkan saat United melawan Brentford pada Rabu malam.

Rangnick sendiri telah mengawasi Sancho saat ia masih menjadi direktur olahraga grup Red Bull. Ia menanalisa dan melihatnya dengan cermat selama di Jerman. Maka agaknya wajar mengapa ia sedikit keheranan melihat Sancho bermain buruk di United.

Menanggapi pertanyaan tentang keadaan Sancho ini, Rangnick secara tidak sengaja mengungkapkan pendapatnya. Dilansir dari MEN Sports, begini kurang lebih bunyi pendapat bekas manajer RB Leipzig tersebut tentang Sancho;

“Sulit untuk dikatakan. Saya pikir ini liga yang berbeda dan ini kompetisi yang berbeda. EPL lebih bersifat fisik, dan lebih banyak tekanan. Meskipun dia (Sancho) juga bermain untuk salah satu klub terbesar di Bundesliga Jerman yakni Dortmund. Tapi saya pikir secara total, EPL lebih bersifat fisik dan tingkat harapannya jauh lebih tinggi.”

“Ketika dia datang ke Borussia Dortmund sebagai pemain muda, dia baru berusia 18 tahun. Sekarang dia berusia 21 tahun, dan bermain untuk salah satu klub besar di dunia. Saya pikir itu juga ada hubungannya. Banyak hal berbeda (dari situasinya sebelum pindah ke United) yang mungkin berpengaruh pada permainannya.”

“Tetapi dalam latihan, setiap kali saya melihatnya berlatih, dia menunjukkan bahwa dia adalah salah satu pemain terbaik di sesi latihan. Tapi sekarang ini, perbedaannya adalah, dia sudah bukan lagi pemain berusia 18 tahun yang tidak dikenal. Tapi dia adalah pemain yang diharapkan bisa sukses dengan pengalamannya di Dortmund.”

Bagi Ralf Rangnick, pandangan semua orang tentang Jadon Sancho sudah berubah 180 derajat sejak kesuksesannya di Dortmund. Maka ketika semua orang melihatnya hari ini, yang mereka lihat bukanlah seperti pemain biasa. Melainkan pemain luar biasa yang diharapkan bisa tampil mengesankan dan membantu timnya meraih kesuksesan.

Tingkat ekspektasi semua orang terhadap Sancho sangatlah besar dan tinggi. Jadi jangan heran jika tekanan yang menopang pundak Sancho juga sangat besar dan tinggi. Namun ketika semuanya tidak sesuai, maka perasaan si pemain lah yang akhirnya jadi tumbal. Itulah yang jadi sebab mengapa Sancho terlihat kesulitan berada di United.

“Tingkat ekspektasi semua orang terhadap Sancho jauh lebih rendah di Dortmund. Itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan situasi di mana dia datang pada usia 21 tahun ke United. Dia datang ke klub seperti Manchester United dengan biaya transfer yang tinggi, maka tingkat ekspektasinya tinggi pula,” tambah Rangnick.

“Semua orang berharap banyak darinya bahwa dia akan melakukan yang terbaik. Secara psikologis, perasaan si pemain akan terpengaruh. Situasi menjadi terlalu emosional. Itu adalah hal yang lebih menantang daripada yang ada di Borussia Dortmund. Apalagi di sini (United), ada harapan bahwa dia (Sancho) adalah calon pemain terbaik selama 10 tahun ke depan.”

“Saya dapat memberikan panduan kepadanya. Semua orang di klub pun dapat membantunya dan menunjukkan kepadanya bahwa dia bakal ditemani melewati jalan terjal ini. Dia akan diberi semua bantuan yang diperlukan. Namuni pada akhirnya, semua akan terserah padanya dalam mengambil langkah selanjutnya. Bagi saya, ini sama sekali bukan masalah pada permainannya.”